4 Terdakwa Serangan Teror di Moskow Babak Belur saat Muncul di Pengadilan
4 terduga pelaku teror di konser musik Moskow, diduga disiksa saat diinterogasi petugas.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Empat pria yang diduga melakukan penembakan di sebuah konser di luar ibu kota Rusia, Moskow, kini telah didakwa melakukan terorisme.
Keempat pria tersebut muncul di ruang sidang dengan wajah babak belur, dilansir Aljazeera.
Tuduhan tersebut muncul pada Minggu (24/3/2024) malam ketika Rusia menurunkan bendera setengah tiang sebagai hari berkabung atas serangan paling mematikan di negara itu selama dua dekade.
Setidaknya 137 orang, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh ISIS itu.
182 orang lainnya terluka.
Pejabat kesehatan mengatakan sekitar 40 di antaranya berada dalam kondisi kritis atau sangat kritis.
Pengadilan Distrik Basmanny Moskow mengidentifikasi empat tersangka di balik serangan itu.
Mereka adalah Dalerdzhon Mirzoyev (32), Saidakrami Rachabalizoda (30), Syamsidin Fariduni (25) dan Mukhammadsobir Faizov (19).
Empat pria itu, yang semuanya warga negara Tajikistan, didakwa melakukan serangan teroris kelompok yang mengakibatkan kematian orang lain.
Pelanggaran tersebut diancam dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Mereka semua diperintahkan ditahan sebelum persidangan hingga 22 Mei.
Kantor berita Associated Press, mengutip pejabat pengadilan, mengatakan Mirzoyev dan Rachabalizoda mengaku bersalah atas serangan itu setelah didakwa.
Baca juga: Takut Jadi Target Berikutnya, Prancis Siaga Tinggi usai Serangan Teror di Moskow
Media Rusia melaporkan bahwa orang-orang tersebut disiksa oleh petugas keamanan selama interogasi.
Video interogasi para tersangka beredar di media sosial.
Di pengadilan, Mirzoyev, Rachabalizoda dan Fariduni menunjukkan tanda-tanda memar parah, termasuk wajah yang bengkak.
Sementara Faizov dibawa ke pengadilan dari rumah sakit dengan menggunakan kursi roda dan duduk dengan mata tertutup selama persidangan.
Faizov dikawal oleh petugas medis saat berada di pengadilan.
Ia mengenakan baju rumah sakit dan celana panjang dan terlihat dengan banyak luka.
Telinga Rachabalizoda juga diperban dengan ketat.
Media Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa salah satu tersangka dipotong telinganya selama interogasi.
Presiden Vladimir Putin, yang berjanji akan menghukum mereka yang berada di balik serangan tersebut, mengatakan keempat pria tersebut ditangkap ketika mencoba melarikan diri ke Ukraina.
Ukraina dengan tegas membantah berhubungan dengan serangan tersebut.
Sementara itu Putin tidak membuat pernyataan publik mengenai klaim tanggung jawab ISIS.
Ia mengatakan tujuh orang lainnya juga telah ditahan.
Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Rusia akan mengejar siapapun yang berada di balik penembakan mematikan itu, dari mana pun mereka berasal dan siapa pun mereka.
Dalam rekaman video yang dipublikasikan oleh media Rusia dan saluran Telegram yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, salah satu tersangka mengatakan dia ditawari uang untuk melakukan penyerangan di Balai Kota Crocus.
Baca juga: Islam Khalilov, Bocah 15 Tahun yang Selamatkan 100 Orang dari Penembakan Massal di Moskow
“Saya menembak orang,” kata salah satu pelaku, dengan tangan terikat dan rambutnya dijambak oleh seorang interogator.
Ketika ditanya alasannya, dia menjawab: “Demi uang.”
Pria tersebut mengatakan bahwa dia dijanjikan setengah juta rubel untuk aksinya itu.
ISIS mengatakan melalui Telegram bahwa serangan itu dilakukan oleh empat pejuangnya yang bersenjatakan senapan mesin, pistol, pisau, dan bom api.
Gedung Putih mengatakan pemerintah Amerika Serikat berbagi informasi dengan Rusia awal bulan ini mengenai rencana serangan di Moskow.
AS mengeluarkan peringatan publik kepada warga Amerika di Rusia pada tanggal 7 Maret.
Dikatakan bahwa ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut.
Para pejabat Rusia mengecam komentar publik AS mengenai serangan tersebut.
Mereka mengatakan bahwa penyelidik Rusia harus diizinkan untuk membuat temuan mereka sendiri.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)