Israel Mulai Serang Rafah, Warga Gaza Berusaha Lari ke Mesir, tapi Dihentikan Militer Mesir
Puluhan warga Palestina di Rafah berusaha menyeberangi perbatasan untuk menuju ke Mesir.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan mulai melancarkan serangan udara ke Kota Rafah di Jalur Gaza.
Juru bicara IDF pada Senin malam, (6/5/2024), menyebut militer Israel menyerang Rafah bagian timur.
Menurut The Jerusalem Post, sebelumnya Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan kabinet perang Israel sudah sepakat untuk meneruskan rencana operasi militer ke Rafah.
Di sisi lain, puluhan warga Palestina di Rafah berusaha menyeberangi perbatasan untuk menuju ke Mesir.
Maariv mengabarkan bahwa mereka berusaha menyeberangi perbatasan dari sisi barat perbatasan antara Rafah dan Semenanjung Sinai. Namun, mereka dihentikan oleh militer Mesir.
Adapun pekan lalu Kedutaan Palestina di Mesir mengumumkan pihaknya tengah mengupayakan izin tinggal sementara bagi puluhan warga Palestina yang pergi dari Gaza karena perang.
Duta Besar Palestina di Mesir, Diab Al-Louh, mengatakan sudah ada banyak warga Gaza yang sudah menyeberang ke wilayah Mesir, bahkan jumlahnya bisa mencapai 100.000 orang.
Mereka kekurangan dokumen untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah, membuka usaha, rekening bank, bepergian, dan mengakses asuransi kesehatan.
Meski demikian, beberapa di antara mereka sudah menemukan cara untuk mencari nafkah.
Banyak di antara warga Palestina itu bisa pergi ke Mesir dengan membayar sekitar $6.000 hingga $12.000 atau Rp96 juta hingga Rp192 juta.
Sejumlah warga Gaza menggunakan platform GoFundMe untuk mendapatkan dana yang dipelukan untuk pergi ke Mesir dan memastikan keamanan keluarga mereka.
Baca juga: IDF Tembus Rafah dari Timur Perbatasan Mesir, Mortir Kaliber Berat Al-Qassam Bombardir Kerem Shalom
Anggota keluarga yang berada di luar negeri juga menggunakan platform itu untuk mengamankan donasi guna membantu warga Gaza pergi ke Eropa atau negara-negara Arab terdekat.
Kuasai perlintasan Rafah
Militer Israel mengatakan Brigade Lapis Baja Ke-401 Israel telah menguasai perlintasan atau penyeberangan Rafah di sisi Gaza.
Perlintasan dengan Mesir itu kini terputus dari Jalan Salah a-Din di Rafah timur yang dikuasai oleh Brigate Givati setelah serangan dilakukan pada malam hari.
Dilansir dari Reuters, tank dan pesawat Israel menyerang sejumlah rumah dan daerah di sana.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan Israel itu menewaskan 54 warga Palestina dan melukai 96 lainnya.
Kini ada lebih dari satu juta warga Gaza yang mengungsi di Rafah dengan tinggal di tenda-tenda dan tempat perlindungan.
Militer Israel mengklaim operasi militer di Rafah bertujuan untuk menghabisi pejuang Hamas dan menghancurkan infrastruktur yang digunakan oleh Hamas.
Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, berujar serangan Israel ke Rafah akan mematikan bagi warga sipil.
“Serangan ke Rafah dimulai lagi, terlepas dari permintaan masyarakat internasional, AS, negara-negara anggota Uni Eropa, dan setiap orang yang meminta [Perdana Menteri Israel Benjamin] untuk tidak menyerang,” kata Borrel kepada wartawan.
Paksa warga Gaza mengevakuasi diri
Baca juga: Tank Israel Memasuki Rafah Mendekati Perbatasan Mesir, 12 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Udara
Sebelumnya, IDF mulai mengevakuasi warga sipil Palestina di Rafah menjelang serangan ke kota itu.
Warga yang berada di permukiman Rafah bagian timur dievakuasi mulai hari ini, Senin, (6/5/2024).
Mereka dilaporkan akan dibawa ke buffer zone atau zona penyangga di Kota Muwasi yang sedang diperluas Israel.
“Zona kemanusiaan yang diperluas itu termasuk rumah sakit darurat, tenda, dan meningkatkan jumlah makanan, air, obat-obatan dan persediaan lainnya. Di samping itu, kerja sama dengan organisasi internasional dan negara lain, IDF mengizinkan perluasan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza,” kata juru bicara IDF, Letkol Nadav Shoshani, dikutip dari Walla.
Perintah evakuasi dari IDF itu disampaikan kepada warga Rafah melalui pengumuman, pesan SMS, panggilan telepon, dan siaran dalam bahasa Arab.
Dikutip dari Associated Press, Israel menganggap Rafah sebagai benteng terakhir Hamas.
Para pemimpin negara Zionis itu juga sudah berulang kali mengatakan harus melancarkan serangan darat ke Rafah guna mengalahkan Hamas.
Shoshani menyebut ada sekitar 100 ribu warga Rafah yang diminta mengevakuasi diri ke Muwasi.
Shosahni menyebut Israel sedang menyiapkan “operasi dengan cakupan terbatas”, tetapi tidak mengatakan apakah operasi itu adalah awal dari invasi besar ke Rafah.
Dia menyebut Israel merilis peta area evakuasi. Perintah evakuasi juga dikeluarkan lewat selebaran yang dijatuhkan dari langit.
Melalui media sosial X, Israel pada hari Senin mengaku akan menindak militan dengan “kekuatan ekstrem” dan memerintahkan warga Rafah untuk segera mengungsi.
(Tribunnews/Febri)