Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Warga Israel Mendemo Netanyahu, Minta Wajibkan Yahudi Ultra-Ortodoks Ikut Perang di Gaza

Ribuan warga Israel menuntut PM Netanyahu agar mewajibkan kelompok Yahudi Ultra Ortodoks di negara itu ikut turun ke medan perang.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ribuan Warga Israel Mendemo Netanyahu, Minta Wajibkan Yahudi Ultra-Ortodoks Ikut Perang di Gaza
Anadolu Agency
Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks di Kota Yerusalem. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Sekitar 10.000 warga Israel menggelar demo besar-besaran, memprotes Perdana Menteri Netanyahu Benyamin yang mengistimewakan kaum Yahudi Ultra Ortodoks tidak ikut wajib militer.

Mereka menuntut agar Netanyahu juga mewajibkan kelompok Yahudi Ultra Ortodoks di negara itu ikut turun ke medan perang.

Aksi demo digelar di sepanjang jalanan kota Tel Aviv. Mereka mengekspresikan kekecewaan atas sikap Netanyahu yang tak bisa berlaku adil, lantaran tak kunjung mewajibkan pria Yahudi ultra-Ortodoks berperang di Jalur Gaza.

“Kami menuntut koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar pria Yahudi ultra-Ortodoks dimasukkan ke dalam militer,” kata salah satu pengunjuk rasa, dikutip dari Reuters.

“Membawa mereka kembali secepat mungkin akan menjadi satu-satunya gambaran kemenangan dari perang terkutuk ini,” teriak seorang wanita melalui pengeras suara.

Pengecualian itu diketahui sudah lama menjadi sumber perselisihan yang muncul, lantaran sikap istimewah ini memicu terjadinya kesenjangan sosial dimana warga Israel biasa harus ikut mobilisasi perang di Gaza sementara lompok Yahudi ultra-ortodoks tidak.

BERITA REKOMENDASI

Alasan ini yang membuat warga geram, mereka menilai pemerintah harus bisa berlaku adil karena dinas militer merupakan beban yang harus ditanggung bersama oleh seluruh masyarakat Israel.

Belakangan ini posisi Israel di Gaza semakin terdesak, usai mencuatnya isu yang menyebut 582 tentara IDF gugur dalam medan pertempuran.

Sementara 30.000 pasukan lainnya dinyatakan gangguan mental akibat perang.

Baca juga: Dikawal Polisi Israel, Ratusan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa di Hari Pertama Ramadhan

Dugaan ini juga diperkuat dengan pernyataan IDF yang berulang kali menekankan mereka memerlukan sumber daya tertentu, termasuk jumlah tentara yang jauh lebih besar untuk menghadapi serangan Hamas di Gaza.

Netanyahu sendiri hingga kini masih bungkam terhadap munculnya isu krisis pasukan di Gaza, meski begitu sejumlah pihak berspekulasi bahwa Israel kini tengah mengalami krisis pasukan yang semakin parah,

Yahudi Ultra-Ortodoks Ancam Tinggalkan Israel Jika Dipaksa Wajib Militer

Merespon ramainya desakan wajib militer yang dilontarkan masyarakat Israel dans ejumlah pejabat Tel Aviv, Kepala Yahudi ultra-Ortodoks, Rabi Sephardic Israel Yitzhak Yosef dan para pengikut mengancam akan meninggalkan negara itu jika mereka dipaksa masuk militer, lapor media lokal.

Baca juga: Rabi Yahudi Serukan Umatnya Pindah Negara Jika Dipaksa Wajib Militer, Israel Terancam Guncang

“Jika mereka memaksa kami untuk bergabung dengan militer, kami semua akan terbang ke luar negeri, membeli tiket, dan pergi,” ungkap kepala rabi Yahudi Sephardic, dikutip dari Anadolu.

“Mereka (orang Israel yang sekuler) harus memahami bahwa tanpa Taurat, tanpa kollels dan yeshivas (perguruan tinggi Yahudi untuk penelitian Talmud), militer [Israel] tidak akan sukses,” tambah Sephardic.

Baca juga: Para Pengunjuk Rasa Boikot Pertemuan untuk Menjual Tanah Palestina kepada Orang-orang Yahudi di AS

Sejak 2018, Mahkamah Agung Israel menangguhkan aturan agar warga ultra-ortodoks un tidak ikut wajib militer. Ini karena Ultra-ortodoks merupakan warga kelas agamawan Israel yang difokuskan khusus urusan agama.

Sehingga kaum Yahudi Ultra-Ortodoks mengklaim hak mereka hanya untuk belajar di pendidikan khusus agama bukan untuk bertugas di militer atau menjadi pegawai negeri sipil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas