Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Sandera Warga Thailand di Gaza Tewas, Enam Lainnya Masih Ada di Tangan Hamas

Pemboman buta oleh Israel kerap membuat para sandera yang ada di tangan Al Qassam, sayap militer Hamas, ikut terbunuh di Gaza. Dua WN Thailand tewas

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dua Sandera Warga Thailand di Gaza Tewas, Enam Lainnya Masih Ada di Tangan Hamas
CBS News
Pembebasan sandera pertama kalinya dilakukan dalam gencatan senjata Israel-Hamas pada November 2023. 

Dua Sandera Warga Thailand di Gaza Tewas, Enam Lainnya Masih Ada di Tangan Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya dua warga negara Thailand yang disandera di Gaza dilaporkan tewas.

Hal itu diungkapkan perdana menteri Thailand, Srettha Thavisin, Kamis (16/5/2024) malam

“Saya sangat sedih mengetahui bahwa dua sandera asal Thailand di Gaza… kini dipastikan meninggal,” kata Srettha Thavisin.

Baca juga: 3 Hal di Balik Remuknya Israel di Jabalia: IDF Salahkan Politisi, Qassam Kini Kuasai Jurus Hizbullah

Dia mengidentifikasi para korban sebagai Sonthaya Oakkharasri dan Sudthisak Rinthalak.

Menyampaikan “belasungkawa sedalam-dalamnya” kepada keluarga korban, Srettha mengatakan pemerintah Thailand “akan terus melakukan yang terbaik untuk menjamin pembebasan sandera yang tersisa.”

Ada sekitar enam warga negara Thailand lainnya yang disandera di wilayah Gaza yang terkepung Israel.

Berita Rekomendasi

Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan pemerintah Israel telah menyimpulkan Oakkharasri dan Rinthalak “meninggal dunia, sejak Oktober 2023.”

Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan hampir 1.200 orang tewas.

Lebih dari 200 orang disandera.

Lebih dari 35.300 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 79.200 lainnya terluka sejak Oktober lalu menyusul serangan Hamas.

Tentara Israel melancarkan serangan darat terbatas pada tanggal 6 Mei di Rafah, dan badan PBB untuk pengungsi Palestina memperkirakan bahwa sekitar 600.000 orang telah meninggalkan kota tersebut sejak dimulainya serangan.

Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan bahwa pasukannya tidak melakukan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Baca juga: Abu Obeida: Pemboman Israel Bikin Al Qassam Hilang Kontak dengan Penjaga 4 Sandera, Ada Hersh Polin

Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam membawa sandera ke mobil Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023.
Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh Kantor Media Hamas menunjukkan seorang anggota Brigade Al-Qassam membawa sandera ke mobil Komite Palang Merah Internasional di Gaza pada 24 November 2023. (HAMAS MEDIA OFFICE / AFP)

Sandera Tewas Justru Karena Pemboman Israel

Sebelumnya, terkait nasib para sandera,  Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Abu Ubaida, mengatakan mereka kehilangan kontak dengan anggota Hamas yang menjaga empat sandera Israel, awal pekan ini.

Satu di antara sandera tersebut ialah Hersh Goldberg Bolin, warga negara Israel dan Amerika Serikat (AS).

“Sebagai akibat dari pemboman barbar Zionis selama 10 hari terakhir, kontak kami dengan Mujahidin yang menjaga empat tahanan Zionis, termasuk Hersh Goldberg Bolen, terputus," katanya, Senin (13/5/2024).

Hersh Goldberg Bolin sebelumnya meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk membebaskannya dalam video yang diterbitkan oleh Brigade Al-Qassam pada akhir April 2024.

"Netanyahu dan pemerintahannya harus malu pada dirimu sendiri karena kamu mengabaikan kami bersama ribuan warga. Kamu seharusnya malu karena meninggalkan kami selama 200 hari," katanya dalam video bulan lalu.

"Semua upaya tentara gagal. Pemboman Angkatan Udara menewaskan 70 tahanan seperti saya. Anda juga harus malu pada diri sendiri karena Anda menolak semua kesepakatan yang ditawarkan kepada Anda," lanjutnya, dikutip dari Al Arab.

Sebelumnya pada Sabtu (11/5/2024), Brigade Al-Qassam juga menerbitkan sebuah video yang mengumumkan kematian sandera, Nadav Boublabil (51) dari Nirim, yang memegang kewarganegaraan Israel dan Inggris.

Ia terluka pada sebulan yang lalu bersama Judy Feinstein.

Seminggu sebelumnya, Abu Ubaida mengumumkan kematian Weinstein (70) akibat luka-lukanya dalam pemboman yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza sebulan yang lalu.

Sementara itu, tentara pendudukan Israel mengumumkan 19 tentaranya terluka akibat tembakan faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situsnya bahwa 19 tentara Israel terluka, termasuk 14 orang dalam pertempuran darat di Jalur Gaza.

Baca juga: Erdogan: RS Turki Tampung 1.000 Milisi Hamas, Bantu Perawatan Percepat Kemenangan Palestina

Pada Minggu (12/5/2024), tentara pendudukan mengumumkan ada 50 tentara dan perwiranya terluka dalam pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.

Sejauh ini, 620 perwira dan tentara telah terbunuh, menurut klaim pendudukan, sejak operasi Banjir Al-Aqsa.

Sementara jumlah korban tewas tentara Israel sejak agresi darat telah mencapai 272 perwira, namun Hamas menegaskan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, dan Israel sengaja menyembunyikan jumlah kematian tentaranya.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 35.091 jiwa dan 78.827 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (14/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(oln/anadolu/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas