Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Shin Bet Israel Keluarkan Instruksi Luar Biasa Antisipasi Pembalasan Iran yang Incar Nyawa Netanyahu

Selain mengincar nyawa Benjamin Netanyahu, Iran dilaporkan mengincar serangan terkoordinasi bersama Poros Perlawanan ke Tel Aviv dan Haifa.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Shin Bet Israel Keluarkan Instruksi Luar Biasa Antisipasi Pembalasan Iran yang Incar Nyawa Netanyahu
khaberni
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenakan hel pengaman dan rompi anti-peluru. Dinas Keamanan Umum Israel, Shin Bet dilaporkan menaikkan level penjaga keamanan untuk Netanyahu sebagai langkah antisipasi pembalasan Iran atas kematian Ismail Haniyeh yang meninggal di Teheran karena serangan bom. 

Shin Bet Israel Keluarkan Instruksi Luar Biasa Antisipasi Pembalasan Iran, Incar Nyawa Netanyahu,

TRIBUNNEWS.COM - Channel 12 Israel, Kamis (1/7/2024) melaporkan kalau Dinas Keamanan Umum Israel (Shin Bet) mengeluarkan instruksi yang dianggap luar biasa.

Instruksi luar biasa ini dilaporkan untuk mengantisipasi pembalasan Iran atas pembunuhan kepala biro politik gerakan pembebasan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh.

Baca juga: Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas

Laporan tersebut mengatakan kalau Shin Bet meningkatkan tingkat penjaga keamanan untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para menteri pemerintahan Israel.

Ini menyiratkan kalau Iran diduga langsung mengincar nyawa Netanyahu sebagai balasan atas kematian Ismail Haniyeh.

Shin Bet juga mengeluarkan instruksi khusus kepada para personel keamanan Perdana Menteri Israel, termasuk tidak berpartisipasi dalam acara apa pun tanpa tempat perlindungan yang berdekatan.

Baca juga: Bom yang Membunuh Ismail Haniyeh Dikabarkan Diselundupkan ke Guest House di Teheran Dua Bulan Lalu

Kepala Shin Bet juga menginstruksikan, setiap kunjungan yang dilakukan oleh Netanyahu atau para menterinya memerlukan persetujuan pribadinya terlebih dahulu.

Berita Rekomendasi

Seperti diberitakan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengancam Israel dengan pembalasan keras atas pembunuhan Haniyeh di Teheran.

New York Times mengutip tiga pejabat Iran yang mengatakan bahwa Khamenei memerintahkan serangan langsung terhadap Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan tersebut.

Surat kabar Amerika, yang mengutip para pejabat Iran, menjelaskan bahwa Khamenei mengeluarkan perintahnya dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Baca juga: Bujukan AS Lewat Qatar Tak Mempan, Militer Iran: Pembalasan ke Israel Tak Terhindarkan

Rompi antipeluru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenakan hel pengaman dan rompi anti-peluru. Dinas Keamanan Umum Israel, Shin Bet dilaporkan menaikkan level penjaga keamanan untuk Netanyahu sebagai langkah antisipasi pembalasan Iran atas kematian Ismail Haniyeh yang meninggal di Teheran karena serangan bom.

Serangan Terkoordinasi

Laporan tersebut menambahkan, para pemimpin militer Iran sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan dengan drone dan rudal terhadap sasaran militer di sekitar Tel Aviv dan Haifa.

Opsi lain pembalasan terhadap Israel adalah serangan terkoordinasi dari Iran, Yaman, Suriah dan Irak untuk mencapai dampak maksimal yang diterima Israel.

Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan kalau negaranya akan mempertahankan integritas dan kehormatan teritorialnya dan akan membuat orang-orang yang ia gambarkan sebagai teroris menyerbu menyesali tindakan pengecut mereka.

Pihak Garda Revolusi Iran mengatakan, “Kejahatan rezim Zionis dalam membunuh Haniyeh akan mendapat tanggapan keras dari front perlawanan yang kuat, terutama Iran.”

Meskipun Israel tetap bungkam mengenai serangan di Teheran ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengisyaratkan tanggung jawab Tel Aviv atas pembunuhan Haniyeh.

Baca juga: Israel Mengaku Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Iran Gelar Rapat Darurat

Dikepung Tujuh Front

Seorang mantan kolonel Inggris mengatakan Israel kini dikepung di 7 sisi di mana Iran bergerak melalui proksi-proksinya.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The Sun, Kolonel Richard Kemp berpendapat "tentakel" Iran menyebar ke tujuh wilayah berbeda.

Gagasan yang sama juga diwaspadai oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini.

Israel masih berperang dengan Hamas di Jalur Gaza.

Front lainnya adalah Tepi Barat, tempat milisi termasuk Hamas dan yang lainnya bertujuan untuk memperluas pengaruh.

Hizbullah di Lebanon menjadi front ketiga.

Hizbullah baru-bari ini disalahkan atas serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada akhir pekan.

Sementara itu, Iran juga telah memperluas pengaruhnya di Suriah, yang merupakan front keempat.

Irak dan Yaman, dengan Houthi yang menyebabkan kekacauan terutama di Luat Merah, membentuk front kelima dan keenam, dan kemudian ada Iran sendiri sebagai front ketujuh.

Israel berperang di 7 front
Israel berperang di 7 front (via The Sun)

Kolonel Kemp, yang menjalankan badan amal yang terkait dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), berpendapat Israel tidak akan berniat untuk memicu perang habis-habisan di kawasan tersebut.

Namun momok konflik yang meluas sedang membayangi, ujarnya, karena kekuatan proksi Iran seperti Hizbullah muncul dengan sejumlah serangan terhadap Israel.

Baca juga: Menteri Pertahanan Israel: Kami Membayar Mahal Perang di 7 Front Selama 8 Bulan Terakhir

Kemp berkata: "Yah, tentu saja, ini adalah perang tujuh front yang sedang diperjuangkan Israel sekarang."

"Semua lawan Israel di masing-masing dari tujuh front tersebut adalah kelompok yang dimanipulasi dan diatur, yang diarahkan oleh Iran."

"Dan Iran telah menunjukkan skala tertentu dalam mengoordinasikan tindakan dan menggunakan satu front untuk membalas tindakan di front lain."

Kolonel Kemp menambahkan Iran kemungkinan akan terus memberdayakan boneka-bonekanya daripada melakukan serangan sendiri, seperti yang dilakukannya pada bulan April lalu ketika menembakkan ratusan rudal dan pesawat nirawak.

Ia berkata: "Saya pikir Iran belajar banyak pelajaran penting dari itu."

"Pertama, bahwa Iran tidak memiliki kemampuan untuk merusak Israel dengan cara itu, karena kerusakan yang ditimbulkan oleh ratusan proyektil yang ditembakkan ke Israel sangat kecil."

"Iran akan enggan untuk memulai serangan lain, misalnya, serangan berskala besar dari wilayahnya sendiri."

"Saya kira Iran akan menggunakan proksi di sekitar wilayah itu, dan itu juga akan mencakup Hizbullah."

Kolonel Kemp memprediksi Israel akan menanggapi serangan akhir pekan lalu yang menewaskan 12 anak, dengan serangan yang signifikan tetapi terarah.

Serangan itu dimaksudkan untuk menghambat operasi Hizbullah daripada memicu konflik yang lebih luas, katanya.

Namun, ia menambahkan konflik yang lebih luas masih mungkin terjadi.

AS Berusaha Meredakan Ketegangan

Sementara itu, Reuters melaporkan AS kini tengah berupaya keras untuk mencegah serangan balasan terhadap ibu kota Lebanon, Beirut, atau infrastruktur penting seperti bandara.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengindikasikan AS mendukung hak Israel untuk merespons, tetapi berhati-hati untuk mencegah perang yang lebih luas.

Pada hari Selasa (30/7/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada Reuters ia lebih suka para pesaing di Timur Tengah menyelesaikan perbedaan mereka dengan diplomasi daripada dengan roket.

Baca juga: Gertak Hizbullah Lebanon, Israel Rajin Latihan Perang di Front Utara

Ia berkata: “Meskipun kami telah melihat banyak aktivitas di perbatasan utara Israel, kami tetap khawatir tentang potensi eskalasi ini menjadi pertikaian besar-besaran."

"Dan saya tidak percaya bahwa pertikaian tidak dapat dihindari."

“Kami ingin melihat masalah ini diselesaikan secara diplomatis.”

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas