Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Penembakan Donald Trump: Aparat Seharusnya Bisa Cegah Pelaku 6 Menit sebelum Menembak

Aparat yang berada di sekitar lokasi penembakan Trump saat kampanye seharusnya bisa menangkap Crooks sebelum insiden terjadi.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kasus Penembakan Donald Trump: Aparat Seharusnya Bisa Cegah Pelaku 6 Menit sebelum Menembak
AFP/REBECCA DROKE
Kandidat Partai Republik Donald Trump terlihat dengan darah di wajahnya dikelilingi oleh agen dinas rahasia saat ia turun dari panggung pada acara kampanye di Butler Farm Show Inc. di Butler, Pennsylvania, 13 Juli 2024. - Kandidat Partai Republik Donald Trump dievakuasi dari panggung pada rapat umum hari ini setelah terdengar seperti suara tembakan di acara di Pennsylvania, menurut AFP. Mantan presiden AS itu terlihat dengan darah di telinga kanannya ketika dia dikelilingi oleh agen keamanan, yang mendorongnya turun dari panggung saat dia melakukan pukulan pertamanya ke arah kerumunan. Trump dimasukkan ke dalam SUV dan dibawa pergi. (Rebecca DROKE / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Investigasi terkait kasus penembakan terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump, saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024), masih terus dilakukan.

Adapun hasil investigasi terbaru menyebutkan penembakan bisa dicegah enam menit sebelum pelaku, Thomas Matthew Crooks (20), melepaskan pelurunya ke arah Trump.

Dikutip dari ABC News, kronologi lengkap sudah teridentifikasi dari sebelum hingga sesudah penembakan terjadi.




Berdasarkan garis waktu atau timeline, pada Sabtu pukul 17.10 waktu setempat, anggota tim SWAT lokal dari Beaver County, Pennsylvania, yang berjumlah delapan orang sebenarnya sudah melihat sosok Crooks satu jam sebelum penembakan terhadap Trump terjadi.

Tim SWAT yang seluruhnya penembak jitu itu telah berada di posisi masing-masing sejak pukul 10.30 pagi.

Lalu, empat menit kemudian atau pukul 17.14, seorang anggota tim penembak jitu memotret Crooks.

Dalam foto itu, tampak anggota tim tersebut memotret Crooks dari atas pelaku.

BERITA TERKAIT

Lalu, Crooks juga tampak mengeluarkan ponsel miliknya sebelum melakukan penembakan.

Selanjutnya, pada pukul 17.28, anggota tim penembak jitu memotret sepeda dan tas yang diduga milik Crooks.

Empat menit kemudian atau pukul 17.32, seorang penembak jitu melihat Crooks tengah membaca artikel berita di ponselnya dan menyadari ia memiliki alat pengintai.

Lantas, penembak jitu itu menganggap Crooks melakukan tindakan mencurigakan dan memberitahu anggota lainnya lewat pesan teks grup.

Baca juga: Postingan Mengerikan Penembak Donald Trump di Medsos Sebelum Serangan 13 Juli

Kemudian pada pukul 17.41, penembak jitu diperintahkan untuk bersiaga dan mengawasi tindak tanduk Crooks yang sudah berada di atap sebuah gedung.

Namun, sekitar pukul 18.05, Crooks justru berjalan ke arah sebuah meja piknik sembari membawa tas ransel.

Di saat yang sama, Trump berjalan menuju podium.

Pada pukul 18.06, penembak jitu yang pertama kali melihat Crooks meninggalkan posisinya dan pergi menemui petugas patroli untuk memberitahu mereka, pelaku berada di sekitar gedung di sisi pasar malam.

Pada momen ini lah, sebenarnya para petugas yang berjaga bisa menangkap Crooks karena sudah melakukan aktivitas yang dianggap bisa membahayakan Trump.

Nyatanya, enam menit kemudian atau pukul 18.12, tembakan terdengar.

Aparat pun langsung naik ke atap dan memastikan tersangka tewas pada pukul 18.32.

Ketika jasad Crooks digeledah, polisi menemukan ponsel dan perangkat pemancar.

Terkait rangkaian peristiwa ini, belum diketahui siapa yang menerima informasi dari salah satu penembak jitu soal aktivitas mencurigakan Crooks.

Baca juga: Putin Dapat Angin Segar Dari Donald Trump Jika Terpilih Jadi Presiden AS

Padahal, jika informasi tersebut diteruskan ke Secret Service atau Dinas Rahasia AS, maka bisa saja untuk menunda naiknya Trump ke podium untuk melakukan langkah-langkah keamanan tambahan.

Sebagai informasi, penembakan ini mengakibatkan Trump mengalami luka di bagian telinga kanan.

Namun, peristiwa ini menyebabkan seorang pemadam kebakaran bernama Corey Comperatore, tewas.

Dikutip dari CNN, dia tewas ketika berusaha melindungi keluarganya dari tembakan yang dilepaskan oleh Crooks saat kampanye Trump.

Informasi ini disampaikan oleh Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro.

"Saya baru saja berbicara dengan istri Corey dan dua anak perempuan Corey. Dia adalah seorang ayah yang memiliki anak perempuan."

"Corey adalah seorang petugas pemadam kebakaran dan pergi ke gereja setiap hari Minggu. Dia mencintai keluarga dan komunitasnya," kata Shapiro, Minggu (14/7/2024) waktu setempat.

Shapiro juga menuturkan Corey adalah pendukung dari Donald Trump.

"Corey adalah pendukung setia mantan presiden dan sangat senang berada di sana semalam bersamanya di komunitas," ujarnya.

Shapiro pun telah meminta kepada seluruh masyarakat Pennsylvania untuk mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati dan mengenang Corey.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Donald Trump Ditembak

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas