Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Keuangan Israel Pusing, Defisit Anggaran Perang Makin Bengkak Jadi 16 Miliar Dolar AS

Apabila ekonomi Israel terus menerus mengalami kemunduran, maka hal tersebut kemungkinan besar bisa berada di jurang kehancuran.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menteri Keuangan Israel Pusing, Defisit Anggaran Perang Makin Bengkak Jadi 16 Miliar Dolar AS
RT News
Perang antara militer Israel dengan Hamas dan Iran tak hanya menimbulkan kerusakan fisik namun juga memicu kontraksi pada perekonomian Tel Aviv hingga utang Israel membengkak tajam mencapai Rp 700 triliun. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Aksi saling serang yang dilakukan militan Hamas dan Israel, membuat anggaran perang pemerintahan Tel Aviv mengalami defisit, bengkak hingga 60 miliar shekel atau sekitar 16 miliar dolar AS dalam kurun waktu 7 bulan terakhir.

Menurut data Kementerian Keuangan Israel, anggaran tersebut membekak sekitar 36 persen bila dibandingkan dengan total anggaran empat bulan lalu.

“Setelah tujuh bulan berperang di Gaza, tagihan Israel bengkak sebesar 60 miliar shekel, meninggalkan defisit yang jauh melampaui target tahun ini hingga memicu buruknya perekonomian,” jelas Kementerian Keuangan Israel, dikutip dari Al Mayadeen.

Baca juga: Negosiasi dengan Hamas Gagal, Pemerintahan Israel Hampir Runtuh, Dua Menteri Dewan Perang Mundur

Adapun pembengkakan anggaran perang terjadi akibat militer Israel secara terus menerus melakukan pembelian perlengkapan dan alat tempur serta membiayai perekrutan tentara cadangan yang akan dikirim ke Gaza untuk melawan serangan Hamas yang kian agresif.

Meski langkah tersebut dapat memperkuat benteng pertahanan Israel dalam melawan militan Hamas di Gaza, namun pembengkakan biaya belanja pertahanan terjadi disaat pendapatan Israel anjlok 2,2 persen karena penurunan pembayaran pajak serta aktivitas ekspor dan impor mengalami kemerosotan.

Apabila ekonomi Israel terus menerus mengalami kemunduran, maka hal tersebut kemungkinan besar bisa membuat ekonomi Israel berada di jurang kehancuran.

BERITA REKOMENDASI

Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Israel akan mengalami perlambatan signifikan hingga memicu penurunan PDB sebesar 3 persen selama tahun 2024.

Sementara itu akibat dari ekonomi Israel yang semakin suram, lembaga pemeringkat keuangan dunia Moody's menurunkan prospek utang Israel menjadi 'negatif' karena adanya "risiko eskalasi" perang yang meluas antara militer Israel dengan Hamas serta kelompok militan Lebanon, Hizbullah.

Israel Obral Surat Utang

Pasca ekonomi negaranya mengalami kontraksi, Pemerintah Israel mengumumkan rencana penjualan obligasi atau surat utang internasional dengan proyeksi nilai mencapai 4 miliar dolar AS hingga 6 miliar dolar AS.

"Israel dalam waktu dekat bersiap untuk menjual obligasi internasional pertamanya sebagai upaya mendanai kampanye genosida di Gaza dan dampaknya terhadap pasar dalam negeri,” jelas sumber yang mengetahui masalah itu.

Menurut informasi yang beredar surat utang yang akan diobral Israel merupakan jenis obligasi jangka pendek dengan panduan spread sekitar 160 basis poin terhadap Treasury AS.

Tak hanya itu, Israel juga turut menjual sejumlah obligasi bertenor 10 tahun dengan kisaran spread 175 basis poin sementara untuk tenor 30 tahun akan diobral 205 basis poin terhadap Treasury AS.

Meski penjualan obligasi ini langsung mengangkat ekonomi Israel ke zona aman, namun cara ini berpotensi memberikan imbal hasil sekitar 5,8 persen bagi negara.

Utang Melonjak

Perang antara militer Israel dengan Hamas dan Iran tak hanya menimbulkan kerusakan fisik namun juga memicu kontraksi pada perekonomian Tel Aviv hingga utang Israel membengkak tajam mencapai Rp 700 triliun.

Menurut laporan Kementerian Keuangan Israel utang pemerintah Netanyahu kini telah mencapai 160 miliar Shekel atau 43 miliar dollar AS, sekitar Rp 696,60 triliun (kurs Rp 16.200) pada 2023.

Jumlah tersebut naik 60,5 persen bila dibandingkan dengan rasio utang di tahun 2022 silam sebagaimana dikutip dari Reuters.

Akuntan Jenderal Yali Rotenberg menjelaskan pembengkakan utang mulai dialami Israel usai negara Zionis ini melakukan peningkatan pembiayaan belanja militer yang mencapai 67 persen pada tahun 2024 untuk mendukung operasional perang di Gaza.

Baca juga: Donald Trump: Biden Tinggalkan Israel Sendirian, Saya Tak akan Melakukan Apa yang Dia Lakukan

Imbas peningkatan biaya ini, total utang pemerintah Israel mencapai 62,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023.

Kondisi kian diperparah karena sebagian besar aktivitas ekspor dan impor mengalami kemerosotan, sedangkan bisnis-bisnis mengalami kekurangan tenaga kerja lantaran ratusan ribu orang dipanggil sebagai tentara cadangan.

Serangkaian masalah ini yang membuat ekonomi Israel berada di jurang kehancuran, Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Israel akan mengalami perlambatan signifikan hingga memicu penurunan PDB sebesar 3 persen selama tahun 2024.

Sementara itu akibat dari ekonomi Israel yang semakin suram, lembaga pemeringkat keuangan dunia Moody's menurunkan prospek utang Israel menjadi 'negatif' karena adanya "risiko eskalasi" perang yang meluas antara militer Israel dengan Hamas serta kelompok militan Lebanon, Hizbullah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas