Netanyahu-Ben Gvir Ribut di Rapat Kabinet, Yoav Gallant Walkout Saat Menteri Keamanan Israel Pidato
Friksi dan perpecahan di Israel menyangkut rencana masa depan Gaza. Negara-negara Arab siap bergabung dalam koalisi internasional di Gaza
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ketika didesak oleh FT mengenai informasi terbaru, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi bahwa Washington mengadakan pembicaraan dengan mitra di wilayah tersebut mengenai Gaza pasca-konflik, dan menekankan bahwa banyak pihak yang memiliki kesediaan untuk memainkan peran konstruktif ketika kondisi memungkinkan.
“Banyak negara perlu mengambil tindakan untuk mendukung pemerintahan, keamanan, dan upaya kemanusiaan di Gaza,” kata juru bicara tersebut. “Saya tidak akan mendahului diskusi diplomatik tersebut.”
Penghalang lain terhadap rencana Washington adalah pemerintah Israel, karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa pasukan Tel Aviv akan mempertahankan kendali keamanan jangka panjang di wilayah tersebut.
“Israel menolak untuk membicarakan hal ini dengan siapa pun; itu dalam penyangkalan. Dan semua orang membicarakan satu sama lain,” kata pejabat barat yang berbicara dengan FT.
“Negara-negara Arab mengatakan bahwa negara-negara Barat harus mengakui negara Palestina, namun sangat sedikit negara-negara besar di Barat yang benar-benar mau mengakui hal ini.”
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan mengecam Netanyahu karena mengatakan UEA dapat membantu pemerintahan pascaperang di Jalur Gaza di masa depan.
“UEA menekankan bahwa perdana menteri Israel tidak memiliki kapasitas hukum untuk mengambil langkah ini, dan UEA menolak untuk terlibat dalam rencana apa pun yang bertujuan untuk menutupi kehadiran Israel di Jalur Gaza,” kata diplomat utama UEA melalui media sosial.
Mesir dan Maroko juga menolak membantu Israel mempertahankan kontrol keamanan di Gaza.
AS Dorong Negara-negara Arab untuk Gabung
AS mendorong negara-negara Arab untuk bergabung dengan pasukan multinasional pascaperang di Gaza
Pemerintahan Biden mendorong negara-negara Arab untuk berpartisipasi dalam pasukan penjaga perdamaian yang akan dikerahkan di Gaza setelah perang berakhir, dengan harapan dapat mengisi kekosongan di jalur tersebut sampai aparat keamanan Palestina yang kredibel terbentuk.
AS telah mendiskusikan rencana tersebut dengan negara-negara Arab.
Mesir, Uni Emirat Arab, dan Maroko sedang mempertimbangkan inisiatif tersebut, tetapi Presiden Joe Biden tidak bersedia mengerahkan pasukan Amerika ke Gaza, kata para pejabat Barat dan Arab.
“Negara-negara Arab telah mengatakan bahwa mereka harus dipimpin oleh AS sehingga AS sedang mencoba mencari cara untuk memimpin mereka tanpa harus turun ke lapangan,” kata seorang pejabat Barat.
“Tiga negara Arab telah melakukan diskusi awal, termasuk Mesir, UEA, dan Maroko, namun mereka ingin AS mengakui negara Palestina terlebih dahulu.”