Sambangi Akademi Militer Elit Korut, Kim Jong-un Kasih Kode: Waktunya Mempersiapkan Perang
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan, Republik Demokratik Rakyat Korea harus siap berperang dan memenangkan perang dengan negara manapun.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan, Republik Demokratik Rakyat Korea harus siap berperang dan memenangkan perang.
“Sekarang adalah waktunya untuk lebih bersiap menghadapi perang dibandingkan sebelumnya,” kata Kim Jong-un kepada para mahasiswa dan staf akamdemi militer elit Korea Utara saat melakukan tur di fasilitas tersebut pada hari Rabu, 10 April 2024.
Kantor berita Korea Utara KCNA hari Kamis melaporkan, Kim Jong-un mengunjungi Akademi Militer dan Politik di Pyongyang yang dinamai dengan nama ayahnya, Kim Jong-Il.
Akademi militer elit ini didirikan pada tahun 2020 untuk mendidik perwira militer paling menjanjikan.
“DPRK harus lebih tegas dan sempurna dalam mempersiapkan perang yang sebenarnya – yang harus dimenangkan tanpa gagal – dan bukan hanya kemungkinan perang,” tambahnya.
Kim mencatat situasi militer dan politik yang tidak stabil di lingkungan Korea Utara dan menggambarkan situasi internasional sebagai “yang semakin memburuk karena meningkatnya kekerasan dan konflik bersenjata.”
Foto-foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan Kim dan para pejabat militer sedang memeriksa “ruang belajar operasi,” yang menampilkan model skala ibu kota Korea Selatan, Seoul, dan peta semenanjung Korea yang menandai lokasi pasukan AS.
“DPRK akan melancarkan serangan mematikan kepada musuh tanpa ragu-ragu dengan memobilisasi segala cara yang mereka miliki jika AS dan Korea Selatan memilih melakukan konfrontasi militer,” tegasnya.
Baca juga: Kim Jong Un Nyalakan Alarm Perang, Minta Tentara Muda Korea Utara Bersiap Hadapi Musuh
"Kita akan mengalahkan musuh dengan “superioritas ideologis, mental, militan, moral dan taktis,” kata Kim.
Kunjungan Kim Jong-un ke fasilitas tersebut bertepatan dengan pemilihan parlemen di Korea Selatan, yang menyaksikan kekalahan telak dari koalisi yang berkuasa.
Perdana Menteri Han Duck-soo dan beberapa pembantu utama Presiden Yoon Suk Yeol telah mengundurkan diri setelah pemungutan suara tersebut, begitu pula Han Dong-hoon, pemimpin Partai Kekuatan Rakyat.
Baca juga: Kim Jong Un Pamer Uji Rudal Balistik Korea Utara yang Sulit Dilacak
Hasil awal menunjukkan Partai Demokrat yang dipimpin Lee Jae-myung dan mitra koalisinya memenangkan total 175 kursi di Majelis Nasional yang beranggotakan 300 orang.
Semenanjung Korea telah terpecah antara DPRK dan Republik Korea yang didukung AS sejak gencatan senjata tahun 1953 mengakhiri fase pertempuran Perang Korea.
Namun tidak ada perjanjian damai yang pernah ditandatangani. Hampir 30.000 tentara AS masih berpangkalan di Korea Selatan.