Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Israel Menyebut Israel Dipimpin oleh Para Pengkhianat, Termasuk Netanyahu, Mendorong ke Jurang

Media Israel mengungkapkan, Israel saat ini dipimpin oleh para pengkhianat, termasuk Benjamin Netanyahu.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Media Israel Menyebut Israel Dipimpin oleh Para Pengkhianat, Termasuk Netanyahu, Mendorong ke Jurang
shafaq/tangkap layar
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. Friksi keduanya kembali menajam seiring belum berlangsungnya invasi militer Israel ke Lebanon guna mengusir Hizbullah dari garis perbatasan. Friksi ini dimanfaatkan Hizbullah untuk meningkatkan serangan ke wilayah pendudukan Israel. 

Media Israel Menyebut Israel Dipimpin oleh Para Pengkhianat, Termasuk Netanyahu, Mendorong ke Jurang

TRIBUNNEWS.COM- Media Israel mengungkapkan, Israel saat ini dipimpin oleh para pengkhianat, termasuk Benjamin Netanyahu.

Surat kabar Israel Haaretz mengecam Netanyahu dan menteri pendidikan Israel, dengan mengatakan bahwa seperti semua pemimpin, mereka secara konsisten mencoba menghindari akuntabilitas.

"Israel" dijalankan oleh orang-orang yang mengkhianati posisi mereka, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mendorongnya ke jurang, kata surat kabar Israel Haaretz dalam tajuk rencananya pada hari Senin.

Artikel yang diterbitkan oleh media Israel tersebut mencerminkan perpecahan dan fragmentasi internal dalam pendudukan Israel dan menyoroti kegagalan para pemimpinnya dalam mengelola rezim selama masa perang.

Ia selanjutnya mengupas kerusakan yang ditimbulkan masing-masing pemimpin Israel terhadap "Israel", dimulai dengan Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch.

Menurut surat kabar tersebut, Kisch memiliki satu misi berat, yaitu memastikan dimulainya tahun ajaran seperti biasa, tetapi gagal mencapainya, dan menganggapnya bertanggung jawab atas pendidikan hampir 2,5 juta siswa.

BERITA TERKAIT

"Ketidakpedulian Kisch terhadap nasib pendidikan publik, sistem terbesar dan utama di Israel, mencerminkan komitmen penuhnya untuk menyalurkan sejumlah besar uang ke dalam pendidikan Haredi, di samping penghancuran administrasi yang tepat dan kesempatan untuk masa depan yang adil."

Haaretz menambahkan bahwa hal ini mencerminkan hierarki prioritas pemerintahan pendudukan Netanyahu yang menyimpang.

Seperti Netanyahu, surat kabar itu mengatakan, Kisch berusaha menghindari tanggung jawab dan akuntabilitas apa pun.

Surat kabar itu menuduh Kisch terlalu sibuk memberikan tunjangan dan beasiswa untuk pendidikan bagi kamu Yahudi Haredi sampai-sampai tidak ada waktu maupun uang tersisa untuk membantu siswa di pendidikan formal [publik].

Kisch tergolong sebagai salah satu dari banyak orang dalam pemerintahan "bencana", yang berdiri di atas bukit dan melayani koalisi penjarah Netanyahu.

Bila tujuan akhirnya adalah kelangsungan hidup politik perdana menteri, kata Haaretz, maka semua kementerian hanyalah alat peraga dalam permainan yang sudah dikenal,

"Sebuah permainan di mana partai-partai sektoral tumbuh semakin besar, masing-masing menuruti hawa nafsunya, dan partai-partai ini punya hawa nafsu yang besar."

Menutup artikelnya, Haaretz menegaskan bahwa pendudukan Israel dijalankan oleh kelompok-kelompok yang mementingkan diri sendiri yang digambarkan sebagai "pengkhianat", dengan mengatakan,

"Menteri Keuangan merusak perekonomian, Menteri Keamanan Nasional merusak keamanan nasional, Menteri Pendidikan merusak para siswa, dan Perdana Menteri mendorong Israel ke jurang kehancuran."

Netanyahu tawarkan keruntuhan 'Israel', tulis media Israel

Benjamin Netanyahu "secara tidak sengaja melayani kepentingan Iran dan Hizbullah, seperti yang sebelumnya dia lakukan dengan Hamas," tulis mantan ombudsman pasukan pendudukan Israel Mayor Jenderal Itzhak Brik dalam sebuah artikel untuk situs web berita Israel Maariv.

Ia mengatakan bahwa Netanyahu adalah "hadiah dari pemerintah Israel untuk musuh-musuhnya," dari Iran hingga Hizbullah.

Brik menjelaskan bahwa kebijakan Netanyahu yang gagal telah menguntungkan Poros Perlawanan.

Mantan pejabat itu mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan perdana menteri Israel sebanyak enam kali sejak perang di Gaza dimulai, seraya menambahkan bahwa ia "tahu betul bahwa Hamas tidak dapat diberantas."

Meskipun demikian, Netanyahu bersikeras bahwa rezim Israel akan terus memerangi Hamas hingga musnah sepenuhnya.

Ia mengatakan bahwa Netanyahu telah memanfaatkan pernyataan-pernyataan yang keterlaluan tersebut untuk memacu para pemukim dan pejabat Israel sayap kanan untuk mendukung pemerintahannya.

Brik menekankan bahwa para ekstremis ini memberinya "legitimasi" untuk melanjutkan perang sampai akhir, yang memungkinkannya untuk tetap menjabat sebagai Perdana Menteri.

Mantan pejabat itu menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan ini tidak memajukan kepentingan para pemukim maupun keamanan Israel, seraya menambahkan bahwa faktor-faktor ini tidak mendikte pembuatan kebijakan Netanyahu.

Ia mengatakan bahwa tujuan dari kebijakan-kebijakan ini adalah untuk memungkinkan Netanyahu tetap berkuasa, bahkan jika kebijakan-kebijakan itu mengarah pada "kehancuran ketiga."

SUMBER: AL MAYADEEN

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas