Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Houthi Menguji Rudal Hipersonik Berkecepatan 10.000 Km/Jam, Bisa Bikin Iron Dome Israel Kecolongan

Rudal Houthi diklaim mempunyai kemampuan destruktif yang besar dan mampu melesat hingga 10.000 km per jam.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Houthi Menguji Rudal Hipersonik Berkecepatan 10.000 Km/Jam, Bisa Bikin Iron Dome Israel Kecolongan
Sky News
Rudal balistik Houthi dipamerkan ke publik di sebuah acara parade militer. Houthi disebut menguji coba rudal hipersonik baru-baru ini. 

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman dilaporkan melakukan uji coba rudal hipersonik.

Rudal itu dikabarkan mempunyai kemampuan destruktif yang besar dan mampu melesat hingga 10.000 km per jam.

Seorang narasumber militer menyebut Houthi akan memasukkan rudal itu ke dalam daftar senjata militernya.

“Pasukan rudal Houthi berhasil menguji coba rudal yang bisa mencapai kecepatan Mach 8 [10.000/jam atau 6.200 mil/jam] dan ditenagai oleh bahan bakar padat,” kata narasumber itu kepada Sputnik News.

“Yaman berencana untuk mulai memproduksinya untuk melancarkan serangan di Laut Merah dan laut Arab serta Teluk Aden, dan serangan terhadap target di Israel,” katanya menambahkan.

Sementara itu, di tengah uji coba rudal tersebut, angkatan bersenjata di Yaman utara memutakhirkan rudal dan pesawat nirawak.

Hulu ledak dimodifikasi sehingga kekuatan destruktifnya menjadi dua kali lipat. Modifikasiitu dilakukan setelah ada uji coba yang berlangsung selama tiga bulan.

BERITA REKOMENDASI

Pada hari Kamis pekan lalu pemimpin Houthi yang bernama Abdul Malik Al-Houthi juga sudah menyinggung upaya kelompok militan itu untuk memproduksi rudal hipersonik.

“Lawan, kawan, dan rakyat kita akan melihat tingkat pencapaian dari kepentingan strategis yang akan menempatkan negara kita, dalam hal kemampuan, di antara sedikit negara di dunia ini,” ujar Al-Houthi.

Bisa ditangkis Iron Dome?

Laporan uji coba rudal hipersonik Houthi itu bisa menjadi kabar buruk bagi Israel.

Baca juga: Houthi Berhasil Uji Coba Rudal Hipersonic, Mampu Capai Target di Israel dalam 10 Menit

Pada bulan November 2022 The Jerusalem Post mengabarkan bahwa Israel dan Amerika Serikat (AS) tengah bekerja sama untuk melawan ancaman rudal hipersonik.

Israel sudah dirisaukan oleh rudal hipersonik di kawasan Timur Tengah jauh sebelum Iran mengumumkan sudah mengembangkan rudal semacam itu.

“Rudal hipersonik belum menjadi ancaman di kawasan ini, tetapi rudal itu menjadi perhatian besar,” kata pejabat senior di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada bulan September 2022.

Menurut pejabat itu, Israel bekerja sama dengan AS untuk melawan potensi ancaman tersebut.

Israel dan AS telah menandatangani perjanjian yang isinya AS akan membantu Israel dengan pertahanan rudal saat perang.

Di samping itu, keduanya sudah menggelar latihan pertahanan udara bersama dalam beberapa tahun belakangan.

Israel memiliki beberapa sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome, Arrow 2, Arrow 3, David’s Sling, dan Iron Beam Laser yang masih dalam pengembangan.

Namun, menurut Jerusalem Post, Israel tidak memiliki satu pun sistem pertahanan yang bisa menangkis rudal hipersonik.

Oleh karena itu, Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) pada tahun 2023 mengajukan dana sebesar $225 untuk pertahanan rudal.

Setahun sebelumnya MDA juga sudah dikabarkan mengembangkan rudal penangkis yang akan mencegat rudal hipersonik dengan rudal hipersonik lainnya yang bernama Glide Phase Interceptor
(GPI)

MDA turut mengembangkan space-based system yang akan menangkis rudal yang sudah dilacak, seperti rudal hipersonik.

Baca juga: Houthi Tepati Janji Saat Ramadan, Kapal Perang AS USS Laboon Dihantam Rudal Balistik Jarak Jauh

Rudal hipersonik bisa menjadi ancaman besar bagi Israel lantaran rudal itu terbang lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara.

Di samping itu, rudal hipersonik memiliki berbagai jalur terbang yang rumit sehingga susah ditangkis.

Houthi pamerkan pencapaian militer

Beberapa hari lalu Al-Houthi memperingatkan Israel dan sekutunya perihal kemampuan militer Houthi.

Dia menyebut ada perubahan penting dan luar biasa dalam hal kemampuan Houthi.

Kemampuan Houthi saat ini disebut bisa untuk melancarkan operasi yang mengejutkan musuhnya.

Dalam pidatonya pada Kamis (7/3/2024), Al-Houthi mengungkap perkembangan situasi di Yaman, Palestina, dan kawasan Timur Tengah.

Dia memperingatkan Israel, Amerika Serikat (AS), Inggris, serta negara lainnya bahwa sesuatu yang lebih besar akan tiba.

Kemudian, dia meminta negara-negara yang dianggap sebagai musuh itu untuk menghentikan agresi, mengakhiri pengepungan, dan menyudahi genosida di Gaza.

“Apa yang akan tiba lebih besar dan ada tanda-tanda besar. Kita mencocokkan tindakan dengan perkataan,” kata Al-Houthi dikutip dari kantor berita SABA.

Di samping itu, dia menyampaikan bahwa jumlah rudal yang ditembakkan selama operasi angkatan laut dan yang diluncurkan ke Israel dalam 5 bulan terakhir lebih banyak daripada yang ditembakkan ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab selama 8 tahun.

Baca juga: Tembak Anak Laki-laki yang Sedang Pegang Kembang Api, Tentara Israel Malah Dapat Pujian dari Menteri

Kata dia, jumlah operasi militer yang dilakukan Houthi sejak perang Israel-Hamas meletus hingga hari ini mencapai 96.

Adapun sebanyak 403 rudal balistik dan rudal bersayap serta pesawat tanpa awak telah diluncurkan untuk mendukung operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan Hamas.

Menurutnya, sudah ada 61 kapal yang ditargetkan oleh kelompok militan asal Yaman itu.

Al-Houthi berujar ada pencapaian Houthi di bidang teknis dan strategi yang bahkan diakui oleh AS.

Dia mengklaim berbagai kesulitan seperti dalam operasi itu, misalnya kamuflase kapal dan penyesatan informasi, bisa diatasi oleh Houthi.

Kata dia, menemukan kapal yang menjadi target dan menyerangnya dengan rudal secara akurat adalah suatu pencapaian.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas