Israel Disebut Hadapi Hari-Hari Terkelamnya, Hizbullah Ejek Tank Israel dan Bangkrutnya Port Eilat
Kelompok Hizbullah di Lebanon mengklaim Israel kini menghadapi hari-hari terkelamnya.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Hizbullah di Lebanon mengklaim Israel kini menghadapi hari-hari terkelamnya.
Menurut Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, kelompok perlawanan dari Yaman dan Irak telah bergabung untuk melancarkan operasi balasan terhadap Israel yang menggempur Jalur Gaza.
Dia menyinggung operasi militer kelompok Houthi asal Yaman yang menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel di lautan.
"Yaman sudah berhasil melakukan blokade terhadap Pelabuhan Eilat, menyebabkan kebangkrutannya dan biaya pengiriman melambung tinggi. Ini berdampak parah bagi Israel," kata Nasrallah dalam pidatonya pada Rabu (17/7/2024), di Kota Beirut, dikutip dari PressTV.
"Untuk pertama kalinya, entitas Israel menghadapi hari-hari terkelamnya. Untuk pertama kalinya, Israel terlihat tidak mampu mencapai tujuannya dan berusaha menutupi kegagalannya dengan melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap warga sipil."
Di samping itu, Nasrallah juga mengatakan Israel didera oleh banyak permasalahan.
"Menderita di seluruh bidang: tentaranya, dinas keamanannya, partai politiknya, imigrasi, kepercayaan diri, kepercayaan masyarakatnya untuk tetap tinggal, dan pandangan dunia tentang hal itu."
"Ini adalah hasil dari perjuangan tanpa henti dan keteguhan."
Ejek tank Israel
Nasrallah menyindir tank-tank Israel yang rusak. Beberapa hari lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memang mengakui kekurangan tank untuk dikerahkan di Gaza.
"Jika tank-tank kalian datang ke Lebanon dan Lebanon selatan, kalian tidak akan kekurangan tank, karena kalian tak akan punya tank yang tersisa lagi," katanya mengejek.
Hizbullah dan Israel mulai saling menyerang sejak perang di Gaza meletus tahun lalu.
Baca juga: Israel Gempur Gaza Tengah, Tank-tank Mengarah ke Rafah
Kelompok asal Lebanon itu bersumpah akan terus menyerang Israel hingga negara Zionis itu berhenti menyerang Gaza.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada perang besar yang pecah di antara Hizbullah/Lebanon dan Israel sejak perang tahun 2006 silam.
Nasrallah menyebut serangan-serangan Hizbullah menimbulkan kerugian besar bagi Israel.
"Jumlah korbannya termasuk 9.254 orang, di antara mereka ada perwira dan prajurit, 3.000 orang diamputasi, 650 orang lumpuh, 185 buta sepenuhnya, dan beberapa ribu orang menderita trauma psikologis," katanya merinci.
"Front kita di Lebanon akan tetap aktif selama agresi (Israel) terhadap Gaza, rakyatnya, dan perjuangannya berlanjut dalam segala bentuk."
Kemudian, dia memperingatkan Hizbullah bisa mulai menargetkan pemukiman Israel yang sebelumnya belum pernah diusik jika Israel terus menyerang Gaza.
Israel kekurangan tank dan perlengkapan perang
Israel sudah mengakui banyak tank miliknya rusak karena serangan Hamas di Jalur Gaza.
Menurut IDF, tank-tank rusak itu kini dianggurkan alias tidak digunakan untuk keperluan perang atau latihan. Di samping itu, Israel tidak akan mengeluarkan tank baru dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan IDF pada Senin (15/7/2024), dalam tanggapannya atas petisi yang diajukan ke Mahkamah Agung Israel perihal desakan untuk menerjunkan satuan tank wanita ke medan tempur.
Baca juga: Israel Akui Banyak Tank Miliknya Ditumbangkan Hamas, Media Zionis: Situasi Sangat Berbahaya
Media penyiaran Israel bernama Channel 12 pada Sabtu lalu, mengklaim IDF menghadapi situasi "sangat berbahaya". Dalam situasi itu Israel didera oleh kekurangan peralatan tempur.
Pekan lalu komando militer Israel membantah klaim seperti itu. Akan tetapi, penyelidikan internal baru-baru itu telah membuktikan sebaliknya.
Tentara reguler, cadangan, dan relawan Israel mengeluh kepada Channel 12. Mereka mengaku kekurangan perlengkapan penting dalam perang, termasuk baju zirah, helm, alat bidik, dan baju tahan bom.
Menurut laporan, perlengkapan militer Israel, termasuk tank dan kendaraan lapis baja lainnya, memiliki perbedaan standar.
Beberapa perlengkapan bahkan tidak memnuhi standar kualitas untuk keperluan militer.
Adapun media Israel bernama Maariv mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan mengenai kerugian yang diderita oleh pasukan lapis baja Israel.
Menurut media itu, sudah ada 500 kendaraan lapis baja Israel dari berbagai jenis yang mengalami kerusakan sejak perang di Gaza meletus.
Bangkrutnya Pelabuhan Eilat
Pelabuhan Eilat di Israel menyatakan bangkrut setelah didera serangan Houthi dan kelompok perlawanan Irak.
Menurut Eilat, kebangkrutan itu disebabkan olah kurangnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Israel itu.
CEO Eilat, Gideon Golber, kemudian menyinggung kegagalan koalisi negara-negara Barat untuk mengamankan rute pelayaran di Laut Merah.
Baca juga: Pelabuhan Eilat Israel Bangkrut & Mengemis, Kemenangan Besar bagi Houthi & Pejuang Irak
"Pelabuhan ini ditutup total, dan tidak ada aktivitas di pelabuhan selama 8 bulan karena gagalnya koalisi negara-negara di Laut Merah," kata Golber, dikutip dari Counter Currents.
"Kami tak punya penghasilan apapun dalam beberapa bulan terakhir, sekarang waktunya negara memberikan bantuan dan memahami bahwa pelabuhan yang ditutup itu perlu dibantu."
Kelompok Houthi di Yaman disalahkan atas tutupnya Eilat. Houthi menyerang dan menghentikan kapal-kapal yang menuju ke Eilat.
Kapal-kapal itu berlayar ke Israel dengan melewati Selat Bab Al-Mandeb yang menguasai sekitar 10 persen pelayaran dunia.
Karena serangan Houthi, kapal dagang memilih untuk mengubah jalur, yakni dengan mengitari Tanjung Harapan. Jalur itu jauh lebih panjang.
Kota Eilat juga sudah terdampak parah oleh perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023 karena pariwisata dan perdagangan di sana dihentikan sepenuhnya. Di samping itu, ada banyak warga di sana yang kehilangan pekerjaan.
(Tribunnews/Febri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.