Howitzer Msta-S Pembunuh Tank Abrams Ukraina Berikutnya
Tentara Vladimir Putin kembali sukses menghancurkan kendaraan lapis baja andalan Ukraina buatan Amerika Serikat.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Tentara Vladimir Putin kembali sukses menghancurkan kendaraan lapis baja andalan Ukraina buatan Amerika Serikat.
Kendaraan tersebut adalah tank M1A1 Abrams dan kendaraan tempur infanteri M2 Bradley. Dua kendaraan baja kebanggaan AS tersebut hancur lebur oleh meriam dan drone Rusia pada Sabtu (8/6/2024) di Donbass, Ukraina timur.
Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip oleh TASS mengumumkan tank Abrams tersebut ditembak dengan peluru Krasnopol diluncurkan dari howitzer self-propelled Msta-S, dengan proyektil dipandu oleh drone pengintai.
Video yang dikeluarkan oleh Kemhan Rusia menggambarkan howitzer Msta-S Rusia menembak dari posisi tertutup di dalam hutan, dengan bagian dari klip yang direkam dari drone menunjukkan ledakan di dekat kendaraan lapis baja yang hampir tidak terlihat.
Para pejabat mengatakan kepada TASS bahwa Abrams terkena peluru artileri Krasnopol berpemandu presisi tinggi yang ditembakkan oleh pasukan dari kelompok pasukan 'Pusat'.
Ini menjadi tank Abrams kesembilan yang berhasil dihancurkan oleh tentara Rusia di garis depan.
Baca juga: Rusia Siap Balas Tindakan Joe Biden, Persenjatai Musuh-Musuh AS dengan Rudal Canggih
Sebelumnya, tank-tank sejenis terkubur oleh serangan-serangan brutal pasukan Rusia di wilayah Avdiivka, Donetsk, Donbass.
Sementara lapis baja M2 Bradley hancur ditabrak dengan drone kamikaze Rusia. Dari video yang diunggah, seorang pasukan Putin menerbangkan drone yang telah dipasangi dengan granat PG7, kemudian pada video lainnya memuat video drone yang menabrak Bradley.
Kemhan Rusia mengklaim bahwa video itu adalah penghancuran kendaraan perang Ukraina buatan AS dengan senjata yang relatif murah. Drone yang diikat granat luncur tersebut harganya hanya 500 dolar AS, atau sekitar Rp 8 juta.
Kemhan mengklaim akibat ledakannya yang cukup keras, awak di dalam kendaraan perang tersebut tidak selamat.
Sebelumnya, tentara Ukraina berjuluk 'Joker' beberapa waktu lalu mengugkapkan bobroknya M2 Abrams.
“Persenjataan mereka tidak cukup,” kata seorang tentara dari Brigade Mekanis ke-47 Ukraina, yang ditempatkan di Donbass, kepada CNN.
“Itu tidak melindungi kru. Sungguh, hari ini adalah perang drone. Jadi sekarang, ketika tank itu bergerak, mereka selalu mencoba untuk menyerang mereka,” kata tentara tersebut, yang hanya dikenali dengan nama panggilan ‘Joker’.
“Tanpa pertahanan, kru tidak akan bertahan di medan perang,” kata rekan setimnya, ‘Dnipro.’
Unit ke-47 adalah satu-satunya unit Ukraina yang mengoperasikan tank buatan AS. Brigade tersebut sekarang sedang mengerjakan modifikasi lapangan pada M1A1, termasuk pemasangan kotak lapis baja reaktif.
“Kami lebih sering bekerja sebagai artileri. Anda perlu membongkar garis pohon atau bangunan. Kami punya kasus ketika kami menembakkan 17 peluru ke sebuah rumah dan rumah itu masih berdiri,” kata Joker.
Pasukan ke-47 juga menyesalkan bahwa Abrams dirancang untuk beroperasi dengan superioritas udara dan dukungan artileri, sesuai dengan doktrin NATO. Ini tidak terjadi di perang Ukraina, karena wilayah angkasa Ukraina dikuasai enuh oleh Rusia.
“Kami tidak memiliki penerbangan dan artileri. Kami hanya punya tangki. Dan itulah masalahnya,” kata Joker, seraya menambahkan bahwa senjata-senjata Barat yang dikirim ke Ukraina terlalu lambat untuk sampai dan jumlahnya terlalu sedikit.
“Kami kehilangan waktu. Ini adalah kematian bagi kami,” ia menambahkan.
Howitzer Msta-S diambil dari nama sungai di Rusia, yang dirancang untuk digunakan pada kendaraan self-propelled atau sebagai senjata derek.
Meriam ini memiliki jarak tembak hingga 34 kilometer dan memiliki peluru yang bisa dipandu oleh drone sehingga bisa presisi mengenai sasaran.