Tentara Amerika Mengundurkan Diri sebagai Bentuk Protes atas Dukungan Negaranya terhadap Israel
Perwira Angkatan Darat AS memilih untuk mengundurkan diri sebagai protes atas dukungan AS terhadap Israel
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Mayor Harrison Mann, seorang Yahudi Amerika yang bekerja untuk Badan Intelijen Pertahanan, telah mengundurkan diri dari Angkatan Darat AS.
Dilansir CBS News, ia beralasan dukungan Amerika untuk Israel, memungkinkan pembunuhan dan kelaparan bagi puluhan ribu warga Palestina yang tidak bersalah.
Mann adalah seorang veteran Angkatan Darat AS selama 13 tahun yang bekerja di biro Timur Tengah.
Ia duduk bersama koresponden nasional senior CBS News Jim Axelrod untuk wawancara televisi pertamanya sejak mengundurkan diri dari jabatannya.
Mann mengajukan pengunduran dirinya pada bulan November lalu.
Pemisahannya dari militer berlaku efektif pada hari Senin (3/6/2024).
Lebih dari 6 pejabat pemerintah AS secara terbuka mengundurkan diri sebagai protes atas dukungan AS terhadap perang Israel.
Namun Mann adalah orang pertama yang berasal dari komunitas militer dan intelijen.
“Saya mengerti jika orang-orang marah karena saya memilih untuk membicarakan hal ini, tapi saya merasa tidak punya banyak pilihan,” kata Mann kepada Axelrod.
Seorang pejabat Badan Intelijen Pertahanan mengkonfirmasi kepada CBS News bahwa Mann ditugaskan di badan tersebut.
Mann mengatakan kepada CBS Mornings bahwa senjata AS telah memungkinkan operasi Israel di Gaza, menunjukkan bahwa Israel telah menargetkan warga sipil Palestina tanpa pandang bulu sejak mereka mulai menanggapi serangan Hamas pada 7 Oktober.
Baca juga: Hamas Ingin Israel Berkomitmen terhadap Gencatan Senjata Permanen sebelum Terima Proposal Biden
“Saya tidak tahu bagaimana Anda membunuh 35.000 warga sipil secara tidak sengaja,” kata Mann.
Mann adalah merupakan cucu dari orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari antisemitisme di Eropa Timur.
Ia mengatakan dirinya tidak setuju dengan seruan “tidak akan pernah lagi” yang menyemangati orang-orang Yahudi setelah Holocaust.
“Mereka tidak merespons dengan cara yang produktif bagi keamanan negara Israel atau Yahudi di seluruh dunia,” kata Mann.
"Saya yakin bahwa ini merupakan tindakan pembersihan etnis."
"Menurut saya, hal ini tidak sesuai dengan semangat 'tidak akan pernah lagi'."
“Jika Anda adalah seseorang yang benar-benar termotivasi oleh kepedulian untuk melindungi kehidupan orang Yahudi, Anda harus berjuang agar Israel dapat meredakan perang."
"Kita harus melakukannya dengan cara yang pada dasarnya tidak membuat seluruh dunia berbalik melawan mereka."
"Itu tidak baik bagi keamanan jangka pendek atau jangka panjang Israel."
Mann memutuskan untuk mengumumkan pengunduran dirinya setelah pemerintahan Biden merilis sebuah penilaian pada bulan Mei yang menunjukkan tindakan Israel tidak sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional.
Meski begitu, pemerintah menyimpulkan bahwa bantuan AS untuk Israel tidak akan dihentikan.
“Saya terkejut dengan lemahnya pembenaran tersebut,” kata Mann.
Hingga kini, setidaknya 36.550 warga Palestina tewas dan 82.959 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober, mengutip Aljazeera.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas setidaknya 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
Baca juga: Israel Borong 25 Jet Tempur F-35 Buatan AS Seharga Rp 48 T, akan Mulai Dikirim pada Tahun 2028
Sementara itu, berikut perkembangan lainnya seputar perang Israel-Hamas.
- AS masih menunggu tanggapan dari Hamas mengenai proposal gencatan senjata di Gaza, yang akan disampaikan melalui mediator Qatar, kata penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan.
- UE sepenuhnya mendukung peta jalan komprehensif yang diumumkan oleh Presiden AS Biden.
Proposal itu disebut akan mengarah pada gencatan senjata permanen di Gaza, kata kepala kebijakan luar negeri blok tersebut Josep Borrell.
- Israel dan Hizbullah terus melakukan serangan lintas batas.
Militer Israel melakukan serangan udara di beberapa bagian selatan Lebanon, sementara Hizbullah meluncurkan roket ke Israel utara.
- Insinyur Palestina-Amerika, Ferras Hamad, mengatakan dia menggugat mantan perusahaannya, Meta.
Ferras Hamad mengklaim bahwa dia dipecat karena mencoba memperbaiki bug yang menutup postingan Instagram tentang Palestina dan perang Gaza.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.