Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Pertama Ramadan di Gaza, Umat Muslim Dikepung Udara Dingin, Kelaparan, dan Penyakit

Umat Muslim di Gaza merayakan hari pertama Ramadan 2024 di tengah situasi memprihatinkan, udara dingin, kelaparan, hingga penyakit.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Hari Pertama Ramadan di Gaza, Umat Muslim Dikepung Udara Dingin, Kelaparan, dan Penyakit
Kolase Tribunnews/Tangkap Layar Twitter/X
Hari Pertama Ramadan di Gaza, Umat Muslim Dikepung Kelaparan, Penyakit, dan Udara Dingin. - Umat Muslim di Gaza merayakan hari pertama Ramadan 2024 di tengah situasi memprihatinkan, udara dingin, kelaparan, hingga penyakit. 

TRIBUNNEWS.COM - Umat Muslim di Gaza merayakan hari pertama Ramadan 2024 di tengah situasi memprihatinkan, udara dingin, kelaparan, hingga penyakit.

Bulan suci Ramadan, waktu di mana penganut agama Islam menjalankan ibadah puasa selama 30 hari, pun dilalui warga Palestina yang dilanda perang.

Di Rafah, puluhan warga Palestina melaksanakan salat Tarawih pertama di reruntuhan masjid yang hancur oleh serangan udara Israel beberapa hari yang lalu.

Hampir setiap waktu, warga Gaza terbangun karena pemboman.

"Awal Ramadan sangat menyedihkan dan diselimuti kegelapan, dengan bau darah di mana-mana," kata seorang penungsi Palestina, Awni al-Kayyal (50), dikutip dari Al Arabiya.

"Pendudukan (Israel) tidak ingin kita merayakan sukacita selama Ramadan. Kami tidak punya makanan untuk berbuka puasa," lanjutnya.

Pertempuran berkecamuk di seluruh Gaza bahkan ketka Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata selama Ramadan, yang dimaksudkan untuk merayakan "perdamaian, rekonsiliasi, dan solidaritas".

Berita Rekomendasi

"Namun, meski Ramadan telah dimulai, pembunuhan, pemboman, dan pertumpahan darah terus berlanjut di Gaza," ucapnya.

Di tengah situasi perang, warga Gaza menuturkan bahwa barang-barang yang ada, dijual dengan harga selangit.

Bantuan makanan yang sangat dinantikan

Banyak warga Palestina yang tidak tahu lagi di mana bisa mendapatkan makanan.

Baca juga: Hari Pertama Bulan Ramadhan, 67 Warga Gaza Tewas akibat Serangan Israel

Beberapa negara mengirimkan bantuan melalui udara ke Gaza utara pada hari Senin (11/3/2024).

Namun, menurut Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammed Shtayyeh bantuan dapat disalurkan dengan lebih efisien melalui perbatasan darat.

Pekerja kemanusiaan juga menyampaikan komentar serupa.

Menurut PBB dan kelompokl bantuan, hanya sebagian kecil dari pasokan yang sangat dibutuhkan 2,4 juta warga Gaza, yang diizinkan masuk sejak Israel-Hamas bertempur pada 7 Oktober 2023.

Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 warga di Tel Aviv, sebagian besar merupakan warga sipil, lapor Al Jazeera.

Para militan juga menyandera sekitar 250 orang, puluhan di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.

Israel meyakini 99 sandera yang masih berada di Gaza masih hidup dan 31 orang tewas.

Sedangkan pemboman balasan dan serangan darat Israel telah menewaskan 31.112 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza, dikutip The Guardian.

Dikatakan setidaknya 67 orang tewas dalam 24 jam sebelumnya.

Kantor media pemerintah Hamas mengatakan secara terpisah bahwa lebih dari 40 serangan udara menargetkan rumah-rumah di kota Khan Younis di selatan Gaza, Kota Gaza di utara, dan daerah lainnya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas