Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Disebut Hadapi Hari-Hari Terkelamnya, Hizbullah Ejek Tank Israel dan Bangkrutnya Port Eilat

Kelompok Hizbullah di Lebanon mengklaim Israel kini menghadapi hari-hari terkelamnya.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Israel Disebut Hadapi Hari-Hari Terkelamnya, Hizbullah Ejek Tank Israel dan Bangkrutnya Port Eilat
GIL COHEN-MAGEN / AFP
Gambar ini diambil pada 19 Desember 2023, menunjukkan tank-tank Israel meluncur melewati bangunan-bangunan yang rusak selama operasi militer di Jalur Gaza utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Hizbullah di Lebanon mengklaim Israel kini menghadapi hari-hari terkelamnya.

Menurut Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, kelompok perlawanan dari Yaman dan Irak telah bergabung untuk melancarkan operasi balasan terhadap Israel yang menggempur Jalur Gaza.

Dia menyinggung operasi militer kelompok Houthi asal Yaman yang menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel di lautan.

"Yaman sudah berhasil melakukan blokade terhadap Pelabuhan Eilat, menyebabkan kebangkrutannya dan biaya pengiriman melambung tinggi. Ini berdampak parah bagi Israel," kata Nasrallah dalam pidatonya pada Rabu (17/7/2024), di Kota Beirut, dikutip dari PressTV.

"Untuk pertama kalinya, entitas Israel menghadapi hari-hari terkelamnya. Untuk pertama kalinya, Israel terlihat tidak mampu mencapai tujuannya dan berusaha menutupi kegagalannya dengan melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap warga sipil."

Di samping itu, Nasrallah juga mengatakan Israel didera oleh banyak permasalahan.

"Menderita di seluruh bidang: tentaranya, dinas keamanannya, partai politiknya, imigrasi, kepercayaan diri, kepercayaan masyarakatnya untuk tetap tinggal, dan pandangan dunia tentang hal itu."

Berita Rekomendasi

"Ini adalah hasil dari perjuangan tanpa henti dan keteguhan."

Warga Iran berkumpul di Lapangan Imam Hussein, Teheran, untuk mendengar pidato pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, 3 November 2023. Nasrallah mengatakan Hizbullah akan membalas serangan Israel pada hari Selasa, 2 Januari 2024, yang menewaskan pemimpin Hamas bernama Saleh al-Arouri.
Warga Iran berkumpul di Lapangan Imam Hussein, Teheran, untuk mendengar pidato pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, 3 November 2023. Nasrallah mengatakan Hizbullah akan membalas serangan Israel pada hari Selasa, 2 Januari 2024, yang menewaskan pemimpin Hamas bernama Saleh al-Arouri. (AFP)

Ejek tank Israel

Nasrallah menyindir tank-tank Israel yang rusak. Beberapa hari lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memang mengakui kekurangan tank untuk dikerahkan di Gaza.

"Jika tank-tank kalian datang ke Lebanon dan Lebanon selatan, kalian tidak akan kekurangan tank, karena kalian tak akan punya tank yang tersisa lagi," katanya mengejek.

Hizbullah dan Israel mulai saling menyerang sejak perang di Gaza meletus tahun lalu.

Baca juga: Israel Gempur Gaza Tengah, Tank-tank Mengarah ke Rafah

Kelompok asal Lebanon itu bersumpah akan terus menyerang Israel hingga negara Zionis itu berhenti menyerang Gaza.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada perang besar yang pecah di antara Hizbullah/Lebanon dan Israel sejak perang tahun 2006 silam.

Nasrallah menyebut serangan-serangan Hizbullah menimbulkan kerugian besar bagi Israel.

"Jumlah korbannya termasuk 9.254 orang, di antara mereka ada perwira dan prajurit, 3.000 orang diamputasi, 650 orang lumpuh, 185 buta sepenuhnya, dan beberapa ribu orang menderita trauma psikologis," katanya merinci.

"Front kita di Lebanon akan tetap aktif selama agresi (Israel) terhadap Gaza, rakyatnya, dan perjuangannya berlanjut dalam segala bentuk."

Kemudian, dia memperingatkan Hizbullah bisa mulai menargetkan pemukiman Israel yang sebelumnya belum pernah diusik jika Israel terus menyerang Gaza.

Tank Israel bermanuver dalam sebuah penyerbuan di Gaza pada Jumat (31/5/2024).
Tank Israel bermanuver dalam sebuah penyerbuan di Gaza pada Jumat (31/5/2024). (khaberni/HO)

Israel kekurangan tank dan perlengkapan perang

Israel sudah mengakui banyak tank miliknya rusak karena serangan Hamas di Jalur Gaza.

Menurut IDF, tank-tank rusak itu kini dianggurkan alias tidak digunakan untuk keperluan perang atau latihan. Di samping itu, Israel tidak akan mengeluarkan tank baru dalam waktu dekat.

Hal tersebut disampaikan IDF pada Senin (15/7/2024), dalam tanggapannya atas petisi yang diajukan ke Mahkamah Agung Israel perihal desakan untuk menerjunkan satuan tank wanita ke medan tempur.

Baca juga: Israel Akui Banyak Tank Miliknya Ditumbangkan Hamas, Media Zionis: Situasi Sangat Berbahaya

Media penyiaran Israel bernama Channel 12 pada Sabtu lalu, mengklaim IDF menghadapi situasi "sangat berbahaya". Dalam situasi itu Israel didera oleh kekurangan peralatan tempur.

Pekan lalu komando militer Israel membantah klaim seperti itu. Akan tetapi, penyelidikan internal baru-baru itu telah membuktikan sebaliknya.

Tentara reguler, cadangan, dan relawan Israel mengeluh kepada Channel 12. Mereka mengaku kekurangan perlengkapan penting dalam perang, termasuk baju zirah, helm, alat bidik, dan baju tahan bom.

Menurut laporan, perlengkapan militer Israel, termasuk tank dan kendaraan lapis baja lainnya, memiliki perbedaan standar.

Beberapa perlengkapan bahkan tidak memnuhi standar kualitas untuk keperluan militer.

Adapun media Israel bernama Maariv mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan mengenai kerugian yang diderita oleh pasukan lapis baja Israel.

Menurut media itu, sudah ada 500 kendaraan lapis baja Israel dari berbagai jenis yang mengalami kerusakan sejak perang di Gaza meletus.

Bangkrutnya Pelabuhan Eilat

Pelabuhan Eilat di Israel menyatakan bangkrut setelah didera serangan Houthi dan kelompok perlawanan Irak.

Menurut Eilat, kebangkrutan itu disebabkan olah kurangnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Israel itu.

CEO Eilat, Gideon Golber, kemudian menyinggung kegagalan koalisi negara-negara Barat untuk mengamankan rute pelayaran di Laut Merah.

Baca juga: Pelabuhan Eilat Israel Bangkrut & Mengemis, Kemenangan Besar bagi Houthi & Pejuang Irak

"Pelabuhan ini ditutup total, dan tidak ada aktivitas di pelabuhan selama 8 bulan karena gagalnya koalisi negara-negara di Laut Merah," kata Golber, dikutip dari Counter Currents.

"Kami tak punya penghasilan apapun dalam beberapa bulan terakhir, sekarang waktunya negara memberikan bantuan dan memahami bahwa pelabuhan yang ditutup itu perlu dibantu."

Aktivitas perdagangan di Pelabuhan Eilat, Israel, turun tajam akibat meningkatnya serangan Houthi Yaman terhadap kapal kargo di Laut Merah.
Aktivitas perdagangan di Pelabuhan Eilat, Israel, turun tajam akibat meningkatnya serangan Houthi Yaman terhadap kapal kargo di Laut Merah. (Arab News)

Kelompok Houthi di Yaman disalahkan atas tutupnya Eilat. Houthi menyerang dan menghentikan kapal-kapal yang menuju ke Eilat.

Kapal-kapal itu berlayar ke Israel dengan melewati Selat Bab Al-Mandeb yang menguasai sekitar 10 persen pelayaran dunia.

Karena serangan Houthi, kapal dagang memilih untuk mengubah jalur, yakni dengan mengitari Tanjung Harapan. Jalur itu jauh lebih panjang.

Kota Eilat juga sudah terdampak parah oleh perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023 karena pariwisata dan perdagangan di sana dihentikan sepenuhnya. Di samping itu, ada banyak warga di sana yang kehilangan pekerjaan.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas