Amerika-Jepang Bentuk Komando Operasi Gabungan untuk Tangkis Ancaman China
Amerika Serikat sepakat menambah kehadiran militernya di wilayah Jepang lewat pembentukan aliansi Komando Operasi Gabungan (JJOC).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin sepakat menambah kehadiran militernya di wilayah Jepang lewat pembentukan aliansi Komando Operasi Gabungan (JJOC).
Kesepakatan ini disahkan setelah Menteri Pertahanan AS Llyod Austin menggelar perundingan bilateral bersama koleganya, Menhan Jepang, Yoko Kamikawa dan Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara.
"Amerika Serikat akan meningkatkan Pasukan AS di Jepang menjadi markas pasukan gabungan dengan misi yang diperluas dan tanggung jawab operasional," kata Austin.
Mengutip dari Al Mayadeen, kesepakatan tersebut memungkinkan AS untuk memindahkan 54.000 personel militer yang ada di Kepulauan Hawaii, AS ke perairan Jepang yang hanya berjarak 5.600 kilometer.
Keduanya juga sepakat menjalin kerjasama bilateral lainnya seperti melaksanakan kegiatan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), pelatihan dan latihan, perencanaan operasional, perencanaan kontinjensi, dan logistik bersama.
Kebijakan ini dirilis sebagai bentuk gertakan agar pemerintah China tak melakukan sabotase wilayah di perairan Jepang. Perselisihan antara Jepang dan China terjadi buntut perebutan pulau-pulau di Laut China Timur yang kaya akan minyak, gas, terumbu karang.
Dalam konfrontasi tersebut, personel penjaga pantai China bersenjata secara berulang kali menabrak dan menghancurkan dua kapal suplai angkatan laut Jepang, alasan ini yang membuat hubungan kedua negara ini memanas.
Merespon aliansi JJOS China memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk berhenti menciptakan musuh imajiner. Peringatan ini dilontarkan setelah kedua negara yang bersekutu itu mengecam tindakan Beijing di Laut China Selatan.
Baca juga: AS dan India Tingkatkan Kerja sama di Bidang Pertahanan dan Teknologi untuk Hadapi Ancaman China
"Kami mendesak AS dan Jepang untuk segera berhenti mencampuri urusan dalam negeri China dan berhenti menciptakan musuh imajiner," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian.
Konflik seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan China,sebelumnya negeri tirai bambu itu telah lebih dulu berkonflik dengan pemerintah Filipina.
Konflik tersebut membuat Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengizinkan militer Jepang untuk mengerahkan pasukan tempurnya di teritorinya.
Baca juga: Tangkis Ancaman China, Filipina Beri Izin Jepang Kerahkan Pasukan di Kawasan Teritorinya
Langkah ini diambil demi menghalau ancaman dari China yang belakangan terus mengusik kawasan Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan Filipina.
Penandatanganan ini dimaksudkan sebagai pencapaian inovatif yang akan semakin meningkatkan kerja sama pertahanan antara Filipina dan Jepang.