TRIBUNNEWS.COM - Sumber tingkat tinggi di Mesir membantah berita media Israel tentang keberadaan terowongan yang beroperasi antara Mesir dan Jalur Gaza.

Menurutnya, tuduhan itu adalah pelarian Israel dari kegagalannya dalam perang di Jalur Gaza.

Sebelumnya, Israel mengklaim terowongan itu digunakan oleh Hamas untuk menyelundupkan senjata ke Jalur Gaza.

Sumber Mesir itu lalu membandingkan dengan apa yang terjadi di Israel, di mana ada banyak penyelundupan senjata dari Israel yang digunakan para pemukim Israel di Tepi Barat.

"Israel menutup mata terhadap operasi penyelundupan senjata dari Israel ke Tepi Barat untuk menciptakan pembenaran atas perampasan tanah Tepi Barat dan melakukan lebih banyak pembunuhan dan pemusnahan terhadap warga Palestina," katanya, seperti diberitakan Al Quds, Selasa (6/8/2024).

"Tidak ada bukti yang diberikan mengenai keberadaan terowongan yang beroperasi di perbatasan Jalur Gaza," lanjutnya.

Menurutnya, klaim Israel tentang terowongan di perbatasan Mesir dan Jalur Gaza hanya sebagai alat propaganda untuk menutupi tujuan Israel menduduki perbatasan itu.

Sebelumnya, surat kabar Israel, Channel 14 Israel, melaporkan tentara Israel yang mengerahkan pasukan Divisi 162 dan Unit Yalam di untuk menyisir perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza dan mencari terowongan di kawasan itu.

"Pasukan Israel telah mengidentifikasi lusinan rute bawah tanah di daerah tersebut, termasuk terowongan raksasa yang terungkap kemarin, Minggu, dan tingginya 3 meter, dan yang mungkin menjadi saksi jaringan penyelundupan senjata antara Mesir dan Gaza," klaim militer Israel, menurut laporan Channel 14 Israel, Minggu (4/8/2024).

Juru bicara militer Israel mengumumkan penemuan terowongan besar setinggi tiga meter, namun ia menghindari menyebutkan terowongan itu melintasi perbatasan dengan Mesir, karena takut akan memperburuk hubungan Israel dan Mesir.

"Pasukan Israel terus mempelajari dan menetralisir terowongan yang ditemukan dan jalur skala besar lainnya yang ditemukan,” kata juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, pada Minggu, dikutip dari Al Arab.

Baca juga: Terowongan Hamas Rumit, Israel Kaget Pejuang Palestina Bisa Tiba-tiba Lenyap lalu Serang Zionis

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.653 jiwa dan 91.535 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (6/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel