Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Detail Acara Pawai Bendera Israel: Hamas Marah, Pemukim Yahudi Teriakkan 'Matilah Orang Arab'

Hamas mewanti-wanti, ada konsekuensi tersendiri jika para pemukim Yahudi tetap menjalakankan Pawai Bendera ini. Hamas memang pernah mengamuk

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in 6 Detail Acara Pawai Bendera Israel: Hamas Marah, Pemukim Yahudi Teriakkan 'Matilah Orang Arab'
khaberni
Suasana pawai Bendera pemukim Yahudi Israel di kawasan Kota Tua Yerusalem. Pawai Bendera ini sebagai perayaan penyatuan kembali (unifikasi) Yerusalem pada tahun 1967 setelah Perang Enam Hari. 

6 Detail Acara Pawai Bendera Israel yang Bikin Marah Hamas, Pemukim Yahudi Teriakkan 'Matilah Orang Arab'

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Hamas mengatakan kalau pawai bendera di Yerusalem adalah sebuah agresi terhadap rakyat Palestina dan kesucian Masjid Al-Aqsa.

Hamas mewanti-wanti, ada konsekuensi tersendiri jika para pemukim Yahudi tetap menjalakankan acara ini.

"Kami memperingatkan pendudukan agar tidak melanjutkan kebijakan kriminalnya terhadap Al-Aqsa," tulis pernyataan Hamas dilansir Khaberni, Rabu (5/6/2024).

Baca juga: Tak Mau Ubah Rute, Pawai Bendera Israel Tetap Lewati Kawasan Muslim di Yerusalem ke Tembok Barat  

Sejumlah pasukan polisi Israel telah dikerahkan di berbagai distrik menjelang acara tersebut karena Hamas menyerukan “hari kemarahan” sebagai reaksi terhadap pawai bendera Israel.

“Kami menyerukan kepada masyarakat kami di mana pun, terutama di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan di Israel – untuk berjuang melawan rencana pendudukan mengenai Masjid Al-Aqsa dan mengubah hari ini menjadi hari kemarahan dan dukungan terhadap Masjid Al-Aqsa. dan hari perjuangan melawan agresi Zionis,” bunyi pernyataan Hamas.

Pawai Bendera para pemukim Yahudi Israel ini diselenggarakan pada hari yang dikenal sebagai Hari Yerusalem, di mana Israel memperingati pendudukan bagian timur Yerusalem pada tahun 1967.

BERITA REKOMENDASI

Hari ini diperingati sebagai Hari Penyatuan Yerusalem dan pembentukan kedaulatan Israel atas kota tersebut dan wilayahnya serta tempat keagamaan Yahudi di dalamnya.

Tahun ini menjadi perayaan ke-57 sejak penyatuan kembali Yerusalem.

"Hari Yerusalem dirayakan pada hari Rabu, tanggal 28 Iyar, menandai 57 tahun sejak ibu kota bersatu setelah Perang Enam Hari," tulis laporan i24.

Baca juga: Kelompok Yahudi Ekstremis Israel Berduyun-duyun Bawa Kurban Persembahan ke Lokasi Masjid Al-Aqsa

Seorang polisi Israel berjaga saat berlangsungnya pawai Bendera pemukim Yahudi Israel di kawasan Kota Tua Yerusalem. Pawai Bendera ini sebagai perayaan penyatuan kembali (unifikasi) Yerusalem pada tahun 1967 setelah Perang Enam Hari.
Seorang polisi Israel berjaga saat berlangsungnya pawai Bendera pemukim Yahudi Israel di kawasan Kota Tua Yerusalem. Pawai Bendera ini sebagai perayaan penyatuan kembali (unifikasi) Yerusalem pada tahun 1967 setelah Perang Enam Hari. (tangkap layar/timesofisrael)

Teriakkan Kata Makian Saat Pawai

Polisi Israel mengatakan pada Senin kalau pawai bendera tersebut akan mengambil rute yang sama seperti tahun lalu, dari pusat kota Yerusalem ke Tembok Barat.

Akan ada dua rute yang akan dilalui peserta menuju tembok, satu melewati Gerbang Dung, dan yang kedua melewati Gerbang Damaskus dan Muslim Quarter.

Dalam sejarahnya, aksi pawai bendera selalu rawan bentrokan.

Pawai bendera yang sudah bersifat provokatif masih ditambah oleh sejumlah ulah dari para pemukim Yahudi saat berparade.

"Pasukan pendudukan Israel memaksa warga Palestina untuk menutup toko-toko mereka saat pawai melewati Kota Tua, di mana para peserta secara provokatif menyerang rumah-rumah dan toko-toko warga Palestina, meneriakkan slogan-slogan “Matilah Orang Arab” dan menari sambil membawa bendera Israel," tulis laporan Khaberni.

"Meskipun situasi keamanan meningkat, Pawai Bendera akan tetap berjalan sesuai rencana, yang berpuncak pada Western Wall Plaza," bunyi laporan media Israel yang menginformasikan tak ada perubahan jalur pawai dari tahun-tahun sebelumnya.

Peserta akan melewati Gerbang Damaskus yang selama ini sering dianggap sebagai titik kontroversial dalam jalur parade dan rawan bentrok.

Meskipun ada ancaman dari Hamas, berikut ini detail perayaan pawai bendera Israel yang kontroversial tersebut:

Pukul 7:30 PAGI | Ritual pagi yang meriah di Tembok Barat dengan partisipasi siswa yeshiva, rabi, dan tokoh masyarakat.

Pukul 11:00 PAGI | Siaran langsung khusus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk sekolah dasar di seluruh negeri, dengan partisipasi Rabi Tembok Barat dan Tempat Suci serta Menteri Pendidikan.

