Warga Paris Geram, Ribuan Demonstran Geruduk Media Prancis TF1, Protes Siaran Wawancara Netanyahu
Ratusan warga Paris memerotes sebuah televisi Prancis saat saluran Prancis menjadi tuan rumah bagi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Penulis: Muhammad Barir
Warga Paris Geram, Ribuan Demonstran Geruduk Media Prancis TF1, Protes Siaran Wawancara Netanyahu
TRIBUNNEWS.COM- Ribuan warga Paris memerotes sebuah televisi Prancis saat saluran Prancis itu menyiarkan wawancara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Awalnya, ratusan kemudian bertambah banyak menjadi ribuan demonstran berunjuk rasa kemarin malam di luar kantor lembaga penyiaran swasta TF1 di pinggiran barat Paris.
Mereka memprotes siaran wawancara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang perang Gaza.
Protes besar-besaran itu dilakukan hanya beberapa meter dari kantor TF1, mengecam karpet merah yang digelar mereka untuk penjagal Netanyahu, yang melakukan genosida di Gaza.
Paris mendukung Palestina. Mengenakan keffiyeh dan mengibarkan bendera Palestina, para pengunjuk rasa berkumpul agak jauh dari gedung saluran tersebut karena kehadiran banyak polisi, dan meneriakkan:
“Gaza, Paris bersamamu,” “gencatan senjata segera!” dan “Israel, pembunuh.”
Anggota parlemen dari partai sayap kiri Perancis La France Insoumise (France Unbowed, LFI) telah menyerukan demonstrasi segera setelah saluran tersebut mengumumkan wawancara tersebut akan ditayangkan.
Rima Hassan, kandidat untuk pemilu Eropa mendatang untuk France Unbowed, mengatakan pada X:
“Malam ini TF1 memberikan kesempatan kepada penjahat perang Benjamin Netanyahu untuk menyiarkan propaganda genosidanya! Mari kita sebarkan boikotTF1 seluas mungkin.”
Antoine Leaument, anggota parlemen LFI lainnya, menyoroti ironi seorang anggota parlemen yang baru-baru ini dijatuhi sanksi di Majelis Nasional karena mengibarkan bendera Palestina, sementara Netanyahu, orang yang mengarahkan “pengeboman dan pembunuhan” terhadap orang-orang ini, diundang untuk berbicara di saluran televisi besar.
Thomas Portes, anggota parlemen LFI lainnya, menuduh saluran Prancis tersebut “menggelar karpet merah untuk penjahat perang,”.
Dan menggambarkan undangan kepada Netanyahu sebagai hal yang “memalukan” mengingat kekerasan yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Dalam wawancaranya, Netanyahu mengklaim tuduhan bahwa Israel menargetkan dan membuat warga sipil kelaparan di Gaza adalah “fitnah anti-Semit”.
Pada hari Selasa, anggota parlemen Perancis, Sebastien Delogu diskors selama 15 hari setelah dia mengibarkan bendera Palestina di parlemen.
“Saya pikir negara Perancis adalah kaki tangan dalam apa yang terjadi saat ini di Palestina. Saya dan kelompok kami [LFI] bangga membela hukum internasional, dan orang-orang yang saat ini menderita dan dibantai di Palestina,” kata Delogu kepada wartawan.
(Sumber: Middle East Monitor)