TRIBUNNEWS.COM - Israel dikabarkan akan membalas serangan Iran setelah dihujani ratusan drone dan rudal pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Rencana serangan balik Israel ke Iran menuai respons beragam dari sejumlah warga Iran.

Salah satunya seorang guru bernama Hesam (45) yang mengaku tak ingin terjadi perang di negaranya.

Menurut warga dari Kota Amol di utara, hal itu hanya akan menjadi berita buruk bagi masyarakat awam.

"Tekanan ekonomi akan meningkat, keselamatan kita akan terancam... Kita harus menghindari konflik dengan cara apa pun. Saya tidak ingin perang. Bagaimana saya bisa melindungi kedua anak saya? Tidak ada tempat yang aman," katanya. 

Sementara seorang pegawai pemerintah di Kota Tabriz, Hossein Sabahi (30) mengaku bangga atas serangan Iran terhadap Israel.

Namun, di sisi lain, ia juga mengalami ketakutan jika Israel melakukan serangan balasan.

"Saya sangat bangga dengan serangan terhadap Israel. Mereka yang memulainya. Kami harus membalas. Israel tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tahu Iran sangat kuat," dia, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, Dewan Perang Israel mendesak Tentara Israel (IDF) untuk menyerang balik Iran atas serangan ke negara pendudukan tersebut, Minggu (14/4/2024).

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dilaporkan memberi tahu sekutunya dari Amerika Serikat, Lloyd Austin, jika Israel tidak punya pilihan selain merespons serangan.

Situs web Ibrani Walla, mengutip sumber yang mengetahui rincian kontak antara Austin dan Gallant, melaporkan jika Gallant menegaskan bahwa Israel tidak akan dapat menerima kenyataan baru di mana rudal balistik diluncurkan Iran ke wilayahnya tanpa serangan balasan.(*)

Baca juga: Operasi Balasan Israel ke Iran Diprediksi Terjadi dalam Hitungan Hari

Baca juga: ANALISA: Serangan Udara Iran ke Israel Gagal? 5 Fakta Ini Justru Bisa Menunjukkan yang Sebaliknya