Pasukan Israel Menyerang Quneitra Suriah dan Menculik Puluhan Warga Penduduk Setempat
Pasukan Israel menculik seorang warga Suriah dari rumahnya di pedesaan Quneitra selama serangan lintas batas saat fajar pada hari Jumat.
Penulis: Muhammad Barir
Pasukan Israel Menyerang Quneitra Suriah dan Menculik Puluhan Warga Penduduk Setempat
TRIBUNNEWS.COM- Pasukan Israel menyerbu Quneitra Suriah dan menculik penduduk setempat.
Israel telah menculik puluhan warga Suriah dari wilayah strategis Golan untuk diinterogasi sejak dimulainya perang melawan Hizbullah pada bulan Oktober.
Pasukan Israel menculik seorang warga Suriah dari rumahnya di pedesaan Quneitra selama serangan lintas batas saat fajar pada hari Jumat, TV Suriah yang pro-oposisi melaporkan pada 19 Juli.
Sumber lokal menyatakan bahwa “pasukan Israel yang terdiri dari tiga kendaraan lapis baja memasuki pedesaan Quneitra dan menangkap Ali Suleiman al-Asi dari rumahnya di desa Al-Zarabia dan memindahkannya ke pedalaman Israel.”
Syria TV menambahkan, pada Mei lalu, puluhan tentara Israel disertai dua tank Merkava dan dua buldoser militer menembus perbatasan ke Quneitra yang dikuasai pemerintah Suriah.
Pasukan Israel melibas pepohonan dan lahan pertanian untuk membangun zona penyangga baru di perbatasan.
Israel menduduki Dataran Tinggi Golan Suriah selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Suriah merebut kembali sebagian Dataran Tinggi Golan, termasuk kota Quneitra yang hancur, dalam Perang Oktober 1973. Israel terus menduduki sisa wilayah strategis yang menghadap Lebanon dan Suriah.
Syria TV melaporkan lebih lanjut bahwa tentara Israel telah menculik puluhan petani Suriah selama penggerebekan di pedesaan utara dan selatan Quneitra sejak dimulainya perang melawan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon pada bulan Oktober.
Pasukan Israel membawa warga Suriah yang diculik ke pos pengamatan Israel di dekat jalur perbatasan, di mana mereka menginterogasi mereka untuk mengetahui rincian tentang pasukan Hizbullah atau Iran yang aktif di wilayah tersebut.
Setelah interogasi selesai, warga Suriah diserahkan kepada pemerintah Suriah melalui perbatasan Quneitra yang melintasi pasukan Penjaga Perdamaian PBB.
Pemerintah Suriah kehilangan kendali atas wilayah perbatasan Quneitra selama perang yang dimulai pada tahun 2011.
Pada tahun 2018, pemerintah mendapatkan kembali kendali atas Quneitra setelah Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang didukung Israel dan AS serta pejuang Hayat Tahrir al-Sham (sebelumnya Front Nusra) setuju untuk menyerah.
FSA dan pejuang Nusra di Quneitra sepakat untuk menerima kembalinya kekuasaan negara atau dievakuasi dengan bus ke provinsi Idlib di utara, di mana Hayat Tahrir al-Sham masih memegang kendali.
SUMBER: THE CRADLE