AS Diduga Serahkan Daftar Agen Mossad yang Terlibat Pembunuhan Ismail Haniyeh ke Iran
Israel sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr tetapi belum mengomentari kematian Haniyeh di Teheran.
Penulis: Hasanudin Aco
Delegasi tersebut berusaha menyampaikan pesan ke Teheran guna meredakan ketegangan di kawasan antara Iran dan Israel.
TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Sebuah sumber penting di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan kepada media Kuwait al Jarida bahwa delegasi Amerika, yang dimediasi oleh Oman, diam-diam melakukan perjalanan ke Teheran, Iran.
“Ini benar-benar salah,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS kepada The Post, Kamis (15/8/2024).
Fox News melaporkan bahwa delegasi tersebut diduga berupaya menyampaikan pesan ke Iran untuk meredakan ketegangan di kawasan antara Iran dan Israel.
Misi tersebut dilaporkan untuk menyampaikan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bahwa pemerintahan Joe Biden-Harris "dibiarkan tidak tahu apa-apa" oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Fuad Shukr dari Hizbullah.
Israel sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr tetapi belum mengomentari kematian Haniyeh di Teheran.
Pejabat AS Diam-diam Bertemu Iran
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas akibat alat peledak yang diselundupkan ke wisma tamunya di Teheran, demikian dilaporkan New York Times.
Bom tersebut disembunyikan pada bulan Juni dan menggunakan teknologi jarak jauh.
Laporan sebelumnya oleh The Telegraph menuduh bahwa Mossad menyewa agen keamanan Iran untuk menanam bahan peledak di kamar Haniyeh, mengutip dua pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya dalam laporan tersebut.
Laporan yang sama menyatakan bahwa agen tersebut meninggalkan negara itu tetapi tetap memiliki sumber yang dekat di Iran.
Fox News juga melaporkan perkembangan terkini, dengan mencatat bahwa delegasi Amerika diperkirakan tiba di Iran melalui Turki, mendarat di Bandara Payam-e-Khorram di Karaj Kamis lalu dan bertemu dua jam dengan pejabat Iran sebelum kembali ke Turki.
Diduga, delegasi Amerika menyerahkan daftar nama sepuluh agen Mossad di Iran yang diyakini Amerika terlibat dalam pembunuhan itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Al Jarida mengatakan bahwa Amerika dilaporkan melakukan hal ini sebagai inisiatif "itikad baik" dalam menanggapi serangan Israel, yang dilakukan tanpa koordinasi Amerika.
Ada Pembelot di Iran
Sebelumnya disebutkan ada sosok di Internal Iran yang membantu Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Mereka adalah dua anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari Korps Garda Revolusi Islam (IRCG), menurut laporan terkini.
Keduanya merupakan warga negara Iran dan direkrut oleh badan mata-mata Israel, Mossad.
Dilansir Anadolu Ajansi, keduanya memperlihatkan gelagat aneh saat mendatangi wisma tamu tempat Haniyeh menginap di Kompleks Saadabad, Teheran.
Diduga saat itu juga mereka memasang bom di kamar tempat Haniyeh menginap tersebut.
"Para penjaga (anggota IRGC yang direkrut Mossad) terlihat dalam rekaman CCTV, bergerak diam-diam di lorong, menuju kamar kamar yang rencananya diperuntukkan bagi Haniyeh," tulis laporan.
Hingga kemudian, satu jam setelah memasang bom, keduanya langsung dievakuasi dari Iran oleh Mossad.
Setelahnya, Mossad mencari waktu yang tepat untuk mengeksekusi rencana pembunuhan Haniyeh.
Ancaman Serangan ke Israel
Akibat seangan Mossad terhadap Haniyeh membuat Iran berang.
Kementerian Luar Negeri Iran dengan tegas menolak seruan negara-negara Barat untuk menahan diri dalam melancarkan serangan balasan ke Israel.
Menurut Nasser Kanaani, seruan dari Prancis, Jerman dan Inggris untuk membatalkan serangan ke Israel adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
"Tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional," kata Kanaani, dikutip dari Al-Arabiya.
Tidak hanya itu, Kanaani menilai ketiga negara barat tersebut terlalui ikut campur dengan ketegangan yang terjadi antara Iran dan Israel.
“Tanpa keberatan apa pun terhadap kejahatan rezim Zionis (Israel), pernyataan E3 (Prancis, Jerman, Inggris) dengan kurang ajar mengharuskan Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata Kanaani, dikutip dari Al Jazeera.
Kanaani dengan tegas meminta kepada ketiga negara tersebut agar menghindari hasutan Israel dan membela Gaza.