Liga Arab Minta Bantuan Rusia untuk Akhiri Perang di Gaza, Pengaruh AS Mulai Rontok
Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa menyebut saat ini Liga Arab bersatu guna membantu mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
“(Negara-negara Arab) menyadari bahwa tidak ada kemajuan apa pun. Bahwa ini adalah tindakan dua muka dan dusta selama bertahun-tahun ini,” kata Tremblay.
“Dan kini beralih kepada Rusia sebagai mediator. Bagi Rusia, ini besar sekali, tidak hanya bagi prestis dan reputasi internasionalnya, tetapi bagi pengaruh langsungnya di Timur Tengah. Sangat besar.”
Adapun pada bulan November tahun lalu Arab Saudi menandatangi pertukaran mata uang senilai $7 miliar dengan Tiongkok.
Hal itu makin mendekatkan hubungan kedua negara tersebut serta menjadi langkah penting ke arah penjualan minyak yang dibayar dengan mata uang renminbi Tiongkok.
Tahun lalu Arab Saudi menyambung kembali hubungan diplomatiknya dengan Iran setelah selama tujuh tahun menegang.
Selain itu, Al Khalifa meminta adanya normalisasi hubungan dengan Iran. Hal itu menjadi tanda memudarnya pengaruh AS di Timur Tengah.
“Kita dulu punya masalah dengan Iran, tetapi kini hampir tidak ada. Tidak ada alasan untuk menunda normalisasi hubungan dengan Iran,” ucap Al Khalifa.
Adapun Liga Arab adalah organisasi yang dibentuk tahun 1945 dan kini memiliki anggota sebanyak 22 negara yang terdiri atas negara Timur Tengah dan negara Afrika.
Dua di antaranya adalah Yordania dan Mesir yang dianggap “ramah” kepada Israel.
Sementara itu, Arab Saudi dilaporkan sempat membahas upaya normalisasi hubungan dengan Israel sebelum perang di Jalur Gaza pecah.
(Tribunnews/Febri)