Pejabat Intel Jerman Terbang ke Lebanon, Temui Naim Qassem Hizbullah untuk Bahas Pencegahan Perang
Diskusi tersebut dilaporkan berpusat pada meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel dan bagaimana perang skala penuh dapat dihindari.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Badan tersebut dikenal dengan nama UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dan Jerman adalah satu dari sekian banyak negara anggota.
UNIFIL adalah salah satu misi perdamaian PBB tertua yang masih aktif hingga kini.
Di tahun-tahun awal pembentukan, tugas utama UNIFIL adalah mengkonfirmasikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon dan membantu Pemerintah Lebanon dalam memulihkan otoritas efektifnya.
Pada tahun 2006, mandat tersebut direvisi secara ekstensif melalui Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.
UNIFIL memantau gencatan senjata antara Lebanon dan Israel di wilayah perbatasan di Lebanon selatan dan mendukung Pemerintah Lebanon dalam mengamankan perbatasan darat dan maritimnya, misalnya untuk mencegah penyelundupan senjata.
Jerman telah berpartisipasi dalam misi perdamaian UNIFIL sejak tahun 2006.
Tujuannya adalah untuk mencegah penyelundupan senjata melalui laut dan memungkinkan angkatan bersenjata Lebanon untuk memantau sendiri perbatasan laut mereka.
Elemen inti dari kontribusi Jerman adalah partisipasi dalam Satuan Tugas Maritim UNIFIL.
Jerman mendukung angkatan bersenjata Lebanon dengan memberikan pelatihan, khususnya angkatan laut.
Batas atas personel Jerman yang berpartisipasi dalam misi saat ini adalah 300 tentara.
Parlemen Jerman (Bundestag) telah memperpanjang mandat Bundeswehr (Angkatan Bersenjata) untuk misi penting ini satu tahun lagi hingga tahun 2025.
Baca juga: UNIFIL Cemas Hizbullah-Israel di Ambang Perang Terbuka, Komandan Pasukan Radwan Tewas Dibom IDF
Saat ini, terdapat lebih dari 10 ribu tentara yang berkontribusi dalam misi perdamaian UNIFIL.
10.147 tentara tersebut berasal dari 49 negara, menurut situs resmi UNIFIL.
Indonesia juga ambil bagian dalam misi UNIFIL, dengan total 1232 prajurit, yang terbanyak di antara 49 negara tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)