Ukraina Kewalahan, Rusia Telah Jatuhkan 3.500 Bom 'Pengubah Permainan' Sejak Awal Tahun
Sejak awal 2024 menurut hitungannya 77 hari terakhir, sebanyak 3.500 bom dari udara tersebut dijatuhkan dari pesawat tempur Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ukraina mengakui sangat kewalahan dengan serangan masif yang dilakukan oleh Rusia sejak awal 2024 ini.
Tak heran bila sejumlah lokasi, bahkan kota strategis pun akhirnya mampu direbut oleh pasukan Vladimir Putin.
Deputi Menteri Pertahanan Ukraina Ivan Gavrilyuk mengatakan, Rusia telah menjatuhkan ribuan bom berdaya ledak tinggi FAB-1500 saat menyerang tentara Ukraina.
Baca juga: Putin Diklaim Unggul 88 Persen di Pilpres Rusia 2024, Zelensky: Ia Terobsesi dengan Kekuasaan
Jumlahnya tak main-main, sejak awal 2024 menurut hitungannya 77 hari terakhir, sebanyak 3.500 bom dari udara tersebut dijatuhkan dari pesawat tempur Rusia.
Dikutip dari Strana, Gavrilyuk mengatakan, dari jumlah tersebut berarti rata-rata sekitar 45 bom per hari dan 16 kali lebih banyak dibandingkan tahun 2023.
”Kita berbicara tentang FAB-1500 ,"senjata satu setengah ton, setengahnya terdiri dari bahan peledak berdaya ledak tinggi. Senjata ini dijatuhkan dari atas oleh pesawat tempur dari jarak sekitar 60-70 kilometer, di luar jangkauan banyak orang dan sistem pertahanan udara Ukraina."
Senjata tersebut, jelasnya, sangat mendukung Rusia yang sedang melakukan taktik bumi hangus dalam merebut wilayah tertentu.
FAB-1500 mampu menghancurkan gedung hingga rata dengan tanah dengan sistem bom udara yang bisa dikendalikan.
"Angkatan Darat Rusia memiliki banyak FAB, oleh karena itu, meskipun ada masalah dengan akurasi, di mana pun amunisi tersebut mengenai, ia dapat menghancurkan objek tersebut sepenuhnya," kata Gavrilyuk.
Rusia sendiri mengakui bahwa penggunaan bom tersebut memang membantu mempercepat penguasaan daerah tertentu. Salah satunya adalah Kota Avdiivka yang mampu ditaklukkan dalam 4 bulan peperangan.
Baca juga: Ukraina Luncurkan 35 Drone ke Wilayah Rusia, Moskow Tuding Kyiv Sabotase Pemilu
Namun, dalam sebuah artikelnya, Russia Today mengatakan bahwa senjata yang digunakan Rusia untuk membumihanguskan Avdiivka bukan hanya FAB-1500 yang memiliki berat 1,5 ton, tapi FAB-500.
FAB-500 merupakan pengembangan dari FAB-1500 dan memiliki berat seperlima dari pendahulunya sehingga mampu dibawa oleh pesawat pengangkutnya, jet SU-34 atau SU-35 dengan lebih leluasa.
Bom udara FAB-500 dengan daya ledak tinggi seberat 300 kilogram.
Sistem UMPC juga telah digunakan pada bom gravitasi udara Soviet lama lainnya seperti FAB-1500 – senjata berbobot 1,5 ton, yang hampir setengahnya terdiri dari bahan peledak tinggi – untuk mengubahnya menjadi amunisi luncur yang sangat destruktif dan efektif.
Bedanya, FAB-500 ini bisa dikendalikan dan meluncur hingga jarak 80 kilometer.
Bahkan media Barat pun memuji bahwa bom jenis ini menjadi 'pengubah permainan' dalam palagan di Avdiivka. Senjata ini dianggap terbukti secara dramatis efektif menghancurkan lawan.
Para ahli Barat media seperti Washington Post dan CNN menyebutkan, karena FAB-500 pasukan Kiev tidak dapat bertahan secara efektif melawan amunisi semacam itu.
Dmitry Lykhoviy, juru bicara militer Ukraina kepada Washinton Post menyebutkan kedahsyatan bom ini.
Bila mengarah pada satu rumah, maka jangan harap orang yang ada di dalam rumah tersebut selamat, karena semuanya akan hancur, baik pondasinya sekalipun.
Dengan kemampuan mereka untuk menempuh jarak jauh dengan akurat, bom yang dipasang di UMPC dapat ditembakkan dari jet Rusia jauh di luar jangkauan efektif sistem pertahanan udara Kiev yang ada, sehingga pasukan Ukraina tidak dapat bertahan melawan mereka.
“Bom-bom ini benar-benar menghancurkan posisi apapun. Semua bangunan dan struktur akan berubah menjadi lubang setelah kedatangan satu orang saja,” kenang salah satu pejuang brigade penyerangan Ukraina yang beroperasi di dekat kota benteng Avdiivka, yang direbut oleh pasukan Rusia bulan lalu.