OKI: Israel Harus Bertanggung Jawab Penuh atas Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatakan bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh adalah pembunuhan keji yang dilakukan Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh adalah pembunuhan keji yang dilakukan Israel.
Para diplomat muslim ini menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut dan meminta mereka bertanggung jawab penuh.
"Israel, kekuatan pendudukan ilegal, sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan keji ini", kata para diplomat melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan OKI di Arab Saudi pada hari Rabu (7/8/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Selama upacara pembukaan, menteri luar negeri Gambia, Mamadou Tangara mengatakan pembunuhan Haniyeh justru memperluas konflik di Timur Tengah.
“Tindakan keji ini hanya akan meningkatkan ketegangan yang ada dan berpotensi menimbulkan konflik yang lebih luas yang dapat melibatkan seluruh wilayah," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa pembunuhan Haniyeh tidak akan mempengaruhi kekuatan dan ketegasan perlawanan untuk terus berjuang melawan Israel.
"Pembunuhan Haniyeh tidak akan meredakan perjuangan Palestina, tetapi justru akan memperkuat perjuangan tersebut, yang menggarisbawahi urgensi keadilan dan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina,” jelasnya.
Tangara menjelaskan, apa yang dilakukan Israel saat ini telah melanggar hukum dan tatanan Internasional.
Sehingga Israel harus bersiap mendapatkan konsekuensi dari apa yang mereka perbuat saat ini.
“Kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara bangsa merupakan prinsip-prinsip mendasar yang menopang tatanan internasional.
“Menghormati prinsip-prinsip ini memiliki implikasi yang mendalam dan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ini juga membawa konsekuensi yang signifikan," jelas Tangara, dikutip dari Al-Arabiya.
Sementara Hamas dan Iran juga menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh di Teheran pada minggu lalu.
Baca juga: Terungkap Pembunuh Ismail Haniyeh: 2 Warga Iran Anggota IRGC yang Direkrut Mossad
Hamas dan Iran berjanji akan membalas dan memberikan hukuman kepada Iran.
Namun Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah menyerukan de-eskalasi.
Pada hari yang sama, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan beberapa anggota OKI setuju dengan Washington terkait ekskalasi yang terus berlanjut.
Ia berharap, para anggota OKI setuju agar Iran dan Israel tidak memperluas serangan.
"Kami berharap bahwa pada pertemuan OKI tersebut terjadi hal yang sama seperti yang telah kami upayakan selama seminggu terakhir, yaitu bahwa semua pihak yang memiliki hubungan dengan Iran mendesak Iran dengan cara yang sama seperti yang telah kami sampaikan kepada pemerintah Israel bahwa mereka tidak boleh mengambil langkah apa pun yang dapat meningkatkan konflik," kata Miller.
Menurut Miller, eskalasi regional dapat membahayakan prospek perjanjian gencatan senjata di Gaza.
"Eskalasi hanya akan memperburuk masalah yang dihadapi kawasan tersebut," katanya.
Pertemuan hari Rabu bukanlah pertama kalinya blok tersebut dalam mempertimbangkan perang.
Sebelumnya, para anggota OKI berkumpul pada bulan November lalu untuk mengutuk tindakan biadab pasukan Israel di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait OKI dan Ismail Haniyeh
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.