Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Hanya Dikepung Pendemo, Rumah PM Netanyahu Juga Dilempari Granat Asap, Tuntut Pembebasan Sandera

- Sebuah granat dilemparkan oleh pengunjuk rasa ke rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Kaisrea.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Tak Hanya Dikepung Pendemo, Rumah PM Netanyahu Juga Dilempari Granat Asap, Tuntut Pembebasan Sandera
AFP/AHMAD GHARABLI
Demonstran menyalakan api dan memblokir jalan selama protes terhadap pemerintah Israel dan menuntut pembebasan sandera yang ditahan oleh gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober, di Yerusalem pada 31 Maret 2024. (AHMAD GHARABLI / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah granat dilemparkan oleh pengunjuk rasa ke rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Kaisrea.

Mengetahui rumahnya dilempari granat asap, PM Netanyahu langsung memanggil tim penjinak bom.

Tim penjinak bom melakukan pengecekan dan memastikan bahwa perangkat tersebut adalah granat asap, dikutip dari Middle East Monitor.

Mereka jugga mengatakan, granat tersebut sengaja dilemparkan oleh para pengunjuk rasa.

Granat tersebut awalnya ditemukan oleh petugas dari Kantor Polisi Hadera sedang melakukan survei awal di lokasi protes.

Menanggapi lokasi granat asap, partai berkuasa Likud mengatakan bahwa insiden ini sudah kelewat batas.

Oleh karena itu, ia menuntut kepada Jaksa Agung dan Shinbet untuk segera mengakhiri ini semua.

BERITA REKOMENDASI

"Hasutan terhadap Perdana Menteri Netanyahu telah melewati batas merah malam ini. Jaksa Agung, dinas keamanan Shin Bet dan Polisi Israel harus mengakhiri kekerasan dan hasutan terhadap perdana menteri," tulisnya, dikutip dari The Times of Israel.

Sebagai informasi, ribuan warga Israel menyerbu rumah PM Netanyahu pada hari Kamis (27/6/2024).

Mereka berkumpul untuk menuntut Netanyahu agar segera menerima kesepakatan dengan Hamas untuk memulangkan sandera.

Pengunjuk rasa Israel sebelumnya juga telah memblokir dua jalan raya utama – salah satunya menghubungkan Tel Aviv dan Haifa, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Protes tersebut merupakan bagian dari serangkaian demonstrasi "Hari Pemogokan Nasional" yang diselenggarakan oleh para pemimpin protes untuk memberikan tekanan pada pemerintahan Netanyahu.

Baca juga: Mantan Pejabat Israel Desak Kongres AS untuk Batalkan Undangan Netanyahu Berpidato di Sidang Kongres

Tidak hanya itu, beberapa anggota keluarga sandera Israel juga menutup jalan raya Ayalon di selatan Tel Aviv.

"Perdana menteri meninggalkan para sandera, dan sejauh yang ia ketahui, mereka akan dimakamkan di Gaza selama ia masih menjabat," kata penyiar itu, mengutip keterangan keluarga.

Para pengunjuk rasa membawa poster bertuliskan, "Ditahan di Gaza untuk waktu yang lama."

Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk merundingkan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan faksi Palestina.

Dalam beberapa minggu terakhir, penentang pemerintah dan keluarga tahanan Israel di Gaza telah meningkatkan protes mereka, menuntut kesepakatan pertukaran sandera dan pemilihan umum dini.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Meski telah mendapat kecaman Internasional karena mengabaikan resolusi DK PBB, Israel tetap melancarkan serangan brutal di Gaza.

Lebih dari 37.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza.

Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Serangan Israel hingga saat ini juga membuat lebih dari 85.600 warga Palestina terluka.

Sebagian besar wilayah Gaza hancur setelah Israel melancarkan agresi di Gaza selama lebih dari delapan bulan.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait PM Netanyahu dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas