Menhan Israel Klaim 60 Persen Pejuang Hamas Tewas atau Terluka dalam Perang Gaza
Setelah sembilan bulan konflik di Gaza, Israel bertekad untuk memenuhi tujuan perangnya.
Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyebut 60 persen pejuang Hamas telah tewas atau terluka dalam perang Gaza, sejak serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober 2023.
Klaim Yoav Gallant ini disampaikan dalam sebuah pernyataan kepada parlemen Israel.
Setelah sembilan bulan konflik di Gaza, Israel bertekad untuk memenuhi tujuan perangnya.
Israel mengatakan akan membasmi Hamas dan membawa kembali semua sandera dari Gaza.
Dikutip dari Arab News, Yoav Gallant memuji tentara Israel karena "melaksanakan tugas mereka dengan dedikasi, pengorbanan, dan keberhasilan".
Menhan Israel itu juga mengatakan "banyak sekali pencapaiannya".
Israel diketahui telah melancarkan serangan baru yang besar di Kota Gaza di utara dan di sekitar Rafah, serta Khan Yunis di selatan.
Serangan tersebut dilakukan saat negara itu juga memulai kontak dengan mediator internasional, dengan syarat untuk merundingkan gencatan senjata dengan Hamas.
"Kami telah melenyapkan atau melukai 60 persen Hamas dan membubarkan sebagian besar dari 24 batalyon kelompok Palestina tersebut," kata Gallant, Rabu (10/7/2024).
Namun, menteri tersebut tidak memberikan angka untuk korban jiwa dan militer Israel.
Ia mengatakan bahwa mereka tidak segera memiliki statistik.
Baca juga: Militer Israel Mengungkap Jaringan Terowongan Hamas di Jalur Gaza Masih Sangat Efisien
Tentara Israel Tewas dalam Bentrokan
Sementara itu, Israel pada hari Rabu mengumumkan bahwa satu tentaranya tewas dalam bentrokan dengan pejuang Palestina di Jalur Gaza tengah.
Pernyataan militer mengidentifikasi prajurit yang terbunuh sebagai Sersan Satu Tal Lahat, berusia 21 tahun, yang bertugas di unit komando Maglan.
Kematian prajurit tersebut membuat jumlah prajurit Israel yang tewas sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza pada 27 Oktober 2023 menjadi 325 orang, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Sementara, total korban tewas di pihak tentara Israel sejak dimulainya serangan Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, melonjak menjadi 681 orang.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Hampir 38.200 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 87.900 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terakhirnya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diinvasi pada 6 Mei 2024.
Baca juga: Israel Sebarkan Ribuan Selebaran di Gaza, Semua Penduduk Didesak Pergi di Tengah Serangan Intensif
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, tentara Israel memerintahkan semua warga sipil Palestina untuk meninggalkan Kota Gaza saat menyerang gedung UNRWA sehari setelah sedikitnya 30 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sekolah yang menampung warga sipil terlantar di Khan Younis.
Itu adalah serangan keempat terhadap sekolah dalam beberapa hari yang terjadi setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi massal baru untuk beberapa bagian Khan Younis dan Kota Gaza, yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi dan penutupan tiga rumah sakit utama.
Serangan itu terjadi saat putaran perundingan berikutnya untuk mencoba mengakhiri perang di Gaza akan dimulai di Qatar pada hari Rabu setelah diskusi di Mesir.
Para pakar hak asasi manusia PBB mengatakan Israel memaksakan “kelaparan tertarget” pada penduduk Gaza, yang mengakibatkan kematian anak-anak akibat kekurangan gizi dan dehidrasi.
Militer Israel telah mengintensifkan serangan militernya di Kota Gaza sejak akhir Juni 2024.
Baca juga: Kepala Intelijen AS Tuding Iran Dorong Protes Perang Gaza, Picu Perselisihan dan Merusak Kepercayaan
Israel mengeluarkan perintah evakuasi formal pertama untuk sebagian kota pada tanggal 27 Juni, dan dua perintah lagi pada hari-hari berikutnya.
Dalam selebaran, militer mengatakan penduduk dapat menempuh dua jalan aman “dengan cepat dan tanpa pemeriksaan dari Kota Gaza ke tempat perlindungan” di Deir el-Balah dan az-Zawiya.
Perintah terbaru ini bertentangan dengan pengumuman Israel pada bulan Januari yang menyatakan bahwa mereka telah membongkar struktur militer Hamas di kota utara tersebut.
Operasi darat pertama kali dimulai di lingkungan Shujayea di timur kota; tetapi minggu ini, tank juga dipindahkan ke distrik tengah dan barat, yang memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi ke selatan.
Militer juga mengatakan pihaknya menyerang para pejuang di dalam markas besar UNRWA, badan pengungsi Palestina PBB, di kota itu.
Setidaknya 38.243 orang tewas dan 88.243 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139, sementara puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)