Duduk Perkara Iran Serang Israel: Motif, Target, hingga Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?
Apa motif dan target Iran serang Israel? Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah serangan balas dendam ini?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.com - Iran benar-benar melakukan serangan balas dendam terhadap Israel, Sabtu (13/4/2024) dan Minggu (14/4/2024) dini hari.
Iran melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Israel, dua minggu setelah dugaan serangan rezim Benjamin Netanyahu terhadap konsulatnya di Suriah.
Serangan yang dilancarkan pada Sabtu dan Minggu menandakan serangan pertama yang dilakukan Iran secara langsung dari tanah mereka, terhadap Israel.
Dilansir AlJazeera, Iran menyebut serangan itu sebagai Operasi Janji Sejati.
Apa motif Iran menyerang Israel?
Serangan Iran tersebut merupakan pembalasan atas dugaan serangan Israel di Damaskus pada 1 April 2024 lalu.
Sebanyak 13 orang tewas dalam serangan itu, termasuk dua Jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
"Tampaknya para pemimpin Iran bertekad untuk mengambil tindakan," kata seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional di Washington DC.
"Hal ini menunjukkan ada pertimbangan kebanggan dan prestise yang terpisah dari strategi dan rencana taktis yang mungkin mengindikasikan era yang lebih berbahaya daripada yang kita duga," urainya.
Di hari saat Iran melancarkan serangan pertama, Teheran mengumumkan Angkatan Bersenjata negara tersebut telah menyita sebuah kapal kontainer yang berhubungan dengan Israel di dekat Selat Hormuz.
Target Iran
Iran memulai serangan pertamanya pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 GMT, yang kemudian berlangsung selama sekitar lima jam, menurut para pejabat Amerika Serikat (AS).
Selama serangan tersebut, Iran menargetkan seluruh kota di Israel, termasuk Tel Aviv.
Baca juga: Jarak Iran ke Israel Setara Inggris ke Ukraina, Rudal Terbang Lewati Dua Negara
Serangan juga terjadi di Yerusalem, dan sirene serangan udara terdengar di lebih dari 720 lokasi saat pasukan Israel berusaha menembak jatuh proyektil dari Iran.
Israel sendiri telah memerintahkan warga di Dataran Tinggi Golan bagian utara - dekat perbatasan Suriah dan Lebanon - dan di kota-kota selatan Nevatim, Dimona, serta Eliat, untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan.
Sebagai informasi, Nevatim adalah lokasi pangkalan udara Israel, sedangkan Dimona memiliki reaktor nuklir di pinggirannya.
Lalu, Eliat adalah pelabutan Laut Merah di selatan Israel, yang mengalami penurunan tajam dalam operasinya karena serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal yang melewati jalur tersebut.
Kepala Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan serangan Iran melibatkan lebih dari 120 balistik, 170 drone, dan lebih dari 30 rudal jelajah, dikutip dari The Associated Press.
Militer Israel juga menyebut sebagian besar proyektil itu dicegat di luar perbatasan negaranya, dengan bantuan dari AS, Inggris, dan Prancis.
Sementara itu, Yordania juga menembak jatuh beberapa rudal yang ditujukan Iran ke Israel saat terbang melalui wilayah udara Yordania.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Jurnalis AlJazeera, Rory Challands, dari wilayah pendudukan Yerusalem Timur, melaporkan bahwa, "Para analis selama beberapa jam terakhir mengatakan serangan Iran tampaknya telah diperhitungkan secara hati-hati untuk menegaskan balas dendam mereka, tapi tidak menimbulkan kerusakan sehingga meningkatkan situasi menjadi konflik yang lebih luas."
"Kabinet perang Israel telah diberi wewenang untuk menanggapi Iran menggunakan cara tertentu," imbuh dia.
Menurut editor diplomatik AlJazeera, James Bays, AS tampaknya telah "menjalin beberapa komunikasi dengan Iran sebelum serangan terjadi. Beberapa di antaranya mungkin telah menggambarkan (situasi serangan) sampai taraf tertentu."
Baca juga: Ucapan Selamat Hizbullah untuk Iran, Revolusi Baku Tembak Jadi Hujan Rudal ke Tanah Israel
"Pemerintahan Joe Biden pada akhirnya memiliki banyak alat karena AS adalah pemasok utama dana dan senjata ke Israel."
"Biden sampai saat ini belum mengambil tindakan yang tegas terkait perang di Gaza, namun ingat apa yang akan dipertaruhkan di sini (perang antara Iran dan Israel)."
"Karena, jika perang antara Iran dan Israel terjadi habis-habisan, akan menimbulkan kekacauan di kawasan ini, dan merembet hingga ke luar Timur Tengah," terang Bays.
"Amerika memuji Israel, tetapi di balik layar, saya yakin pemerintahan Biden sama sekali tidak senang dengan serangan konsulat Iran di Damaskus."
"Karena Amerika tahu bahwa Iran benar-benar tidak punya pilihan lain selain melakukan balasan," tambahnya.
Situasi terkini di lapangan
Pasca-serangan lima jam Iran terhadap Israel, telah terjadi penurunan kewaspadaan Komando Front Dalam Negeri dan warga Israel di seluruh negeri.
Organisasi itu memberi tahu warga Israel tak lagi harus berada di sekitar tempat penampungan dan mengatakan "bahaya telah berlalu."
Di Teheran, ratusan pendukung pemerintah berkumpul pada tengah malam, untuk merayakan serangan tersebut, menurut media pemerintah.
Mereka berkumpul di Palestine Square dan di luar Kedutaan Besar Inggris.
Bendara Mehrabad di Teheran, bersama bandara di berbagai kota Iran l ainnya, telah membatalkan penerbangan domestik hingga Senin (16/4/2024) pagi, lapor Kantor Berita semi-resmi Mehr.
Sementara itu, otoritas bandara Israel mengatakan negara itu akan membuka kembali wilayah udaranya mulai pukul 7.30 waktu setempat.
Pada Minggu, Yordania, Irak, dan Lebanon membuka kembali wilayah udara mereka setelah ditutup pada Sabtu malam.
Maskapai penerbangan yang berbasis di Uni Emirat Arab, termasuk Emirates, Etihad Airways, dan flydubai, membatalkan beberapa penerbangan dan mengubah rute penerbangan lainnya menyusul serangan Iran.
Swiss International Air Lines juga menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv.
Aeroflot Rusia mengumumkan mereka telah mengalihkan penerbangan Sabtu malamnya dari Moskow ke Teheran.
Penerbangan tersebut malah mendarat di Makhachkala di wilayah Dagestan Rusia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)