3 Kebohongan yang Disampaikan Netanyahu saat Berpidato di Kongres AS: Mengaku Kirim Bantuan ke Gaza
Cek fakta: berikut 3 klaim yang diucapkan Netanyahu dalam pidatonya di depan Kongres AS.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Kongres AS pada Rabu (24/7/2024) sore waktu setempat.
Namun, ia melontarkan banyak kebohongan soal perang di Gaza, terutama saat ia mengaku mengirimkan ribuan truk bantuan ke Jalur Gaza padahal daerah tersebut diblokade total oleh Israel, membuat warga Palestina kelaparan.
Mengutip ABC News, berikut klaim-klaim palsu yang disampaikan Netanyahu dalam pidatonya.
1. 40.000 truk bantuan masuk Gaza
KLAIM:
“Israel mengizinkan lebih dari 40.000 truk bantuan memasuki Gaza."
"Itu berarti setengah juta ton makanan."
"Dan itu untuk lebih dari 3.000 kalori untuk setiap pria, wanita, dan anak-anak di Gaza."
"Jika ada warga Palestina di Gaza yang tidak mendapatkan cukup makanan, itu bukan karena Israel menghalanginya."
"Itu karena Hamas mencurinya.”
FAKTANYA:
Israel awalnya memberlakukan pengepungan penuh di Gaza pada hari-hari awal perang.
Baca juga: Viral Video Aktivis Pro-Palestina di AS Diduga Sebarkan Belatung di Hotel Netanyahu Menginap
Di bawah tekanan AS, Israel secara bertahap melonggarkannya untuk mengizinkan masuknya makanan dan pasokan kemanusiaan.
Namun, kenyataan di lapangan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok-kelompok bantuan mengatakan mereka sering tidak dapat menjangkau atau mendistribusikan bantuan tersebut.
Mereka mengatakan operasi militer Israel yang sedang berlangsung dan pertempuran dengan Hamas serta pelanggaran hukum membuat distribusi menjadi terlalu sulit.
Selain itu, utusan utama AS mengatakan Israel tidak memberikan bukti atas klaim Hamas mencuri bantuan.
Para pakar internasional telah berulang kali memperingatkan bahwa Gaza menghadapi kelaparan parah yang meluas.
2. Iran danai pengunjuk rasa
KLAIM:
“Saya punya pesan untuk para pengunjuk rasa ini: Ketika para tiran Teheran yang menggantung kaum gay di derek dan membunuh wanita karena tidak menutupi rambut mereka memuji, mempromosikan, dan mendanai Anda, Anda telah resmi menjadi orang-orang bodoh yang berguna bagi Iran.”
FAKTANYA:
Tidak ada bukti bahwa Iran mendanai para pengunjuk rasa.
Namun, menurut pejabat tinggi intelijen AS, pemerintah Iran adalah salah satu dari beberapa pihak yang secara diam-diam mendorong protes Amerika atas perang Israel melawan Hamas di Gaza dalam upaya untuk memicu kemarahan menjelang pemilihan umum musim gugur.
3. Israel tidak menargetkan warga sipil
KLAIM:
“Jaksa (Pengadilan Kriminal Internasional) atau ICC menuduh Israel sengaja menargetkan warga sipil."
"Apa yang sebenarnya dia bicarakan? Militer Israel telah menyebarkan jutaan selebaran, mengirim jutaan pesan teks, melakukan ratusan ribu panggilan telepon untuk menyelamatkan warga sipil Palestina."
"Namun pada saat yang sama, Hamas melakukan segala cara untuk membahayakan warga sipil Palestina."
Baca juga: Intifada Baru Saja Dimulai, Ribuan Orang Berunjuk Rasa saat PM Israel Netanyahu Berpidato di AS
"Mereka menembakkan roket dari sekolah, rumah sakit, dan masjid.”
FAKTANYA:
Serangan mematikan Israel terhadap rumah-rumah berdampak pada banyak anggota keluarga Palestina hampir setiap hari.
Rekaman menunjukkan tentara menembak dan membunuh warga Palestina yang mengibarkan bendera putih.
Mereka juga ditembak meski tampak tidak menimbulkan ancaman bagi pasukan Israel.
Untuk sebagian besar dari lebih dari 37.000 serangan udara yang Israel katakan telah dilakukan selama perang, mustahil untuk memverifikasi klaim Israel bahwa Hamas menjadi target.
Perintah evakuasi Israel telah membuat lebih dari 80 persen dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza mengungsi, terkadang berkali-kali, untuk menghindari serangan di berbagai bagian wilayah tersebut.
Serangan udara dan penggerebekan Israel telah berulang kali menyerang dan menyebabkan korban sipil di dalam "zona kemanusiaan", tempat militer telah memberi tahu warga Palestina yang mengungsi untuk berlindung.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)