Perlawanan Islam di Irak Luncurkan Rudal Jelajah ke Israel, Targetkan Kota Tel Aviv
Perlawanan Islam yang merupakan bagian dari militan Irak melancarkan serangan terhadap sasaran di Israel dengan rudal jelajah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Perlawanan Islam yang merupakan bagian dari militan Irak melancarkan serangan terhadap sasaran di Israel dengan rudal jelajah, beber seorang sumber dari kelompok tersebut.
"(Mereka) melancarkan beberapa serangan terhadap Israel menggunakan rudal jelajah pada hari Kamis (2/5/2024)," kata seorang sumber, dikutip dari Al Arabiya.
Sumber tersebut menambahkan kalau serangan itu dilakukan dengan rudal jelajah jenis Arqub.
Serangan ini menandai pertama kalinya Kota Tel Aviv menjadi sasaran kelompok perlawanan Islam di Irak.
Perlawanan Islam di Irak telah mengklaim puluhan serangan roket dan drone terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah serta sasaran di Israel dalam lebih dari enam bulan sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Israel belum secara terbuka mengomentari serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok bersenjata Irak.
Perlawanan Islam di Irak merupakan sekelompok militan bersenjata yang didukung oleh Iran.
Di hari yang sama, milisi Syiah di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal di tiga lokasi di Kota Tel Aviv dan Be'er Sheva, Israel pada Kamis (2/5/2024).
Dalam dua pernyataan yang dibagikan secara online pada Kamis (2/5/2024) siang, Perlawanan Islam mengakui bahwa para pejuangnya melancarkan tiga serangan dengan rudal jelajah jarak jauh di dua lokasi penting di Tel Aviv dan satu di Be'er Sheva.
Tapi tidak ada rincian tambahan tentang lokasi spesifik yang ditargetkan atau korban jiwa yang diakibatkannya, Xinhua melaporkan.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai bentuk "solidaritas untuk rakyat Gaza”.
Baca juga: Pasukan Perlawanan Islam Irak Serang Pangkalan Udara Penting Ashdod Milik Israel dengan Drone
Perlawanan Islam di Irak juga berjanji untuk terus menargetkan “benteng musuh.”
Sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023, Perlawanan Islam di Irak telah melancarkan beberapa serangan terhadap pangkalan Israel dan AS di wilayah tersebut.
Pada November 2023, Perlawanan Islam di Irak memulai operasi militer melawan Israel.
Tercatat mereka telah menargetkan Eilat, anjungan gas Karish, Haifa dan Ashdod dengan drone dan rudal.
Banyak drone dan rudal telah dicegat oleh Angkatan Udara Israel dan Angkatan Udara Kerajaan Yordania, Times of Israel melaporkan.
Perkembangan lain terkait perang Israel-Hamas
Menurut update yang dibagikan oleh Al Jazeera terkait perang Israel-Hamas di Gaza, dokter terkemuka Palestina Adnan al-Barash telah meninggal di penjara Israel, lapor Masyarakat Tahanan Palestina.
Kematiannya telah mendorong seruan untuk penyelidikan atas dugaan penyiksaan.
Lebih lanjut mengenai proposal gencatan senjata, saat ini kelompok militan Hamas mengaku sedang mempelajari proposal gencatan senjata Israel dengan “semangat positif”.
Hamas juga akan mengirim delegasi ke Mesir.
Di waktu yang sama, Israel mengancam akan segera menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza.
Dalam perkembangan lain, Turki baru saja mengumumkan bahwa pihaknya telah menghentikan semua ekspor dan impor ke dan dari Israel karena “tragedi kemanusiaan yang memburuk” di Gaza yang dilanda perang.
Selain itu, Senator AS dari Partai Demokrat dan Republik mengadakan pertemuan virtual dengan pejabat senior Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)mengenai kemungkinan surat perintah penangkapan bagi pejabat tinggi Israel, lapor situs berita Axios.
Di belahan dunia Amerika, protes yang dipimpin mahasiswa menyebar ke Kanada.
Tenda-tenda didirikan di Universitas Toronto dan Universitas McGill di Montreal, serta kampus-kampus lainnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.