KBRI Dhaka Naikkan Status Keamanan soal Kerusuhan Bangladesh, Minta WNI Kurangi Aktivitas Luar Rumah
Kekerasan dan protes besar-besaran terus berlanjut di seluruh Bangladesh. KBRI Dhaka meningkatkan status kedaruratan.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kekerasan dan protes besar-besaran terus berlanjut di seluruh Bangladesh.
Sekitar 300 orang tewas dalam protes besar-besaran yang terjadi sejak bulan Juli.
Sehubungan terjadinya kerusuhan di Bangladesh ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka telah meningkatkan status kedaruratan dari Siaga III menjadi Siaga II.
Mengutip dari Instagram @indonesiaindhaka, WNI diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktifitas di luar rumah.
WNI juga diminta untuk menghindari kerumunan massa, dan terus menjaga komunikasi dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang ditetapkan KBRI Dhaka.
KBRI juga memperingatkan kepada WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Bangladesh untuk menundanya terlebih dahulu hingga kondisi kemanan membaik.
Apabila kondisi di Bangladesh semakin membutuh, Kementerian uar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia akan menyiapkan safe house untuk WNI.
"KBRI siapkan safe house dan bisa diakses WNI jika situasi memburuk," kata Direktur Perlindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).
Di Bangladesh, jumlah WNI yang menetap sebanyak 577 orang.
"Jumlah WNI di Bangladesh tercatat dalam sistem lapor diri sebanyak 577 WNI. Mayoritas adalah WNI yang menikah dengan warga negara Bangladesh," ungkapnya.
Protes, yang telah menarik ratusan ribu orang, dimulai pada bulan Juli dengan para mahasiswa yang berdemonstrasi menentang sistem kuota kontroversial yang mengalokasikan pekerjaan pemerintah.
Gelombang demonstrasi anti-pemerintah yang baru berlanjut hingga akhir pekan, dan bentrokan kekerasan kembali terjadi.
Baca juga: Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina akan Tetap di India, Tunggu Inggris Beri Suaka
Kemudian demonstran antipemerintah berbaris menuju Dhaka dan menyerbu istana PM.
Perdana Menteri Sheikh Hasina, putri pendiri Bangladesh Sehikh Mujibur Rahman mengundurkan diri jjabatannya pada Senin (5/8/2024).
Keputusan Hasina mengundurkan diri setelah terjadi protes antipemerintah yang mematikan selama berminggu-minggu.
Hasina telah menjabat sebagai Perdana Menteri Bangladesh selama lebih dari dua dekade dan memutuskan meninggalkan negaranya setelah ia mengundurkan diri.
Hasina meninggalkan Bangladesh dan dilaporkan melarikan diri ke India menggunakan helikopter Angkatan Darat pada Senin (5/8/2024), sekitar pukul 14.30 waktu setempat.
Tak sendiri, Hasina mendarat di India bersama adik perempuannya yaitu Sheikh Rehana.
Hasina dan sang adik mendarat di Delhi pada pukul 5 sore waktu setempat, dikutip dari The States Man.
Selama masa jabatannya, sejumlah tuduhan kecurangan pemilu dan penindasan perbedaan pendapat beredar di media.
Meski Hasina telah mengundurkan diri, kerusuhan masih terjadi di beberapa kota di Bangladesh, terutama di Dhaka.
Di mana massa menyerang polisi dan membakar gedung-gedung pemerintahan.
Mereka juga berusaha merobohkan patung pemimpin kemerdekaan Sheikh Mujibur Rahman, ayah Hasina.
Selain itu, mereka menyerbu kediaman Hasinah dan menjarah semua barang yang ada di rumah tersebut.
(Tribunnews.com/Farrah Putri/Danang Triatmojo)
Artikel Lain Terkait Dhaka dan Bangladesh
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.