Bagi Iran, Pembunuhan Ismail Haniyeh Lebih Serius Dibanding Serangan Israel ke Konsulatnya di Suriah
Bagi Iran pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh 'lebih serius' dari pada serangan Israel ke Gedung Konsulat Teheran di Damaskus, Suriah
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita atas meninggalnya rakyat Palestina yang agung, bangsa Arab, dan Islam," papar pernyataan Hamas, dikutip dari Al Mayadeen
Selama di Iran, Ismail Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden Iran terpilih, Masoud Pezeshkian, yang dilaksanakan pada Selasa (30/7/2024) kemarin.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran juga mengumumkan kematian Haniyeh, Al Jazeera melaporkan.
"Pagi ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, yang mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya tewas. Penyebabnya masih diselidiki dan akan segera diumumkan," kata IRGC dalam sebuah pernyataan.
Siapakah Ismail Haniyeh?
Dilansir ET, Ismail Haniyeh lahir pada tanggal 29 Januari 1962 di kamp pengungsi Shati di Jalur Gaza.
Kampung halamannya, Jalur Gaza dikenal sebagai daerah kantong pantai yang padat penduduk, sudah lama menjadi titik fokus konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.
Tumbuh di kamp pengungsi, Haniyeh dibentuk oleh berbagai perjuangan warga Palestina dalam upaya mereka untuk mendapatkan negara.
Dari kamp pengungsi, ia bangkit menjadi pemimpin terkemuka di Hamas dan memangku jabatan Perdana Menteri selama periode penuh gejolak dalam politik Palestina.
Ismail Haniyeh telah menikah dan memiliki 13 anak.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)