Perluas Serangan ke Samudra Hindia, Houthi Targetkan Kapal di Wilayah yang Tak Diperkirakan Israel
Houthi mengaku akan menargetkan kapal-kapal terafiliasi dengan Israel di Samudra Hindia.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman mengaku akan memperluas operasi militernya hingga ke Samudra Hindia guna melawan Israel dan sekutunya.
Pemimpin Houthi yang bernama Al-Sayeed Abdul-Malik Badr Al-Din Al-Houthi menyebut pihaknya akan menargetkan kapal-kapal terafiliasi dengan Israel di Samudra Hindia.
Kapal-kapal Israel yang mengarah ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan akan dicegat oleh Houthi.
Al-Houthi pada hari Kamis, (14/3/2024), mengatakan kelompoknya akan memperluas operasi hingga ke wilayah yang tidak pernah diperkirakan oleh Israel dan sekutunya.
“Kami bergerak dengan rahmat Allah untuk mencegah pelayaran kapal-kapal terafiliasi dengan Israel, bahkan melintasi Samudra Hindia dan dari Afrika Selatan ke Tanjung Harapan,” ujar Al-Houthi dikutip dari SABA.
Dia mengatakan tidak ada pilihan lain bagi dua sekutu Israel, Amerika dan Inggris, kecuali menghentikan agresi dan bencana kelaparan di Gaza.
Houthi mulai menargetkan kapal Israel dan kapal yang terkait dengan Israel setelah perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Kelompok militan itu mengatakan serangan tersebut adalah bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Gaza.
Menurut Al-Houthi, sudah ada 34 personel angkatan bersenjata Yaman yang tewas sejak serangan terhadap kapal-kapal Israel dimulai.
Dia menyebut sudah ada 73 kapal yang ditargetkan dalam operasi di Laut Merah itu.
Kemudian, kata dia, jarang ada kapal terafiliasi Israel yang melewati Selat Bab Al-Mandab.
Baca juga: Israel Kembali Bantai Warga Gaza Saat Sedang Menunggu Bantuan di Bundaran Kuwait
“Pekan ini operasi dukungan meliputi 12 operasi yang menargetkan kapal dan tongkang, dilakukan dengan total 58 rudal balistik dan rudal penjejah serta pesawat nirawak di Laut Merah, Laut Merah, dan Teluk Aden,” kata Al-Houthi dikutip dari Mehr News.
“Operasi kita saat ini telah mencapai jangkauan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tiga operasi yang mencapai Samudra Hindia, dengan rahmat Allah. Total kapal dan tongkang yang ditargetkan mencapai 73,” ujarnya menambahkan.
Houthi menegaskan operasi serangan terhadap kapal-kapal terafiliasi Israel akan terus dilakukan hingga perang di Gaza disudahi.
Adapun AS dan Inggris pada bulan Januari lalu mulai membalas Houthi dengan cara melancarkan serangan ke Yaman.
Al-Houthi mengklaim dua sekutu dekat Israel sudah menerima “pukulan menyakitkan” dari militernya sebagai pembalasan.
“Agresi AS-Inggris tidak akan mempengaruhi peningkatan operasi kita dalam hal jangkauan, momentum, akurasi, dan kekutan,” ucap Al-Houthi.
“Satu-satunya yang bisa menghentikan operasi laut militer Yaman ialah penghentian agresi dan pengepungan di Gaza.”
Dia menyebut sifat keras kepala AS hanya akan memperbesar konflik, perang, dan ketegangan saat ini.
Kemudian, dia berujar militer Yaman akan melanjutkan dan memperluas operasi ke area dan lokasi yang bahkan tidak diperkirakan oleh musuh.
Menurut Houthi, AS dan pihak yang menarik AS ke dalam militerisasi Laut Merah adalah sosok yang mengganggu pelayaran internasional.
“Demi langkah penting, lanjutan, dan signifikan ini, kita mulai menjalankan operasi terkait dengan itu di Samudra Hindia dan dari Afrika Selatan ke arah Tanjung Harapan,” kata Al-Houthi.
Baca juga: Tentara Israel Bantah Tembaki Kerumunan Warga Gaza yang Menunggu Bantuan
Al-Houthi mengatakan hati nurani dan agama yang dianut rakyat Yaman melarang mereka untuk bungkam saja melihat penindasan warga Palestina oleh Israel.
Dia meminta jutaan warga Yaman untuk berdemonstrasi di alun-alun pada hari Jumat pekan ini.
Selain itu, dia menyindir bantuan AS untuk warga Gaza yang disalurkan dengan cara dijatuhkan dari udara.
“Sebagai ganti bantuan terbatas yang dijatuhkan oleh AS dari udara dengan cara yang durhaka dan tak bermartabat, mereka menyediakan banyak sekali bom untuk membantai warga Gaza.”
(Tribunnews/Febri)