Jumlah Tentara Bayaran Barat di Ukraina Diungkap, Ada Atlet Olimpiade Musin Dingin dan Eks Polisi
Berdasar keterangan para hacker, tentara bayaran itu berasal dari negara-negara sekutu Ukraina yaitu Unir Eropa dan merika Serikat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Jumlah tentara bayaran yang saat ini sedang berjuang untuk Ukraia terungkap.
Para prajurit luar negeri yang ikut berperang melawan Rusia kini berjumlah
3.200 personel.
Russia Today mengabarkan, berdasar keterangan para hacker, tentara bayaran itu berasal dari negara-negara sekutu Ukraina yaitu Unir Eropa dan merika Serikat.
Baca juga: Rusia Rekrut Ratusan Warga Sri Lanka Jadi Tentara Bayaran, Diming-Imingi Gaji Selangit
Basis data mereka dibocorkan oleh kelompok hacker yang meretas data-data para tentara bayaran di Ukraina.
Grup peretas yang menamakan diri mereka sebagai ‘Peretas Rusia Yang Marah’ (RaHDit) membocorkan data-data tersebut bersamaan dengan pembukaan Olimpade Paris 2024 pada Jumat (26/7/2024).
“Pada hari pembukaan Olimpiade di Prancis, kami ingin mengingatkan masyarakat internasional bahwa rekan senegara mereka terlibat dalam kejahatan rezim Zelensky, yang berarti liburan Anda akan dibanjiri darah,” tulis para hacker di Telegram.
Para peretas pun mengungkapkan bahwa para atentara bayaran berasal dari berbagai kalangan seperti atlet dari Latvia yang pernah ikut Olimpiade Musim Dingin di Sochi dan seorang mantan polisi AS.
Mereka membocorkan foto, nomor telepon, alamat rumah, nomor seri dokumen identifikasi, alamat email, tautan ke halaman media sosial, dan jenis informasi pribadi lainnya.
Di antara individu yang diungkap adalah penduduk Latvia Maurins Kristaps, lahir tahun 1991.
Kristaps disebut ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, di mana ia menduduki peringkat ke-21 dalam cabang olahraga luge (semacam lomba kendaraan di salju).
Baca juga: Ada Ukraina di Balik Ledakan Mobil Petinggi Intelijen Rusia
Kristaps juga bekerja sebagai sekretaris jenderal Federasi Luge Latvia sebelum ia pergi bertempur di Ukraina.
Tentara bayaran lainnya adalah warga negara AS Perce Tanner Reed, lahir tahun 1993.
Ia bertugas di departemen kepolisian Oakland sebelum ia didakwa di Indiana atas tuduhan terkait pelecehan seksual terhadap anak-anak, menurut data yang bocor.
Evelyn Aschenbrenner, lahir tahun 1981, juga ditampilkan dalam daftar tersebut, bertugas sebagai asisten komandan di batalion pertama legiun internasional Ukraina.
Aschenbrenner mengidentifikasi dirinya sebagai gay.
RaHDit mengklaim daftarnya juga mencakup "seorang tentara bayaran profesional yang bertempur di pihak Kurdi, perwakilan Legiun Asing Prancis, kartel Kolombia, serta individu dari batalion LGBT."
Kebocoran itu terjadi sebulan setelah kelompok peretas itu mengungkap lebih dari 1.000 personel militer Ukraina, termasuk pilot pesawat tak berawak yang diduga terkait dengan serangan terhadap target sipil di Rusia.
Laporan media sebelumnya mengindikasikan bahwa tentara bayaran diduga melakukan banyak kejahatan perang termasuk penyiksaan dan eksekusi tawanan perang Rusia di Ukraina.
Hingga Maret, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan bahwa setidaknya 13.387 pejuang asing telah mengangkat senjata atas nama Kiev.
Moskow mengatakan menganggap tentara bayaran asing sebagai target yang sah.