Korea Utara Operasi Spionase Dunia Maya, Berupaya Bobol Sistem Persenjataan AS dan Sekutu
Peretas Korea Utara telah melakukan kampanye spionase cyber global untuk mencoba mencuri rahasia militer guna mendukung program senjata nuklir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KOREA UTARA - Peretas (hacker) Korea Utara telah melakukan kampanye spionase cyber global untuk mencoba mencuri rahasia militer guna mendukung program senjata nuklir terlarang Pyongyang.
Demikian Amerika Serikat, Inggris, dan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada Kamis (26/7/2024).
Para peretas, yang dijuluki Anadriel atau APT45 oleh para peneliti keamanan siber, telah menargetkan atau membobol sistem komputer di berbagai perusahaan pertahanan atau teknik, termasuk produsen tank, kapal selam, kapal angkatan laut, pesawat tempur, serta sistem rudal dan radar, kata penasihat itu.
"Badan-badan pembuat laporan meyakini bahwa kelompok dan teknik siber tersebut tetap menjadi ancaman berkelanjutan bagi berbagai sektor industri di seluruh dunia, termasuk namun tidak terbatas pada entitas di negara masing-masing, serta di Jepang dan India," ujar sumber penting tersebut.
Dokumen ini disusun bersama oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), Badan Keamanan Nasional AS (NSA), dan badan siber, Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC), dan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS).
"Operasi spionase dunia maya global yang kami ungkap hari ini menunjukkan sejauh mana aktor yang disponsori negara DPRK bersedia melakukan apa saja untuk meneruskan program militer dan nuklir mereka," kata Paul Chichester di NCSC, bagian dari badan mata-mata GCHQ Inggris.
Baca juga: BREAKING NEWS: Balon Sampah Korut Mendarat di Kantor Presiden Korsel, Ketegangan 2 Korea Berlanjut
Korea Utara yang terisolasi secara internasional, atau Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), memiliki sejarah panjang dalam menggunakan tim peretas rahasia untuk mencuri informasi militer yang sensitif.
Pada bulan Agustus tahun lalu, Reuters secara eksklusif melaporkan bahwa sekelompok elite peretas Korea Utara telah berhasil membobol sistem di NPO Mashinostroyeniya.
Ini merupakan sebuah biro desain roket yang berpusat di Reutov, sebuah kota kecil di pinggiran Moskow.
Seperti halnya kasus peretasan itu, APT45 - bagian dari badan intelijen Biro Umum Pengintaian Korea Utara - menggunakan teknik phishing umum dan eksploitasi komputer untuk mengelabui pejabat di perusahaan yang mereka targetkan agar memberikan akses ke sistem komputer internal mereka.