Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turki Ancam Akan Serang Israel, Netanyahu Siapkan Operasi Militer Besar-besaran Terhadap Lebanon

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menyerang Israel jika negara Yahudi tersebut tidak menghentikan aksi genosidanya di Gaza.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Turki Ancam Akan Serang Israel, Netanyahu Siapkan Operasi Militer Besar-besaran Terhadap Lebanon
Houssam Shbaro/Anadolu/Getty Images
Pasukan pejuang Hizbullah berparade di Beirut, ibukota Lebanon pada 12 Juni 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menyerang Israel jika negara Yahudi tersebut tidak menghentikan aksi genosidanya di Gaza.

Ancaman tersebut disampaikan Presiden Recep Tayyip Erdogan hari Minggu, 28 Juli 2024 kemarin ketika dia berbicara dalam rapat umum Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.

“Kita harus sangat kuat agar Israel tidak bisa menyerang Palestina,” kata Erdogan.

“Sama seperti kita memasuki Karabakh dan cara kita memasuki Libya, mungkin kita akan melakukan hal yang sama. Tidak ada yang tidak bisa kami lakukan. Kami harus kuat," ujarnya.

Meskipun Erdogan telah lama memposisikan diri sebagai pendukung utama Palestina, sebegitu jauh dia tidak pernah melakukan ancaman invasi langsung ke Israel.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (IG @rterdogan)

Ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon meningkat saat ini. Israel dan Hizbullah kini terlibat dalam perang habis-habisan.

Israel menuduh kelompok Islam Hizbullah meluncurkan roket yang jatuh di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel, Sabtu, 27 Juli 2024.

Berita Rekomendasi

Proyektil tersebut menewaskan sedikitnya 12 remaja dan anak-anak, terutama warga Druze Suriah, dan melukai sekitar 20 lainnya.

Namun Hizbullah membantah keras keterlibatannya, mengklaim bahwa lokasi tersebut sebenarnya terkena rudal pencegat Iron Dome Israel yang tidak berfungsi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyiapkan serangan balasan baru terhadap Hizbullah.

Baca juga: Antisipasi Serangan Israel, Hizbullah Buru-buru Evakuasi Lokasi Penting di Lebanon

Kabinet keamanan Israel telah memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk menentukan cakupan potensi operasi militer melawan Hizbullah di Lebanon.

Dalam pertemuan yang diadakan pada Minggu malam, kabinet setuju untuk membiarkan Netanyahu dan Gallant “memutuskan cara dan waktu tanggapan” terhadap serangan lintas batas Hizbullah.

Ketegangan meningkat pada hari Sabtu setelah sebuah roket menghantam lapangan sepak bola di kota Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menewaskan 12 anak.

Baca juga: Netanyahu Sibuk Pilih Target di Lebanon usai Israel Tuduh Hizbullah Ngebom Golan

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyalahkan Hizbullah atas serangan tersebut dan kemudian menunjukkan foto pecahan peluru yang dikatakan cocok dengan roket Falaq-1 buatan Iran, yang digunakan oleh kelompok militan pro-Palestina.

Menurut IDF, roket tersebut diluncurkan dari wilayah Chebaa di Lebanon selatan. Namun Hizbullah membantah terlibat dalam serangan terhadap Majdal Shams.

Kelompok ini telah menembakkan roket dan mortir ke posisi Israel setelah perang antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Instagram @b.netanyahu)

IDF melancarkan serangan udara baru di Lebanon selatan pada hari Minggu.

Namun, terdapat ekspektasi akan adanya respons yang lebih kuat dari Israel, termasuk potensi invasi darat, mengingat peringatan yang dibuat oleh para politisi terkemuka pada akhir pekan, dimana Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan bahwa Hizbullah “melanggar semua garis merah.”

Iran telah memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “perang yang menghancurkan” jika terjadi “agresi militer skala penuh” terhadap Lebanon.

AS kembali menegaskan mendukung Israel dan mengutuk Hizbullah. Wakil Presiden Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, mengatakan melalui penasihat keamanan nasionalnya bahwa “dukungannya terhadap Israel sangat kuat.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas