Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Berita Populer Internasional: Hamas Ingin Gencatan Senjata Permanen - Penyeberangan Erez Dibuka

4 berita populer internasional, di antaranya Hamas menegaskan bahwa gencatan senjata harus permanen.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in 4 Berita Populer Internasional: Hamas Ingin Gencatan Senjata Permanen - Penyeberangan Erez Dibuka
Kolase Tribunnews
4 berita populer internasional, di antaranya Hamas menegaskan bahwa gencatan senjata harus permanen. 

TRIBUNNWES.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Hamas menegaskan, bahwa pihaknya menginginkan gencatan senjata permanen di Gaza.

Sementara itu, Israel buka perlintasan Erez untuk pertama kalinya semenjak perang meletus pada 7 Oktober lalu.

Di Arab Saudi, seorang instruktur fitness dipenjara 11 tahun karena pakaiannya dan vokalnya terhadap hak-hak perempuan.

Selengkapnya, berikut 4 berita populer dunia dalam 24 jam terakhir.

1. Hamas Tegaskan Gencatan Senjata di Gaza Harus Permanen, tapi Netanyahu Bersikeras Serang Rafah

Hamas akan segera menanggapi usulan gencatan senjata Israel di Gaza, kata seorang pejabat kelompok Palestina itu pada hari Rabu (1/5/2024).

Pejabat Hamas tersebut, menekankan bahwa gencatan senjata apa pun harus bersifat permanen, New Arab melaporkan.

BERITA REKOMENDASI

Saat ini, Hamas sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata selama 40 hari dan pertukaran sejumlah sandera Israel dengan tahanan Palestina.

Suhail al-Hindi, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan kepada AFP bahwa kelompoknya akan menyampaikan tanggapannya dengan jelas dalam waktu yang sangat singkat.

Namun, ia tidak mengatakan secara pasti kapan hal itu diperkirakan akan terjadi.

Ia menekankan tujuannya adalah untuk mengakhiri perang ini.

Baca juga: Delegasinya Segera Kunjungi Mesir, Hamas Tegaskan Punya Semangat Pelajari Proposal Gencatan Senjata

Di sisi lain, tujuan Hamas itu tampaknya bertentangan dengan tekad Israel untuk terus melancarkan serangan darat besar-besaran di kota Rafah, Gaza selatan.

Sebuah sumber yang mengetahui perundingan gencatan senjata tersebut mengatakan mediator Qatar mengharapkan tanggapan dari Hamas dalam satu atau dua hari.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Digertak AS, Israel Putuskan Buka Akses Penyeberangan Erez setelah 7 Bulan Ditutup

Tentara Israel (IDF) telah membuka satu-satunya terminal menuju ke utara Gaza, yaitu Penyeberangan Perbatasan Erez.

Untuk pertama kalinya, penyeberangan Erez dibuka setelah tujuh bulan ditutup sejak agresi Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Keputusan Israel membuka penyeberangan Gaza ini bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikutip dari Roya News.

Blinken menyerukan kepada Netanyahu untuk segera mengizinkan pengiriman bantuan lebih banyak ke Gaza.

Truk bantuan mulai memasuki Penyeberangan Erez yang baru saja dibuka Israel
Truk bantuan mulai memasuki Penyeberangan Erez yang baru saja dibuka Israel (Tangkapan Layar Video X/Twitter)

Tujuan Blinken adalah agar mendorong ke arah yang lebih baik terkait kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Setelah akses penyeberangan Erez dibuka, konvoi bantuan yang pertama masuk adalah Yordania.

Yordania mengirim 31 truk untuk Gaza melalui penyeberangan Erez.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Netanyahu Tumbang Sebelum Israel Invasi Rafah? Ancaman 'Kudeta' AS Mengintai Seperti Yitzhak Shamir

Masa depan politik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut berada di tubir jurang.

Meskipun tidak ditahan secara fisik, Netanyahu telah terbelenggu oleh situasi yang kompleks sejak Operasi Banjir Al-Aqsa tanggal 7 Oktober, ketika kelompok perlawanan Palestina menawan ratusan tentara dan warga sipil sebagai alat tawar-menawar.

Operasi tersebut dan serangan brutal Israel di Gaza telah menjerat Netanyahu dalam sebuah rawa politik dan strategis. Bahkan semakin memperumit posisinya dan melemahkan tujuan perangnya.

Baca juga: Israel Ketakutan Bakal Dimasukkan ke Daftar Hitam PBB Sebagai Negara Pembantai Anak-anak

Secara internasional, citra Israel yang dibangun dengan hati-hati telah memasuki status paria, karena tuduhan “genosida”, “kejahatan perang”, dan “apartheid” tersebar luas di gedung-gedung ibu kota global dan dalam protes massal di jalanan.

Ini adalah bahasa yang menandakan kekalahan strategis bagi Tel Aviv – sama sekali bukan ‘kemenangan militer’ yang dijanjikan Netanyahu kepada konstituen dan sekutunya.

Dalam tulisannya, Kolumnis The Cradle, Khalil Harb, mengatakan, setelah tujuh bulan menggelar kampanye militer di Gaza, prospek Netanyahu mendulang manfaat dari kebijakannya itu semakin jauh dari harapan.

Bahkan upayanya untuk mencapai tujuan politik – seperti kesepakatan gencatan senjata dan tawar-menawar besar – mengandung risiko besar bagi koalisi pemerintahannya yang goyah.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Instruktur Fitness Arab Saudi Dipenjara 11 Tahun karena Pakaiannya dan Dukungan pada Hak Perempuan

Manahel al-Otaibi, instruktur kebugaran dan pembela hak-hak perempuan
Manahel al-Otaibi, instruktur kebugaran dan pembela hak-hak perempuan (Amnesty International)

Saudi Arabia menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara kepada Manahel al-Otaibi, seorang instruktur fitness berusia 29 tahun.

Menurut dua kelompok HAM, Manahel dipenjara karena gaya pakaiannya dan kegiatannya dalam menyuarakan hak-hak perempuan.

Dilansir Middle East Eye, Amnesty International dan kelompok HAM Alqst menyebut, Pengadilan Kriminal Khusus (SCC) memvonis Manahel dalam sidang rahasia pada tanggal 9 Januari 2024 lalu.

Namun keputusan tersebut, baru diketahui publik beberapa minggu kemudian saat para ahli PBB meminta respons resmi pemerintah Saudi tentang kasus tersebut.

“Keputusan tersebut secara langsung bertentangan dengan narasi pemerintah mengenai reformasi dan pemberdayaan perempuan,” kata kelompok hak asasi manusia tersebut dalam sebuah pernyataan.

Manahel menghadapi dakwaan terkait opini yang dia utarakan di media sosial sebagai influencer dan juga karena mengenakan pakaian yang dinilai tidak pantas, kata kelompok tersebut.

Manahel pernah menulis unggahan yang menyerukan diakhirinya sistem perwalian laki-laki di Arab Saudi.

Unggahan lainnya memperlihatkan ia tampil di depan umum tanpa mengenakan pakaian tradisional perempuan Saudi (abaya).

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas