Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Balas Bombardemen Israel di Bint Jbeil, Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Kiryat Shmona

Serangan Hizbullah ke Kiryat Shmona itu dinyatakan dilakukan dengan puluhan roket Falaq dan Katyusha untuk membalas pemboman Israel di Kota Bint Jbeil

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Balas Bombardemen Israel di Bint Jbeil, Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Kiryat Shmona
khaberni
Gerakan Hizbullah Lebanon mengebom situs pendudukan Israel dengan roket Falaq dan Katyusha. 

Balas Bombardemen Israel di Bint Jbeil, Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket Falaq dan Katyusha ke Kiryat Shmona

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Hizbullah Lebanon, pada Senin (15/7/2024) malam mengumumkan pengeboman Kiryat Shmona (desa Al-Khalisa), wilayah pendudukan Israel di bagian utara.

Serangan Hizbullah itu dinyatakan dilakukan dengan puluhan roket Falaq dan Katyusha.

Baca juga: Eks-Mossad: Israel Lumpuh Jika Perang Total Lawan Hizbullah, Tel Aviv Terbakar Seperti Kiryat Shmona

Dalam pernyataannya, Hizbullah menyatakan kalau serangan roket bergelombang tersebut sebagai balasan atas bombardemen Israel sebelumnya di kota Bint Jbeil, Lebanon Selatan.

“(Serangan) Sebagai respons terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah persembunyian di selatan, terutama pembantaian mengerikan yang dilakukan musuh di kota Bint Jbeil, yang menyebabkan kematian warga sipil," kata pernyataan itu dilansir Khaberni.

Adapun Tentara pendudukan Israel (IDF) mengatakan, sebagian besar roket serangan Hizbullah itu berhasil dijatuhkan.

“Kami mendeteksi peluncuran sekitar 20 rudal dari Lebanon menuju Kiryat Shmona dan sekitarnya, dan kami mencegat beberapa di antaranya,” kata pernyataan IDF.

Pejuang dari Brigade Perlawanan Lebanon (Saraya al-Muqawama al-Lubnaniya), sebuah kelompok paramiliter yang berafiliasi dengan Hizbullah, berbaris di jalan-jalan pinggiran selatan ibu kota Beirut untuk memperingati para pemimpin Hizbullah yang terbunuh, pada 14 Februari 2020.
Pejuang dari Brigade Perlawanan Lebanon (Saraya al-Muqawama al-Lubnaniya), sebuah kelompok paramiliter yang berafiliasi dengan Hizbullah, berbaris di jalan-jalan pinggiran selatan ibu kota Beirut untuk memperingati para pemimpin Hizbullah yang terbunuh, pada 14 Februari 2020. (AFP)

Brigade Perlawanan Lebanon Turun Tangan

Berita Rekomendasi

Kelompok yang berafiliasi dengan Hizbullah melancarkan operasi pertama melawan Israel sejak Banjir Al-Aqsa.

Brigade Perlawanan Lebanon, sebuah kelompok paramiliter yang terkait dengan Hizbullah, kemarin mengaku bertanggung jawab atas operasi militer melawan Israel di Lebanon selatan.

Pengumuman ini menandai yang pertama bagi kelompok tersebut sejak peluncuran Banjir Al-Aqsa tahun lalu.

Didirikan oleh Hizbullah pada tahun 1997, Brigade tersebut beranggotakan pejuang sukarelawan dari berbagai sekte Lebanon.

Pada hari Jumat, mereka melaporkan peluncuran roket ke lokasi ‘Rweisat al-Qarn’ Israel di Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki, sehingga menghasilkan “serangan langsung.” Hizbullah dan Israel hampir setiap hari terlibat baku tembak sejak perang di Gaza dimulai.

Hizbullah yang mendukung Hamas telah berjanji untuk menghentikan serangan hanya jika gencatan senjata di Gaza.

Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menolak permintaan negara pendudukan untuk mengevakuasi pejuang Hizbullah dari wilayah perbatasan.

Blok parlemen Nabih Berri menyambut baik upaya internasional untuk mengakhiri agresi Israel terhadap Gaza dan menentang pembentukan zona penyangga di Lebanon.

Pada bulan Oktober, Brigade Perlawanan Lebanon kehilangan dua pejuangnya, Ali Kamal Abdel Aal “Jihad” dan Hussein Hassan Abdel Aal “Bilal”, dari kota Helta di Lebanon selatan, yang menjadi martir saat menjalankan tugas nasional mereka, lapor Al Mayadeen .

Tembakan lintas batas terus berlanjut, dan sebuah kendaraan tentara Lebanon baru-baru ini terkena tembakan Israel. Para personel berhasil lolos tanpa cedera.

Brigade tersebut menegaskan misi mereka untuk melawan pendudukan Israel dan membebaskan wilayah Lebanon.

Brigade Perlawanan Lebanon adalah kelompok perlawanan paramiliter multifaksi yang berafiliasi dengan Hizbullah, di mana umat Kristen, Druze, Sunni, dan semua faksi lainnya berpartisipasi.

Kelompok ini dibuat untuk mereka yang menganut nasionalisme Lebanon dan memiliki keyakinan anti-Zionis yang kuat.

Hassan Nasrallah Kirim Peringatan ke Netanyahu

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengingatkan para petempur gerakannya di Lebanon untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi skenario terburuk dalam konteks konfrontasi melawan Israel demi mendukung Gaza dan membalas agresi pendudukan di wilayah mereka.

Meski memberikan alert, Nasrallah mengatakan kalau dia berharap tidak terjadi hal seperti itu.

Baca juga: Media Israel: IDF Gempur Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Skenario terburuk yang dimaksud Nasrallah adalah perang besar dan terbuka antara Hizbullah dan pasukan Israel (IDF).

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam beberapa kesempatan sudah memberikan isyarat kalau IDF siap merangsek ke Lebanon untuk memukul mundur Hizbullah dari wilayah perbatasan di mana mereka setiap hari melancarkan serangan ke teritorial pendudukan demi melemahkan kekuatan Israel dalam agresi di Gaza.

Terkait rencana penyerbuan besar-besaran IDF ke Lebanon, Nasrallah menyatakan, “Jika Netanyahu terus melanjutkan konflik ini, dia akan membawa negaranya menuju bencana, dan ini adalah fakta yang didukung oleh bukti.”

Baca juga: Israel Mau Gempur Lebanon, Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS, Incar Pipa Minyak ke Yordania

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah (X/Twitter)

Dia melanjutkan, “Kami tidak akan mentolerir agresi apa pun dari musuh Pendudukan Israel terhadap Lebanon selatan jika konflik dengan Gaza berakhir. Jika ada resolusi di Gaza, kami akan menghentikan serangan di wilayah selatan, karena kami berperan sebagai front pendukung.”

Nasrallah mencatat bahwa Pendudukan Israel menghadapi dilema di Lebanon dan tidak memiliki pilihan yang memungkinkan.

Dia meyakinkan bahwa perlawanan di Lebanon sudah siap, dipersiapkan dengan baik, dan kuat, seperti yang ditunjukkan oleh balasan mereka terhadap serangan-serangan sebelumnya.

Ia juga menyampaikan peringatan kepada Pasukan Pendudukan Israel: “Ketika tank Anda muncul, Anda harus tahu siapa yang menunggunya, dan pejuang kami sangat terampil.”

Baca juga: Hizbullah Terapkan Strategi Membuat Tuli dan Buta Israel, Teknologi Canggih Terkecoh Perangkat Jadul

Kelompok milisi Hizbullah mengklaim berhasil menyerang pangkalan militer Nimra Israel menggunakan puluhan roket Katyusha.
Kelompok milisi Hizbullah mengklaim berhasil menyerang pangkalan militer Nimra Israel menggunakan puluhan roket Katyusha. (HO)

Hizbullah Tak akan Berhenti Betempur Sampai IDF Sudahi Agresi di Gaza

Hizbullah mengklaim pihaknya berhasil membuat pasukan Israel kelelahan dan kewalahan di perbatasan Israel-Lebanon.

Hassan Nasrallah selaku pemimpin Hizbullah, berujar kelompoknya setiap hari mendapatkan kemajuan dalam melawan Israel.

Pernyataan itu disampaikan Nasrallah dalam pidatonya pada Rabu (10/7/2024), untuk mengenang panglima Hizbullah, Muhammad Nimeh Nasser, yang tewas karena serangan Israel.

"Komitmen kami terhadap [operasi] Banjir Al-Aqsa itu tegas dan tetap sejak hari pertama, dan para pejuang kami telah bertempur di garis depan," ujar Nasrallah dikutip dari I24 News.

Operasi Banjir Al-Aqsa yang dimaksudkan Nasrallah ialah operasi serangan Hamas terhadap Israel tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

"Hizbullah tak akan berhenti bertempur hingga entitas Zionis menyudahi perang genosida di Gaza. Setelah agresi selama 10 bulan, kegagalan adalah nama bagi pertempuran yang dilakukan Israel di Jalur Gaza," katanya menambahkan.

Gerakan Hizbullah Lebanon menembakkan rudal ke arah wilayah pendudukan Israel. Pada Kamis (4/7/2024), Hizbullah melanjutkan amuk balasan mereka atas kematian komandan militer yang tewas karena serangan udara Israel pada Selasa (2/7/2024).
Gerakan Hizbullah Lebanon menembakkan rudal ke arah wilayah pendudukan Israel. Pada Kamis (4/7/2024), Hizbullah melanjutkan amuk balasan mereka atas kematian komandan militer yang tewas karena serangan udara Israel pada Selasa (2/7/2024). (khaberni/HO)

Mengenai perundingan gencatan senjata di Gaza, Nasrallah mengatakan Hizbullah masih menunggu hasil negosiasi di Doha, Qatar.

Dia menyampaikan, Hizbullah akan menyetujui apa yang disepakati oleh Hamas. Menurut Nasrallah, Hizbullah akan mendukung semua perundingan yang dilakukan Hamas.

Nasrallah memberi sinyal Hizbullah tidak pernah ikut campur dalam pilihan yang diambil Hamas dalam negosiasi guna menghindari kesalahpahaman.

Dia turut menyinggung keberanian dan keteguhan rakyat Palestina dalam melawan agresi Israel.

Kata dia, kegagalan militer Israel di Gaza telah membuat kebanyakan negara-negara besar di dunia menuntut adanya gencatan senjata di Gaza secepatnya.

Baca juga: Menteri Israel Desak Hizbullah Menjauh, Nasrallah Tak Takut, Sebut IDF Sudah Kalah Perang di Rafah

Dilansir dari Almanar, Nasrallah juga menyebut pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel sebagai Banjir Al-Aqsa guna menegaskan hubungan antara Lebanon Selatan Gaza.

Pertempuran di perbatasan itu, kata Nasrallah, bertujuan untuk menghabiskan kekuatan Israel dan menekan Zionis agar menghentikan perang di Gaza.

Dia menegaskan Israel sudah mengakui, front utara sangat efektif dan pertempuran di sana adalah hal yang strategis.

Sekjen Hizbullah itu menyebut negara-negara Barat menekan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza agar Hizbullah bersedia menghentikan perang di perbatasan.

Nasrallah berujar pertempuran di perbatasan telah menahan lebih dari 100 ribu tentara Israel agar tetap di utara lantaran ada kekhawatiran bahwa Hizbullah bisa saja menyerbut Galilea.

Dia menyebut Israel memerlukan pasukan tambahan sehingga negara Zionis itu terpaksa merekrut kaum Yahudi Haredi meski mendapat penolakan.

Menurut dia, saat ini Israel menghadapi situasi terburuk dan kegagalan total, terutama di Kota Rafah, Gaza.

Tak hanya itu, dia menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan membawa negaranya ke dalam jurang kehancuran jika tidak menghentikan perang di Gaza.

Nasrallah berujar para pejabat Israel meremehkan ancaman yang datang dari Hizbullah.

Pejabat Israel meminta pasukan Hizbullah mundur dari perbatasan hingga 3 kilometer.

Baca juga: Hizbullah Disebut Punya 150.000 Roket, 4 Kali Jumlah Persenjataan Hamas

Mereka, kata Nasrallah, berpikir Hizbullah hanya memiliki rudal Kornet yang jangkauannya 3 kilometer.

Kemudian, Israel meminta adanya zona keamanan yang lebih besar di tempat mana pun mereka menemukan rudal Hizbullah dengan jangkauan lebih luas.

Nasrallah mengatakan setiap tank Israel yang mendekat ke perbatasan Lebanon akan diserang dan dihancurkan Hizbullah.

Dia mengklaim pihaknya tidak takut terlibat dalam perang besar melawan Israel. Hizbullah meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke target-target di Israel setiap kali Zionis melancarkan serangan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, beberapa waktu lalu mengancam pasukannya akan meneruskan serangan di Lebanon Selatan andaipun gencatan senjata di Gaza terjadi.

Nasrallah merespons ancaman ini dengan mengatakan Hizbullah tak menoleransi tindakan Israel.

(oln/khbrn/rntv/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas