Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Netanyahu Ngotot Serang Balik Iran Meski Sudah Diperingatkan AS dan Sekutu? Ini Alasannya

Netanyahu ngotot serang balik Iran meski sudah diperingatkan AS dan sekutunya, ini alasannya. Iran sebelumnya membalas serangan Israel Sabtu lalu.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Mengapa Netanyahu Ngotot Serang Balik Iran Meski Sudah Diperingatkan AS dan Sekutu? Ini Alasannya
Jim WATSON / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di New York City pada 20 September 2023. --- Netanyahu nekat akan serang Iran meski dilarang oleh sekutunya, ini alasannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras untuk membalas Iran, menyusul serangan balasannya terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Netanyahu menolak saran dari Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, dan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, untuk menahan diri.

Kedua menteri luar negeri itu bertemu dengan Netanyahu di Kantor Perdana Menteri Israel di Yerusalem pada Rabu (17/4/2024).

Menurut laman Pemerintah Israel, Netanyahu menolak saran Jerman dan Inggris untuk menahan diri dengan alasan Israel berhak mempertahankan diri dari serangan Iran.

"Kami akan membuat keputusan sendiri mengenai tanggapan terhadap serangan Iran. Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri," kata Netanyahu, dikutip dari laman resmi Pemerintah Israel.

Alasan Israel untuk mempertahankan diri juga pernah diungkapkan oleh Netanyahu saat menghadapi Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh gerakan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023 lalu.

Israel Ingin Unjuk Kekuatan

Media AS, AP News, memperkirakan Israel tidak mungkin menyerang Iran secara langsung setidaknya tanpa dukungan dari sekutu utamanya, AS.

BERITA REKOMENDASI

Masih belum terungkap apakah Israel akan menyerang Iran secara langsung atau melalui metode rahasia seperti menargetkan komandan senior Iran atau kelompok militan yang didukung Iran di negara lain.

Presiden AS, Joe Biden, memperingatkan bahwa AS tidak akan terlibat secara langsung dalam serangan Israel terhadap Iran.

Kemungkinan AS hanya membantu untuk memasok senjata dan melindungi Israel dari ancaman serangan lainnya.

Baca juga: Israel Batal Serang Iran pada Senin Kemarin, Kini Langsung Ubah Rencana

Sementara itu, Dewan Perang Israel telah menggelar rapat untuk menentukan rencana pembalasan terhadap Iran.

Sebelumnya, Komandan Angkatan Darat Iran, Brigadir Jenderal Kayumarth Heydari mengejek Israel memiliki pertahanan yang lemah tanpa sekutunya, yang membantu menembak rudal dan drone Iran.


Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan Israel akan mengerahkan berbagai kemampuan militer dan mengerahkan sekutu untuk membalas Iran.

Meski tidak diungkapkan secara langsung, hal ini menunjukkan komitmen Israel untuk memperlihatkan kekuatan militernya dalam menghadapi Iran.

Iran Balas Serangan Israel

Sebelumnya, Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Iran meluncurkan lebih dari 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 110 rudal balistik dari wilayahnya, melintasi Yordania menuju Israel.

Media pemerintah Iran, IRNA, mengatakan serangan terhadap Israel menargetkan situs militer, termasuk pangkalan udara Nevatim.

Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Yordania melindungi Israel dengan mengerahkan jet tempur dan sistem pertahanan untuk melumpukan rudal Iran di udara sebelum jatuh ke Israel.

Serangan itu sebagai balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024), yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi.

Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.

Setelah Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, Israel menuduh Iran mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.899 jiwa dan 76.664 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (17/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Mehr News.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas