Populer Internasional: Israel Kepergok Bangun Sabuk Militer di Gaza - AS Segera Bangun Pelabuhan
Populer internasional, di antaranya militer Israel keperok bangun sabuk militer di wilayah Gaza utara.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Militer Israel diduga membangun sabuk militer di Gaza utara.
Sementara itu, Amerika Serikat menuju Gaza untuk membuat pelabuhan terkait pengiriman bantuan.
Di Korea, 3 WNI dilaporkan tewas setelah kapal nelayan yang mereka tumpangi tenggelam.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Israel Kepergok Bangun Sabuk Militer di Gaza Utara, Dalih Untuk Mobilisasi Pertahanan
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membangun sebuah jalan baru sepanjang 6,5 kilometer dengan lebar 4 mil yang menjadi sabuk militer wilayah Gaza Utara.
Hal tersebut terungkap oleh analisis CNN International saat melakukan pemindaian citra satelit, dalam gambar tersebut terlihat jalan baru itu membentang dari wilayah perbatasan Gaza-Israel hingga Pantai Mediterania.
“Citra satelit yang diambil pada 6 Maret menunjukkan jalan kini membentang dari wilayah perbatasan Gaza-Israel sepanjang 6,5 kilometer, sekitar 2 kilometer mencakup jalan yang sudah ada. Sedangkan 4,5 kilometer sisanya merupakan jalan baru,” ujar sumber yang mengetahui masalah itu.
Temuan itu sontak memicu pertanyaan publik Banyak pihak menilai bahwa pembangunan jalan baru yang disebut dengan Koridor Netzarim sengaja dilakukan Israel untuk mempermudah tank-tank melakukan invasi dan serangan di utara Kota Gaza dan selatan, serta wilayah tengah Jalur Gaza.
Pembangunan Koridor Netzarim diklaim dapat menjadi sabuk militer Gaza, lantaran dapat menghalangi pengungsi Palestina untuk mencapai Gaza utara dan memperkuat pendudukan militer Tel Aviv menjelang rencana perluasan invasi darat di Rafah.
Baca juga: Mossad-IDF Tuding Hamas Hanya Peduli Kelangsungan Hidup Mereka, Bukan Penderitaan Warga Gaza
2. AS OTW Gaza Bangun Pelabuhan, Kapal Spanyol Bawa 200 Ton Makanan, Israel: Harus Lolos Pemeriksaan
Sebuah kapal militer AS telah berlayar menuju Timur Tengah, membawa peralatan untuk membangun dermaga atau pelabuhan sementara di lepas pantai Gaza.
Kapal pendukung, Jenderal Frank S Besson, berlayar dari pangkalan militer di negara bagian Virginia pada Sabtu (9/4/2024), seperti dilaporkan oleh BBC.
Hal ini terjadi setelah Presiden AS, Joe Biden mengatakan, AS akan membangun pelabuhan terapung untuk membantu mengirimkan bantuan ke Gaza melalui jalur laut.
PBB telah memperingatkan bahwa kelaparan di Jalur Gaza “hampir tidak bisa dihindari” dan anak-anak mati kelaparan.
Sementara, pengiriman bantuan melalui darat dan udara terbukti sulit dan berbahaya.
Program Pangan Dunia harus menghentikan pengiriman barang melalui jalur darat setelah konvoi mereka diserang tembakan dan penjarahan.
Dan pada Jumat (8/3/2024), terdapat laporan, lima orang tewas akibat jatuhnya paket bantuan, ketika parasutnya tidak dapat dibuka dengan benar.
Kapal AS berangkat "kurang dari 36 jam" setelah Biden menyampaikan pengumumannya, tulis Komando Pusat AS di X.
3. 3 WNI Tewas usai Kapal Nelayan yang Ditumpangi Tenggelam di Korsel, Identitas Korban Belum Diketahui
Sebuah kapal nelayan tenggelam di lepas pantai selatan Tongyeong, Korea Selatan pada Sabtu (9/3/2024).
Dikutip dari Yonhap News, kapal nelayan tersebut ditumpangi oleh sembilan anak buah kapal (ABK).
Adapun kapal nelayan tersebut terbalik pada Sabtu pagi waktu setempat di perairan yang berlokasi sejauh 68 kilometer di selatan pulau daerah Teonyeong, Provinsi Gyeongsang Selatan.
KBRI Seoul pun mengonfirmasi dari sembilan ABK tersebut, tujuh orang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dan sisanya adalah warga Korea Selatan.
"Pada 9 Maret, KBRI Seoul telah mendapat informasi dari pemerintah Korea Selatan terkait tenggelamnya kapal penangkap ikan "2 Haesinho" di perairan Korea akibat kedcelakaan. Dalam kapal tersebut, terdapat dua ABK Korea dan 7 ABK WNI," kata Wakil Duta Besar Korea Selatan, Zelda Wulan Kartika kepada Tribunnews.com, Minggu (10/3/2024).
Baca juga: 30 Rudal Hizbullah Hantam Posisi Baterai Artileri Israel di Dekat Pos Perbatasan Lebanon Selatan
4. Retorika Harris Indikasikan Netanyahu Kehilangan Dukungan AS, Ini Ketakutan Pejabat Israel
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris secara jelas mengisyaratkan semakin besarnya keretakan hubungan antara Pemerintahan Joe Biden dan pemerintahan Netanyahu.
Dalam wawancara, mengenai situasi di Gaza, Palestina, dengan CBS Sabtu kemarin, Harris membedakan antara rakyat Israel dan pemerintah Netanyahu.
"Penting untuk membedakan dan tidak menyamakan pemerintah Israel dengan rakyat Israel," kata Harris.
“Pekerjaan kita sebagai Amerika adalah melakukan apa yang harus kita lakukan, dan apa yang selalu kita lakukan, adalah membela keamanan Israel dan rakyatnya, dan juga melakukan apa yang telah kita lakukan secara tertutup dan di depan umum, memaksakan jalan yang lebih baik. maju dalam hal apa yang terjadi sekarang di Gaza," terang Harris.
(Tribunnews.com)