Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hormati Vladimir Putin, Abu Marzouk: Hamas akan Membebaskan Sandera Rusia

Hamas sebelumnya telah melepaskan seorang warga negara Israel-Rusia di luar kerangka perjanjian, untuk menghormati Presiden Rusia Vladimir Putin

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hormati Vladimir Putin, Abu Marzouk: Hamas akan Membebaskan Sandera Rusia
khaberni
Seorang anggota pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, mengawal seorang sandera yang berada dalam mobil dalam proses pertukaran sandera dengan pihak Israel November 2023 silam. 

Hormati Vladimir Putin, Abu Marzouk: Hamas akan Membebaskan Tahanan Rusia
 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Kepala biro politik Hamas di luar negeri, Musa Abu Marzouk, mengatakan gerakan tersebut akan melepaskan dua warga negara yang memegang kewarganegaraan Rusia segera setelah kesepakatan gencatan senjata dan gencatan senjata tercapai.

Abu Marzouk menyatakan, masalah tahanan Israel-Rusia diangkat ke Perwakilan Khusus Presiden Federasi Rusia untuk Negara-negara Timur Tengah dan Afrika, Mikhail Bogdanov.

"Kami mengatakan kepadanya (Bogdanov) kalau ketika Israel menerima keputusan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, mereka akan menjadi prioritas, untuk menghormati persahabatan kita dengan Federasi Rusia," katanya dilansir Khaberni, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Tiga Fase Agresi Militer Tentara Israel di Gaza, Apa Artinya? Qassam Kini Lakukan Pertahanan Aktif

Dia menunjukkan bahwa Hamas sebelumnya telah melepaskan seorang warga negara Israel-Rusia di luar kerangka perjanjian, untuk menghormati Presiden Rusia Vladimir Putin dan posisi baik Rusia terhadap rakyat Palestina.

Dia berkata, "Tidak ada tahanan Rusia yang ditahan oleh gerakan Hamas. Semua tahanan adalah warga Israel, dan sebagian besar dari mereka memiliki kewarganegaraan berbeda, termasuk beberapa yang memiliki kewarganegaraan Amerika, Meksiko, Ukraina, Rusia, dan lainnya."

Dijelaskannya, gerakan Hamas masih menunggu persetujuan Israel atas usulan tersebut sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan keputusan Mahkamah Internasional yang hingga saat ini ditolak Israel.

Baca juga: Vladimir Putin-Kim Jong-un Tertawa Bareng di Limosin Mewah Rusia, AS Berkeringat Luar Biasa

Presiden Rusia Vladimir Putin membacakan syarat perdamaian dengan Ukraina, Jumat 14 Juni 2024
Presiden Rusia Vladimir Putin membacakan syarat perdamaian dengan Ukraina, Jumat 14 Juni 2024 (Valery Sharifulin / TASS)

Putin Kecam Genosida

BERITA REKOMENDASI

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Putin juga mengecam serangan gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, namun tanggapan Israel di Jalur Gaza bukanlah perang melawan Hamas.

“Apa yang terjadi saat ini di Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas terhadap Israel sama sekali tidak menyerupai perang,” kata Putin saat wawancara dengan media Turki, Anadolu, Rabu (5/6/2024).

“Ini sama saja dengan pemusnahan total penduduk sipil," lanjutnya.

Putin mengatakan ada harapan untuk mendirikan negara Palestina dan tidak ada kekuatan yang boleh memonopoli upaya perdamaian di Timur Tengah.

Presiden Rusia itu menekankan Rusia sedang berusaha berkontribusi dalam upaya mewujudkannya.

"Kami berusaha memberikan pengaruh sebanyak mungkin dengan tujuan menyelesaikan konflik, termasuk dari sisi kemanusiaan," kata Putin.

Menurutnya, meningkatnya eskalasi militer di Timur Tengah dipengaruhi oleh kebijakan Amerika Serikat (AS) yang mengesampingkan dan memonopoli penyelesaian untuk Israel dan Palestina.

"Amerika Serikat juga harus memainkan peran besar dalam mencapai perdamaian di Timur Tengah, namun peran utama harus dimainkan oleh negara-negara di kawasan," ujarnya.

Putin mengatakan Rusia mendukung terwujudnya solusi 2 negara untuk Israel dan Palestina.

“Kami sudah lama mengakui negara Palestina sejak era Uni Soviet. Pendekatan kami dalam hal ini tidak berubah,” ujarnya.

Baca juga: Belum Kelar Bela Israel di ICJ, Hakim Aharon Barak Mundur dari Mahkamah Internasional

Dalam wawancara itu, Putin juga memuji langkah Turki yang mendukung penyelesaian bagi Israel dan Palestina.

Rusia sejauh ini mencoba bersikap netral terhadap Israel dan Hamas, meski telah berulang kali mengutuk Israel.

Tahun lalu, Rusia menerima perwakilan Hamas di Moskow untuk membahas tentang agresi Israel di Jalur Gaza.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.550 jiwa dan 82.959 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (4/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(oln/khbrn/anadolu/*)
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas