Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan Yahya Sinwar, Ini Sosok Negosiator Hamas Melawan Israel di Meja Perundingan

Al-Hayya adalah pendukung utama gerakan tersebut dan dukungannya yang sangat penting bagi pemulihan perang di Gaza.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Bukan Yahya Sinwar, Ini Sosok Negosiator Hamas Melawan Israel di Meja Perundingan
Emmanuel DUNAND / AFP
Khalil al-Hayya, pejabat senior Hamas, memberi isyarat saat wawancara dengan AFP di kantornya di Kota Gaza pada 21 April 2021. 

Bukan Yahya Sinwar, Ini Sosok Negosiator Hamas Melawan Israel

TRIBUNNEWS.COM, GAZA -  Bukan Yahya Sinwar, pemimpin politik Hamas, yang akan maju di meja perundingan dengan Israel.

Meski Ismail Haniyeh telah menggantikan Ismail Haniyeh setelah meninggal dunia di tangan Israel.

Tiga sumber di Palestina, termasuk seorang pejabat gerakan Hamas, mengungkapkan bahwa pemimpin  gerakan Hamas akan dikendalikan oleh Khalil al-Hayya dari luar.

Dia adalah pemimpin negosiasi atau negosiator mewakili Hamas.

Perundingan dengan Israel  untuk mencapai gencatan senjata di Gaza akan dilakukan Khalil al-Hayya.

Sementara Yahya Sinwar akan terus bergerilya di Gaza memimpin pasukannya.

Berita Rekomendasi

Pejabat Hamas menjelaskan "Dr. Khalil adalah ketua delegasi perundingan dan tidak ada perubahan dalam hal itu," menurut Reuters.

Dia Dipercaya oleh Haniyeh dan Sinwar

Sementara itu, sumber lain yang mengetahui internal Hamas mengatakan bahwa Al-Hayya dipercaya oleh Haniyeh dan Sinwar.

"Dia diharapkan akan terus memimpin negosiasi tidak langsung dan menjadi wajah diplomatik Hamas."

Sumber tersebut menambahkan bahwa Al-Hayya dan Zaher Jabareen, yang memimpin Hamas di Tepi Barat dari luar wilayah Palestina, diharapkan memainkan peran yang lebih besar di masa depan karena mereka menikmati hubungan yang kuat dengan Iran dan Hizbullah.

Sementara narasumber menolak mengungkap identitas mereka karena sensitifitas politik.

Hamas mengumumkan terpilihnya Sinwar, salah satu dalang serangan yang dilancarkan kelompok bersenjata tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel, sebagai kepala biro politiknya menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Iran bulan lalu.

Dia adalah calon penerus Haniyeh.

Para ahli politik Palestina memperkirakan Al-Hayya kemungkinan besar akan menjadi kandidat pengganti Haniyeh, karena berbagai alasan termasuk hubungan baiknya dengan Iran.

Selain itu Al-Hayya adalah pendukung utama gerakan tersebut dan dukungannya yang sangat penting bagi pemulihan perang di Gaza.

Saat bekerja di bawah pengawasan Haniyeh, Al-Hayya memimpin delegasi gerakan tersebut dalam pembicaraan mediasi dengan Israel dengan tujuan mencapai gencatan senjata dan kesepakatan untuk menukar warga Israel yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober dengan warga Palestina di penjara Israel.

Al-Hayya adalah wakil kepala biro politik Hamas di Gaza.

Meskipun ia telah menjalankan peran tersebut dari luar wilayah Palestina selama beberapa tahun dan tinggal di Qatar.

Meskipun Sinwar tidak muncul di depan umum sejak serangan 7 Oktober, ia memainkan peran utama dalam mengarahkan operasi militer dan negosiasi mengenai pertukaran tahanan.

Sumber yang mengetahui internal  Hamas mengatakan bahwa pesan-pesan terus berlanjut antara para pemimpin gerakan tersebut di luar negeri dan Sinwar di Jalur Gaza, meskipun pesan-pesan ini mungkin memerlukan waktu lama untuk sampai.

Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa memilih Sinwar menegaskan pentingnya keterikatan Hamas terhadap Jalur Gaza.

"Ini juga merupakan pesan kepada pendudukan Israel bahwa pembunuhan Anda terhadap Haniyeh mempunyai akibat yang kontraproduktif."

Sumber:  Al Arabiya/Reuters

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas