Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Qassam Umumkan 2 Sandera Israel Tewas Dibom IDF di Rafah: Netanyahu Ingin Para Tahanan di Peti Mati

Pemboman IDF di Rafah beberapa hari lalu kembali menewaskan dua sandera Israel yang ditahan Brigade Al Qassam

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Qassam Umumkan 2 Sandera Israel Tewas Dibom IDF di Rafah: Netanyahu Ingin Para Tahanan di Peti Mati
khaberni/HO
Petempur Brigade Al Qassam, sayap bersenjata Hamas. Operasi darat tentara Israel di Rafah direspons dengan perlawanan sengit Brigade Al Qassam dan faksi milisi lain perlawanan Palestina. 

Al Qassam Umumkan Tewasnya 2 Sandera Israel di Rafah: Netanyahu Ingin Para Tahanan Tewas

TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, Jumat (14/6/2024), malam mengumumkan tewasnya dua tahanan Israel di kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Brigade Al-Qassam mengatakan dalam klip video yang diposting di Telegram kalau para sandera Israel itu dibunuh oleh pemboman yang dilakukan tentara Israel (IDF) di Rafah beberapa hari lalu.

Baca juga: Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Sandera Israel yang Masih Hidup di Gaza, Pesan Yahya Sinwar Palsu

“Tentara Anda (Israe) membunuh dua tahanan dalam serangan udara di kota Rafah beberapa hari yang lalu,” kata pernyataan Hamas dilansir Khaberni.

Pernyataan Brigade Al Qassam menyatakan, pemerintah Israel pimpinan perdana menteri Benjamin Netanyahu memang tidak ingin memulangkan sandera yang ada di tangan gerakan perlawanan Palestina kecuali dengan cara pembumihangusan.

"Tentara Anda menipu Anda dan terus menipu Anda. Pemerintah Israel tidak ingin para tahanan kembali kecuali dalam peti mati," bunyi pernyataan itu.

Baca juga: Jebakan Presisi Al Qassam, Detail Tewasnya Perwira & Tentara Elite Brigade Givati IDF di Shaboura

Cuplikan video yang dirilis Brigade Al-Qassam, menunjukkan tiga sandera yang diklaim tewas dalam operasi militer Israel di Nuseirat, Jalur Gaza tengah pada Minggu (9/6/2024).
Cuplikan video yang dirilis Brigade Al-Qassam, menunjukkan tiga sandera yang diklaim tewas dalam operasi militer Israel di Nuseirat, Jalur Gaza tengah pada Minggu (9/6/2024). (X/Telegram/Brigade Al-Qassam)

Uraikan Revisi Proposal Gencatan Senjata

Terkait negosiasi pertukaran sandera, Hamas menjelaskan revisi atau perubahan mereka mengenai proposal gencatan sejata yang diumumkam oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei lalu.

BERITA REKOMENDASI

Hamas menyebut kini keputusan ada di tangan Israel, The New Arab melaporkan.

Hamas menekankan amandemen mereka tidak signifikan dan mereka tidak menolak proposal tersebut.

Salah satu amandeman ialah penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Hamas menyatakan tidak akan menerima kesepakatan apapun di mana militer Israel masih berada di wilayah Palestina.

Amandemen lainnya yakni pembebasan tahanan berdasarkan senioritas mereka serta penghentian penahanan narapidana yang dibebaskan.

Perubahan ini menyatakan bahwa setiap warga Palestina yang telah dibebaskan, harus diizinkan untuk kembali ke rumah dan desa mereka.

Karena selama ini, Israel rupanya kerap mencegah tahanan yang telah dibebaskan untuk kembali ke Tepi Barat yang diduduki.

Baca juga: Tentara Israel Bebaskan 4 Sandera di Nuseirat, Pengamat Militer Sebut IDF Justru Gagal, Kok Bisa?

Para pengunjuk rasa memegang plakat dan bendera sambil meneriakkan slogan-slogan dalam unjuk rasa mendukung warga Palestina, di luar Gedung Parlemen di pusat kota London pada 15 November 2023, untuk menuntut Anggota Parlemen memilih gencatan senjata di Gaza. Para anggota parlemen berkumpul di House of Commons untuk memberikan suara pada amandemen Pidato Raja yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. (Photo by HENRY NICHOLLS / AFP)
Para pengunjuk rasa memegang plakat dan bendera sambil meneriakkan slogan-slogan dalam unjuk rasa mendukung warga Palestina, di luar Gedung Parlemen di pusat kota London pada 15 November 2023, untuk menuntut Anggota Parlemen memilih gencatan senjata di Gaza. Para anggota parlemen berkumpul di House of Commons untuk memberikan suara pada amandemen Pidato Raja yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. (Photo by HENRY NICHOLLS / AFP) (AFP/HENRY NICHOLLS)

Revisi lebih lanjut menyerukan rekonstruksi Gaza dan lebih banyak bantuan diizinkan masuk ke wilayah kantong yang terkepung.

Perjanjian ini menetapkan bahwa konvoi bantuan harus diizinkan masuk dan penghentian agresi harus berkelanjutan.

Menurut kantor berita Reuters, mengutip dua sumber keamanan Mesir, catatan terakhir Hamas adalah tuntutan jaminan tertulis dari AS terkait gencatan senjata permanen dan penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza.

Sumber-sumber tersebut dilaporkan mengatakan bahwa Hamas khawatir bahwa proposal yang ada saat ini tidak memberikan jaminan eksplisit mengenai transisi dari tahap pertama rencana tersebut – terutama gencatan senjata enam minggu dan pembebasan beberapa tahanan – ke tahap kedua, yang mencakup gencatan senjata permanen.

Hamas mengecam Blinken

Sementara itu, Hamas mengecam komentar Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken yang disampaikan pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.

Blinken berkata Hamas membuat banyak sekali perubahan.

Blinken menyebut ada beberapa perubahan yang bisa diterima tetapi ada yang tidak.

Dalam pertemuan tersebut, dia mengatakan perang Israel di Gaza kini akan berlanjut sebagai akibat dari tanggapan Hamas.

Menurut publikasi berbahasa Arab, Al-Araby Al-Jadeed, Hamas mengatakan Blinken berusaha untuk membebaskan Israel dari tuduhan menghalangi perjanjian gencatan senjata.

“Blinken berusaha meminta pertanggungjawaban kami karena menghalangi tercapainya kesepakatan, sebagai kelanjutan dari kebijakan negaranya yang terlibat dalam genosida ini,” kata Hamas itu dalam sebuah pernyataan.

Hamas kembali menegaskan bahwa mereka tidak mengubah pendiriannya selama berbulan-bulan, dan mereka menanggapi perjanjian gencatan senjata secara bertanggung jawab.

Israel, sementara itu, belum menyatakan persetujuan publik terhadap proposal tersebut dan terus melanjutkan perangnya di Gaza.

Awal pekan ini, Hamas menyampaikan tanggapan bersama dengan kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ).

Kelompok tersebut memberikan tanggapan positif terhadap usulan gencatan senjata.

Tetapi, Israel menganggap catatan Hamas sebagai “penolakan”.

Sementara itu, Hamas menegaskan kembali bahwa mereka siap untuk membahas rincian lebih lanjut mengenai amandemen yang mereka rencanakan.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 37.232 warga Palestina sejak Oktober dan melukai sedikitnya 85.000 lainnya.

Serangan militer Israel yang membabi buta telah meratakan seluruh lingkungan dan menjerumuskan Jalur Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang parah.

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas