Jembatan Shibanpo di Chongqing, Saksi Bisu Fat Cat Akhiri Hidup setelah Putus dengan Kekasih
Fat Cat yang masih berusia 21 tahun mengakhiri hidup setelah putus dengan pacarnya, Tan Zhu.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM – Seorang gamer bernama Liu Jie atau “Fat Cat” memutuskan bunuh diri dengan meloncat dari Jembatan Shibanpo di Chongqing, Tiongkok, pada subuh tanggal 11 April 2024.
Fat Cat yang masih berusia 21 tahun mengakhiri hidup setelah putus dengan pacarnya, Tan Zhu.
Kisah tragis Fat Cat viral di media sosial dan menjadi sorotan publik.
Tak hanya itu, publik juga menyoroti Jembatan Shibanpo yang menjadi tempat Fat Cat bunuh diri.
Shibanpo dikenal sebagai salah satu jembatan box girder terpanjang di dunia.
Box girder ialah balok-balok penopang jembatan yang berbentuk kotak berongga. Terdapat delapan tiang penyangga pada jembatan ini.
Dikutip dari laman Midasuser, Shibanpo memiliki dua jalur dan menghubungkan Distrik Yuzhong dengan Distrik Nan’an.
Jembatan ini melewati Sungai Yangtze yang menjadi sungai terpanjang di Tiongkok.
Secara astronomis, jembatan ini terletak pada koordinat 29° 32' 52.82" N 106° 33' 33.79" E
Panjang Shibanpo secara keseluruhan adalah 1.104 meter, sedangkan panjang bentang tengah atau main span mencapai 330 meter.
Terdapat dua jembatan di sana, yakni jembatan lama dan jembatan baru.
Baca juga: Kakak Perempuan Fat Cat Ungkap Detail Kematian Adiknya, Sempat Minta Keterangan Tan Zhu Sang Mantan
Jembatan lama mulai dibangun tahun 1977 dan resmi dibuka tiga tahun kemudian.
Sementara itu, jembatan baru mulai dibangun tahun 2003 dan selesai tiga tahun berselang, tepatnya tanggal 25 September 2006.
Menurut laman Structurae, material jembatan ialah beton dan baja. Adapun steel box girder jembatan itu dibuat di Kota Wuhan.
Laman Roads & Bridge menyebut lebar jembatan lama 69 kaki, sedangkan jembatan baru 62 kaki. Jarak di antara keduanya hanya 16,4 kaki.
Fat Cat bunuh diri
Kisah Fat Cat yang mengakhiri hidup belakangan ini viral di media sosial asal Tiongkok, Weibo.
Kini kisah itu dikenal sebagai “Peristiwa Fat Cat Melompat ke Sungai”.
Beberapa saat setelah dia bunuh diri, beberapa blogger mulai mencari tahu hal di balik peristiwa tragis itu.
Kakak perempuan Fat Cat sudah buka suara mengenai peristiwa itu,
Di samping itu, ada banyak rekaman percakapan antara Fat Cat dan kekasihnya, Tan Zhu, yang beredar di dunia maya.
Pada awal Mei lalu muncul kabar bahwa Fat Cat berusaha keras mempertahankan hubungan dengan kekasihnya.
Dia diduga telah memberi kekasihnya uang sebanyak RMB 510.000 atau sekitar Rp1,1 miliar selama dua tahun menjalin asmara.
Namun, hubungan itu diputuskan sepihak oleh Tan Zhu. Fat Cat begitu sedih dan kemudian mengakhiri hidup.
Kisah Fat Cat itu pun disebarluaskan oleh banyak media Tiongkok.
Bahkan, seorang komentator politik bernama Hu Xijin turut mengunggah tulisan tentang Fat Cat. Dia mengaku menangis setelah membaca kisah itu.
Kisah Fat Cat juga memicu diskusi secara online. Para warganet mempertanyakan bagaimana Fat Cat bisa memberikan banyak uang kepada kekasihnya.
Pemuda itu dilaporkan mendapatkan uang dengan cara bermain video game.
Dia membantu kawan-kawannya sesama pemain game agar bisa mencapai level yang lebih tinggi.
Menurut kakaknya, Fat Cat bekerja sebagai “professional gamer” supaya bisa memperoleh uang banyak demi memuaskan kekasihnya. Kekasih Fat Cat diduga selalu meminta lebih.
Fat Cat dikabarkan memiliki total 36 akun untuk menerima permintaan bermain game. Dia bisa menghasilkan sekitar 20 yuan per game.
Kegiatan Fat Cat itu sangat menguras waktunya. Dia menjadi jarang keluar dan bertemu dengan orang lain.
Agar bisa menabung lebih banyak, dia berusaha menekan pengeluarannya agar serendah mungkin.
Adapun dalam tangkapan layar percakapan dengan Fat Cat, Tan Zhu mengklaim membutuhkan uang untuk beragam keperluan.
Keduanya sempat sepakat untuk menikah tahun ini. Namun, takdir berkata lain karena hubungan sepasang kekasih itu akhirnya putus.
(Tribunnews/Febri)