Pawai Bendera

Pukul 4 SORE | Pintu masuk

Wanita akan berkumpul di Jalan Bezalel

Para pria akan berkumpul di dekat Sinagoga Agung di King George Street

Pukul 16.30 | Tarian Bendera

Bagi Wanita: Akan berangkat dari Bezalel Street menuju King George Street.  Tarian akan diadakan di King George Street, di seberang tempat parkir Ma'alot.

Bagi Pria: Tarian bendera di depan Sinagoga Agung di King George Street.

Pukul 18.00-19.30 | Pawai Bendera

Parade putra akan dilakukan dengan rute sebagai berikut: Jalan Agron, Jalan King Solomon, Lapangan IDF, (termasuk melintasi kereta ringan), Jalan Pasukan Terjun Payung, Jalan Sultan Suleiman, melalui Gerbang Damaskus dan menuju Tembok Barat.

Parade Bagi Wanita akan melalui jalan-jalan berikut: Jalan Agron, Jalan Rabin, dan melalui Gerbang Jaffa menuju Tembok Barat. Beberapa pengunjuk rasa akan menyusuri Gan HaBonim Promenade dan melalui Gerbang Zion menuju Tembok Barat.

7:30 MALAM. | Akhir pawai bendera tradisional, rapat umum akan diadakan di Plaza Tembok Barat dengan partisipasi tokoh masyarakat. Diperkirakan puluhan ribu orang akan hadir.

Picu Kemarahan Penduduk Palestina

Pawai Bendera, yang dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar dihadiri oleh kelompok pemuda Zionis dan penganut nasionalisme Ortodoks lainnya, telah lama menjadi acara yang menarik perhatian dan memicu kontroversi.

Para pendukung pawai bendera mengatakan kalau pawai tersebut hanya merayakan penyatuan kembali Yerusalem pada tahun 1967 setelah Perang Enam Hari.

Sedangkan para penentang kegiatan ini mengatakan kalau pawai bendera ini tidak perlu hanya untuk membuat marah penduduk Palestina di Kota Tua.

Polisi Israel mengatakan kalau lebih dari 3.000 petugas – termasuk polisi perbatasan, sukarelawan dan cadangan dari kota-kota lain – akan dikerahkan di dalam dan sekitar Kota Tua pada Rabu sore untuk Pawai Bendera.

Chief superintendent Wissam Ali, kepala divisi operasi kepolisian Yerusalem, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa polisi Israel “akan berupaya mempertahankan rutinitas senormal mungkin, bagi para peserta, pejalan kaki, pengunjung, dan umat dari semua agama.”

Banyak jalan utama Yerusalem akan ditutup untuk lalu lintas kendaraan pada Rabu sore, dan secara bertahap akan dibuka kembali seiring berlangsungnya parade.

Trem tidak akan beroperasi selama parade, dan rute bus akan dialihkan agar tidak mengganggu pawai.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat Israel sering menghadapi seruan baik dari dalam maupun luar Israel untuk mengubah rute guna menghindari melewati Kawasan Muslim dan memicu ketegangan.

Parade 2023 tahun lalu terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata menjadi perantara berakhirnya kekerasan yang terjadi selama lima hari antara Israel dan Hamas.

Saat itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan untuk mengubah rute pawai bendera dan parade tetap berjalan sesuai rencana.

Meski aksi tersebut berakhir tanpa insiden atau eskalasi besar, beberapa peserta aksi bentrok dengan warga Palestina sementara yang lain meneriakkan ancaman dan hinaan saat mereka melewati jalan-jalan di Kawasan Muslim.

Seorang polisi Israel berjaga pawai Bendera pemukim Yahudi di Kota Tua Yerusalem
Seorang polisi Israel berjaga saat berlangsungnya pawai Bendera pemukim Yahudi Israel di kawasan Kota Tua Yerusalem. Pawai Bendera ini sebagai perayaan penyatuan kembali (unifikasi) Yerusalem pada tahun 1967 setelah Perang Enam Hari.

Serangan Operasi Penjaga Tembok Israel oleh Hamas

Delapan bulan setelah perang melawan Hamas di Gaza, yang dipicu oleh serangan kelompok pembebasan Palestina tersebut pada tanggal 7 Oktober, gang-gang di Kota Tua sebagian besar masih sepi, dengan sedikit wisatawan yang berkunjung dan banyak toko milik warga Palestina yang tutup.

Pada tahun 2021, pawai di Yerusalem menjadi sebab bagi Hamas untuk melancarkan konflik 11 hari, yang dijuluki Operasi Penjaga Tembok Israel.

Kelompok perlawanan tersebut menembakkan roket ke Yerusalem selama acara tersebut, sehingga memicu kebakaran mematikan, yang juga menyebabkan pecahnya kekerasan Arab-Yahudi di beberapa kota Israel.

Tahun itu, Netanyahu setuju untuk mengubah rute Pawai Bendera, meskipun ia harus menunggu hingga beberapa jam sebelum unjuk rasa untuk mengambil keputusan, sehingga ancaman akan semakin menumpuk pada saat itu.

Pada akhirnya kelompok Hamas tersebut memilih untuk menembakkan rentetan roket ke arah pawai yang dialihkan rutenya.

Tahun berikutnya, Perdana Menteri saat itu Naftali Bennett akhirnya memutuskan untuk mengizinkan pawai tetap berjalan sesuai rute semula.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat AS telah mendesak Israel untuk mengubah arah aksi mereka, meskipun tahun ini perhatian sebagian besar terfokus pada upaya Presiden Joe Biden untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata dan mengakhiri perang di Gaza.

(oln/khbrn/toi/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas