Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rapat AS, Mesir, dan Israel soal Penyeberangan Rafah Selesai, IDF Diminta Mundur

Rapat AS, Mesir, dan Israel soal Penyeberangan Rafah telah selesai, IDF diminta mundur dari Rafah dan jalur pengiriman bantuan dikelola oleh Mesir.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Rapat AS, Mesir, dan Israel soal Penyeberangan Rafah Selesai, IDF Diminta Mundur
AFP/-
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel menunjukkan pasukan Israel beroperasi di sisi Palestina di perbatasan Rafah yang melintasi antara Gaza dan Mesir di Jalur Gaza selatan pada 7 Mei 2024. --- Israel diminta mundur dari Rafah setelah AS, Mesir, dan Israel berunding. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat, Mesir, dan Israel menyelesaikan rapat tentang penyeberangan Rafah pada Minggu (2/6/2024).

Rapat ini menyusul klaim Israel yang menguasai penyeberangan Rafah yang berada di perbatasan Mesir dan Jalur Gaza, yang berfungsi sebagai jalur bantuan untuk warga Palestina.

Media Mesir, Cairo News, melaporkan sejumlah poin yang menjadi perhatian ketiga pihak.

Pertemuan di Kairo tersebut mengindikasikan Mesir berpegang pada tuntutan mereka agar Israel menarik semua tentaranya dari Rafah.

"Misi Eropa juga akan ikut serta dalam pengoperasian penyeberangan Rafah, sementara Israel tampaknya keberatan dengan kehadiran itu," lapor Cairo News, Minggu (2/6/2024).

"Israel mengusulkan kehadiran misi PBB untuk berpartisipasi dalam pengoperasian penyeberangan Rafah dengan partisipasi pihak Palestina yang dapat diterima, sementara Mesir cenderung menerima kehadiran pihak Palestina," lanjutnya.

Posisi Mesir muncul setelah Israel secara efektif mengambil alih penyeberangan dari pihak Palestina pada 8 Mei 2024, yang memperburuk hubungan yang sudah tegang dengan latar belakang perang di Jalur Gaza.

Berita Rekomendasi

Pada 29 Mei 2024, Israel mengklaim telah menguasai penyeberangan Rafah sepenuhnya.

Hal ini melanggar perjanjian Israel dengan Mesir yang menetapkan Poros Philadelphia sebagai zona penyangga yang diawasi Mesir dari sisi perbatasannya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersikeras agar Israel menguasai Rafah untuk mencegah gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengirim senjata ke Jalur Gaza melalui jalur itu.

Israel juga mengklaim ada terowongan Hamas yang menghubungkan Rafah di sisi Palestina hingga ke Semenanjung Sinai di Mesir, sebuah klaim yang dibantah oleh Mesir.

Baca juga: AS, Qatar, Mesir Desak Israel dan Hamas Akhiri Perang di Jalur Gaza

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.439 jiwa dan 82.627 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (2/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas