Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Kunjungan Putin ke China, Presiden Rusia Bakal Bahas Konflik di Ukraina Bareng Xi Jinping

Presiden Rusia, Vladimir Putin dijadwalkan mengunjungi Tiongkok pada Kamis-Jumat (16-17/5/2024) untuk berdiskusi dengan Presiden China, Xi Jinping.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Jelang Kunjungan Putin ke China, Presiden Rusia Bakal Bahas Konflik di Ukraina Bareng Xi Jinping
AFP/SERGEI GUNEYEV
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berjabat tangan saat pertemuan di Beijing pada 18 Oktober 2023. - Presiden Rusia, Vladimir Putin dijadwalkan mengunjungi Tiongkok pada Kamis-Jumat (16-17/5/2024) untuk berdiskusi dengan Presiden China, Xi Jinping.(Sergei GUNEYEV/Sputnik/POOL/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan mengunjungi Tiongkok pada Kamis-Jumat (16-17/5/2024) untuk berdiskusi dengan Presiden China, Xi Jinping.

Keduanya bakal membahas Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok, situasi di Timur Tengah dan Asia sertakonflik di Ukraina, juga berencana untuk melanjutkan kerja sama bidang energi dan perdagangan.

Sebelumnya, Reuters melaporkan secara eksklusif pada bulan Maret bahwa Putin akan melakukan perjalanan ke Tiongkok pada bulan Mei.

Ini menandai perjalanan luar negeri pertama Putin setelah resmi mengamankan masa jabatan sebagai Presiden Rusia untuk kelima kalinya.

Berdasarkan ketarangan Kremlin, Putin berkunjung ke China atas undangan dari Xi Jinping, Al Arabiya melaporkan.

Pada Februari 2022, hanya beberapa hari sebelum Putin melancarkan invasi ke Ukraina, Tiongkok dan Moskow mendeklarasikan kerja sama "tanpa batas".

Menteri Pertahanan Putin yang baru diangkat, Andrei Belousov, serta Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Sekretaris Dewan Keamanan Sergei Shoigu dan penasihat kebijakan luar negeri Yuri Ushakov juga akan menghadiri pertemuan informal antara Putin dan Xi pada 16 Mei 2024.

Berita Rekomendasi

“Para pemimpin akan melakukan percakapan satu lawan satu, mereka akan berjalan melalui taman di sebelah istana, tentu saja minum teh, dan kemudian pembicaraan informal akan berlangsung selama makan malam informal dengan partisipasi beberapa anggota delegasi dari kedua belah pihak,” kata Ushakov kepada kantor berita Rusia.

Dalam kunjungan tersebut, Putin akan bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang untuk membahas perdagangan dan kerja sama ekonomi.

Putin juga akan mengunjungi Harbin di timur laut Tiongkok, sebuah kota yang memiliki hubungan kuat dengan Rusia.

Hubungan Putin dan Xi Jinping sudah lama menyita perhatian internasional.

Baca juga: Persiapan Hadapi Serangan Musuh, Xi Jinping Rombak Pasukan Militer China

Putin (71) dan Xi Jinping (70), juga akan bergabung dalam acara malam gala yang merayakan 75 tahun sejak Uni Soviet mengakui Republik Rakyat Tiongkok, yang dideklarasikan oleh Mao Zedong pada tahun 1949.

Perdagangan Tiongkok-Rusia mencapai rekor $240,1 miliar pada tahun 2023, naik 26,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut data bea cukai Tiongkok.

Putin akan membawa delegasi perdagangan dalam jumlah besar, termasuk Menteri Keuangan Anton Siluanov dan Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina.

Delegasi lainnya termasuk CEO Bank Tabungan German Gref, pengusaha Oleg Deripaska, kepala VTB Andrei Kostin, kepala Rosneft Igor Sechin dan bos Novatek Leonid Mikhelson, kata Ushakov.

Amerika Serikat menganggap Tiongkok sebagai pesaing terbesarnya dan Rusia sebagai ancaman negara terbesarnya.

Putin dan Xi memandang Barat sebagai negara yang dekaden dan mengalami kemunduran.

Tiongkok memperkuat hubungan perdagangan dan militernya dengan Rusia ketika Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap kedua negara tersebut.

Rusia telah menjadi pemasok minyak mentah utama Tiongkok, dengan pengiriman minyaknya ke Tiongkok melonjak lebih dari 24 persen pada tahun 2023 meskipun ada sanksi dari Barat.

"Moskow dan Beijing ingin memimpin upaya mewujudkan tatanan dunia yang demokratis," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.

“Tentu saja, Rusia dan Tiongkok bukan satu-satunya pihak yang ingin mereformasi sistem internasional dan mendorong pembentukan tatanan dunia multipolar yang akan mencerminkan bobot nyata negara-negara dan asosiasi mereka,” tegas Lavrov.

Sebelumnya, ketika Putin tengah berlomba memperebutkan kursi Kepresidenan untuk masa jabtan kelima pada bulan Maret, Xi Jinping dengan cepat mengucapkan selamat atas kemenangan telak Putin.

Baca juga: Vladimir Putin

Menurut Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia, dari hampir seluruh surat suara yang dihitung, Putin tercatat memperoleh 87 persen suara.

Dalam sebuah surat yang dikutip oleh Kementerian Luar Negeri Beijing pada Senin (18/3/2024), Xi Jinping menyatakan kemenangan Putin adalah bukti bahwa ia mendapat dukungan dari rakyat Rusia.

"Kami yakin bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Putin, Rusia akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan nasional,” kata Xi Jinping melalui surat yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Beijing.

Xi Jinping menambahkan bahwa China sangat mementingkan hubungan bilateral yang dinamis.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas