Pasukan Rusia Gelar Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis di Dekat Ukraina, Situasi Eropa Memanas
Negara-negara Barat dan anggota NATO kerap melakukan provokasi dengan mengancam akan mengirimkan pasukannya ke Ukraina.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pasukan militernya Rusia memulai latihan tahap pertama, melibatkan pelatihan praktis dalam persiapan dan penggunaan senjata nuklir taktis, Rabu (22/5/2024).
Latihan ini digelar sesuai perintah Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan tujuan untuk mensimulasikan persiapan peluncuran senjata nuklir taktis. Mencegah Barat terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina.
Terlebih belakangan ini negara-negara Barat dan anggota NATO kerap melakukan provokasi dengan mengancam akan mengirimkan pasukannya ke Ukraina, yang di invasi Rusia lebih dari dua tahun lalu.
Baca juga: Rusia Mulai Latihan Militer Pakai Senjata Nuklir di Dekat Ukraina, Libatkan Rudal Iskander & Kinzhal
"Latihan ini bertujuan untuk memastikan unit dan peralatan siap untuk penggunaan tempur senjata nuklir non-strategis untuk merespons dan memastikan integritas teritorial dan kedaulatan negara Rusia tanpa syarat sebagai tanggapan atas pernyataan provokatif dan ancaman pejabat Barat terhadap Federasi Rusia," kata Kementrian Pertahanan Rusia.
Mengutip dari Reuters latihan nuklir ini di gelar pasukan Rusia dengan melibatkan pasukan rudal di Distrik Militer Selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina dan juga termasuk bagian dari Ukraina yang kini dikuasai Rusia.
Dalam latihan tahap pertama Rusia diketahui menguji kemampuan rudal balistik Iskander yang memiliki panjang 7,3 meter dengan bagian hulu atau kepalanya bisa diisi 480-700 kilogram bahan peledak maupun nuklir.
Tak hanya itu, Rusia juga turut menerjunkan rudal hipersonik Kinzhal Kh-47M2 yang memiliki jangkauan 1.500 hingga 2.000 km dengan kecepatan Mach 12.250 kpj, membuatnya sulit dilacak musuh saat sehingga dapat bermanuver menuju sasaran.
Meski latihan Senjata nuklir taktis atau non-strategis tidak sekuat senjata nuklir strategis yang dirancang untuk memusnahkan seluruh kota musuh. Namun, senjata ini tetap memiliki potensi merusak yang besar.
Secara teori, penggunaan senjata semacam itu dapat memberikan kejutan yang mengejutkan bagi Barat tanpa harus memicu perang nuklir besar-besaran, meskipun risiko memicu siklus eskalasi akan sangat besar.
Tidak tanggung-tanggung, untuk menggertak Barat agar tidak ikut campur dalam konflik Ukraina, Kemhan Rusia menyebarkan rekaman latihan senjata nuklir yang memperlihatkan jejeran truk-truk militer Moskow tampak membawa rudal ke lapangan.
"Latihan ini, jelas, merupakan sebuah sinyal untuk menanggapi diskusi tentang pasukan negara-negara NATO di Ukraina. Fitur yang paling penting adalah pengumuman sebelumnya dan visibilitas," kata Nikolai Sokov, mantan pejabat kontrol senjata Soviet dan Rusia.