Wanti-wanti Pakar soal Potensi Perang Nuklir usai Iran Serang Israel
Pakar menilai Iran sudah siap secara keseluruhan untuk pembuatan senjata nuklir pasca serangan mereka ke Israel pada akhir pekan lalu.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Serangan Iran ke Israel dengan menggunakan rudal dan drone pada Sabtu (13/4/2024) lalu memicu ketegangan antar dua negara.
Adapun serangan tersebut dipicu atas serangan yang disebut dilakukan oleh Israel ke gedung konsulat Iran di Damaskus sehingga menewaskan 12 orang termasuk dua jenderal elite Iran.
Dikutip dari The Guardian, serangan tersebut pun dinilai dapat menjadi awalan adanya potensi bagaimana perang nuklir akan terjadi.
Fisikawan dan pakar senjata Amerika Serikat (AS), David Albright mengungkapkan dalam laporannya, bahwa Iran telah memiliki cukup uranium untuk membuat 12 bom nuklir hanya dalam waktu lima bulan.
Hal ini dikarenakan ilmuwan Iran sudah memiliki pengetahuan untuk membuat senjata maha dahsyat tersebut.
"Kenyataannya adalah Iran sudah tahu cara membuat senjata nuklir, meskipun ada beberapa tugas yang belum selesai terkait dengan pembuatan senjata nuklir tersebut," katanya dalam laporan yang diterbitkan di Institute for Science and International Security yang dirinya dirikan.
David memperkirakan Iran hanya butuh waktu seminggu untuk menciptakan senjata nuklir pertamanya dan membuat enam senjata lainnya dalam waktu sebulan.
"Setelah lima bulan memproduksi, Iran dapat memiliki 12 senjata (nuklir)," ujarnya.
Dalam segi produksi uranium, David menjelaskan bahwa Iran dapat memperkayanya dari 60 persen menjadi 90 persen.
Baca juga: Indonesia Minta Iran dan Israel Menahan Diri
Sehingga, jika tren tersebut terus berlanjut, maka puluhan senjata nuklir dapat diproduksi dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Direktur di Crisis Research Center, Mark Almond menilai, untuk saat ini, Iran belum dapat menghancurkan Israel lantaran belum memiliki senjata nuklir siap pakai.
Kendati demikian, Mark menganggap konflik apapun yang terjadi di kawasan Timur Tengah tentu akan menimbulkan korban jiwa yang besar.
"Perang besar-besaran antara Iran dan Israel akan menimbulkan kerugian sangat besar bagi manusia."
"Bahkan jika perang itu tak bersifat nuklir dan menurut saya Israel tidak menggunakannya kecuali menghadapi kekalahan, tetap saja serangan rudal dan serangan drone akan berdampak besar," ujar Mark.
Namun, Mark tetap melihat skenario terburuk yang terjadi adalah ketika rudal Iran justru mengincar pembangkit listrik tenaga nuklir Israel.
Dia menganggap, jika hal tersebut terjadi, maka potensi perang nuklir akan semakin meningkat.
"Kebocoran radiasi bisa jadi merupakan bencana Chernobyl lainnya, namun Israel mungkin melihatnya sebagai serangan nuklir dan membalas dengan hulu ledak nuklir yang sebenarnya."
"Itu skenario terburuk. Bahkan tanpa hal itu, pesawat pengebom Israel kemungkinan akan terbang jauh ke Iran dan menghancurkan fasilitas penelitian nuklirnya," jelas Mark.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)