Spesifikasi Fennec dan AW 139, 2 Helikopter yang Tabrakan di Malaysia dan Akibatkan 10 Kru Tewas
Ini spesifikasi helikopter Fennec dan AW 139 yang bertabrakan di Malaysia dan mengakibatkan 10 kru tewas.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Dua helikopter bertabrakan saat latihan untuk parade Angkatan Laut Malaysia (TLDM) di negara bagian barat Perak, Malaysia pada Selasa (23/4/2024) pukul 09.32 pagi waktu setempat.
Dikutip dari The Straits Times, tabrakan helikopter ini mengakibatkan 10 kru tewas.
"Semua korban dipastikan tewas di tempat kejadian dan dikirim ke rumah sakit pangkalan militer Lumut untuk diidentifikasi," demikian pernyataan resmi dari Angkatan Laut Malaysia.
Sementara berdasarkan rekaman video amatir yang beredar di media sosial, ada delapan helikopter yang melakukan latihan untuk parade.
Lalu, ada dua helikopter yang justru tampak terlalu dekat hingga membuat tabrakan tak terhindarkan.
Akibatnya salah satu helikopter menabrak baling-baling helikopter lain dan membuat keduanya jatuh berputar-putar.
Pasca-insiden ini, Angkatan Laut Malaysia bakal membentuk dewan penyidik untuk menyelidiki penyebabnya.
Di sisi lain, masyarakat juga diminta untuk tidak menyebarkan video insiden tersebut demi melindungi privasi kelaurga korban dan proses investigasi.
Adapun dua helikopter yang terlibat dalam kecelakaan ini adalah Fennec dengan nomor helikopter M502-6 dan AW 139 dengan nomor helikopter HOM M503-3.
Untuk helikopter Fennec, terdapat tiga kru yang berada di dalamnya.
Sedangkan untuk helikopter AW 139, ada tujuh kru yang menjadi penumpang.
Spesifikasi Helikopter Fennec
Fennec adalah jenis helikopter militer ringan yang diproduksi oleh Eurocopter Group atau yang sekarang telah berubah nama menjadi Airbus Helicopters.
Dikutip dari laman Airbus Helicopters, perusahaan tersebut berlokasi di Marignane, Prancis.
Adapun jenis helikopter Fennec biasanya digunakan untuk penggunaan militer dengan pengalokasian ruang persenjataan berupa meriam 20mm, roket hingga senapan mesin otomatis.
Fennec pun memiliki berat muatan maksimal mencapai 2.000 pon atau sekitar 910 kilogram.
Sementara dikutip dari laman World Aircraft, kapasitas penumpang helikopter Fennec ini maksimal empat orang termasuk dua orang kru.
Baca juga: BREAKING NEWS: 2 Helikopter Militer Malaysia Tabrakan, 10 Tentara Dilaporkan Tewas
Lalu, untuk kapasitas bahan bakarnya sendiri mampu menampung 540 liter
Sedangkan untuk maksimum kecepatannya mencapai 246 kilometer/jam dan mampu menempuh perjalanan mencapai 648 kilometer.
Helikopter Fennec sendiri mampu terbang hingga ketinggian 5.280 meter atau 17.320 kaki.
Beberapa angkatan bersenjata seperti dari Argentina, Brazil, Meksiko, dan bahkan Indonesia turut menggunakan helikopter Fennec ini.
Spesifikasi Helikopter AW 139
Helikopter AgustaWestland 139 (AW 139) atau yang lebih dikenal dengan Leonardo AW 139 adalah produksi dari perusahaan manufaktur asal Italia, Agusta yang bekerjasama dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), Bell Helicopters.
Dikutip dari laman Leonardo Company, helikopter jenis ini pertama kali terbang pada tahun 2001.
Lalu, penyempurnaan pun dilakukan dan digunakan untuk keperluan militer.
Adapun helikopter jenis ini dipromosikan di pasar AS, khususnya untuk program Angkatan Udara AS.
Namun, seiring berjalannya waktu, AW 139 pun dimodifikasi dan tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan militer tetapi transportasi sipil.
Spesifikasi yang ditawarkan oleh helikopter AW 139 ini adalah dapat menampung penumpang mencapai 15 orang termasuk dua kru di dalamnya.
Baca juga: VIDEO 2 Helikopter Militer Malaysia Tabrakan saat Latihan, 10 Kru Tewas
Sementara panjang dari helikopter ini mencapai 16,6 meter dan lebar 2,26 meter.
Sedangkan beratnya mencapai 7 ton dan memiliki kapasitas bahan bakar mencapai 1.568 liter.
Kemudian, helikopter ini mampu mencapai kecepatan maksimum hingga 310 kilometer/jam dan dapat terbang sejauh 1.061 kilometer.
Beberapa angkatan bersenjata seperti Australia, Mesir, Irlandia, dan Italia memiliki helikopter AW 139.
Bahkan, Indonesia juga memiliki helikopter jenis ini dan digunakan untuk kebutuhan Badan SAR Nasional atau Basarnas.
Kendati demikian, helikopter ini memiliki beberapa catatan kecelakaan yang pernah terjadi di berbagai negara.
Sebelum insiden tabrakan di Malaysia, pada Februari 2020, helikopter AW 139 milik Kepolisian Prefektur Fukushima jatuh di sebuah persawahan di Kota Koriyama, timur laut Jepang.
Akibatnya, ada tujuh kru helikopter yang terdiri dari tiga polisi, dua teknisi, dan dua petugas medis mengalami luka-luka.
Pada saat kecelakaan, dikutip dari NHK, memang tengah terjadi angin kencang di lokasi kejadian.
Sementara, helikopter ini tercatat pertama kali mengalami kecelakaan pada tahun 2011 ketika dioperasikan oleh kru dari perusahaan minyak Brasil, Petrobras.
Pada saat itu, helikopter tersebut jatuh di laut di Campos Basin, Brasil setelah lepaslandas dari anjungan minyak lepas pantai.
Dikutip dari Reuters, empat orang tewas dilaporkan tewas akibat kecelakaan ini.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)